+6287xxxxxxxx
Pulang yaAku mengerjapkan mataku berkali-kali saat menerima pesan singkat itu, nomornya tidak ada di ponselku dan foto profilnya juga tidak ada. Mungkin orang yang salah kirim juga bisa, setelah kecelakaan itu kan ponselku hancur.
Aku bangun lalu melihat sekitar, ah pagi hari yang cerah yang masih bisa kulihat.
"Ann, ayo menikah"
Aku hampir tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan kalimat Roy yang kemarin, aku juga belum bisa menjawab perasaannya.
Mau tanya bagaimana perasaanku? Aku sendiri juga tidak tahu, labil ya? Memang, tapi aku sendiri juga bingung harus bagaimana.
"Hey, pagi-pagi sudah melamun saja"
Aku menoleh ke arah samping lalu melihat Calista yang tersenyum dan membawakan ku sarapan pagi.
"Tidak tidur nyenyak ya?" tanyanya.
"Iya"
"Sedang memikirkan apa?"
"Bagaimana cara membalas perasaan orang yang tulus kepada kita Cal?" tanyaku.
"Apa orang yang kamu maksud itu Roy?"
Aku hanya mengangguk mendengar pernyataan Calista, lagi pula aku juga tidak mau menutupinya dari siapapun.
"Kemarin Roy mengatakan kalau dia mencintaiku dan ingin menikahi ku, aku sendiri belum mengatakan apa-apa kepadanya. Aku bingung Cal, aku takut melukai perasaan orang yang sudah dengan tulus menyayangiku"
Calista lalu duduk di depanku sembari menggenggam tanganku, "Bagi mereka yang mencintai seseorang dengan tulus, cukup melihat orang yang mereka cintai itu bahagia maka baginya juga sudah cukup Ann..."
"Mereka mencintai tanpa alasan karena memang pada dasarnya mereka tulus dan mereka tidak akan kenapa-napa jika perasaan mereka tak terbalaskan.."
"Melihat orang yang dicintai lebih bahagia itu sudah cukup kok Ann tanpa harus memiliki orang itu.."
"Apapun keputusan mu, kamu harus memberi tahu dia. Baik terbalaskan atau tidak, mereka tidak akan marah atau kecewa karena pada akhirnya ketulusan yang sesungguhnya itu adalah sebuah pengikhlasan"
"Ann, sebuah ketulusan itu tidak boleh mengharap sebuah imbalan" ucapnya sekali lagi.
Bisa aku lihat bagaimana Calista mengatakan itu dengan kalimat yang seolah dia juga sedang mencintai seseorang dengan ketulusan yang tidak terbalaskan, maka ia mengatakan bahwa ketulusan adalah sebuah ikhlas jika perasaan tidak terbalaskan.
"Jadi apa aku harus menerima perasaannya Cal?"
"Jika hati mu mengatakan itu maka lakukanlah Ann, ikuti kata hatimu maka kamu tidak akan tersesat"
"Kalau hati salah memilih?" tanyaku.
"Ya gapapa, karena itu keinginan hati kamu. Setidaknya kamu mengikuti kata hati" jelasnya.
"Apa mas Roy mau menunggu ku Cal?"
"Tentu saja, kalau tidak mau menunggu aku akan meninju dia" ucapnya lalu mengepalkan kedua tangannya.
"Hahahaha, kamu ini aneh-aneh aja Cal"
"Ya udah yuk, sarapan dulu Ann" ucapnya lalu menyuapi ku makanan padahal kan aku bukan bayi.
"Yak, aku bukan bayi jadi tidak perlu menyuapi ku"
"Utututu, tapi kamu itu bayi aku. Hey, ingat ya aku ini 3 bulan lebih tua dari kamu"
"Iya deh yang paling tua"
"Paling tua? Bukannya Asya ya?"
"Kita seumuran loh cuma beda beberapa bulan aja sih Cal"

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]
Fiksi RemajaDidunia ini tidak selalu berputar tentangmu tapi kamu adalah tokoh utama disetiap dunia yang kau pijaki. Didunia perfilman atau drama yang lain ada namanya tokoh utama atau main cast dan tokoh tambahan atau figuran. Bisa jadi kamu menjadi tokoh utam...