[37] After the accident

65 11 8
                                    

Aku hanya memandang langit dari ruangan yang aku benci, bau rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya memandang langit dari ruangan yang aku benci, bau rumah sakit.

Ku pandangi burung-burung yang terbang bebas merasakan angin diluar sana, meskipun di dalam ruangan terasa sejuk tapi diluar sana seperti lebih baik.

Ingin rasanya aku berlari, tapi sayang kedua kaki ku tidak bisa ku ajak lari lagi.

"Huft..apakah begini akhirnya? Ibuk..bapak..."

"Anna harus gimana?"

Tidak terasa air mataku perlahan turun, aku memukul pelan-pelan bagian paha ku tapi nihil tidak dapat ku rasakan sakitnya.

"Hahaha, kenapa tidak sakit"

Aku mencubit keras pahaku, mungkin jika dibuka sudah membiru kulitku tapi aku hanya tidak merasakan apapun.

"AKKKK, KENAPA!!!"

Aku berusaha berdiri tapi rasanya kaki tidak bisa menapak di lantai, lalu aku terjatuh. Selang infus yang masih tertancap di tanganku terlepas paksa hingga tercabut dan melukai tanganku.

"Aku cacat...kaki ku tidak bisa aku gunakan lagi! Aku cacat!"

Aku menarik paksa rambutku, ini sangat berat bagiku. Dalam semalam aku harus kehilangan kedua kakiku, aku membencinya sungguh.

Brak!!!

"Anna!"

Seseorang datang lalu memelukku, aku sendiri meronta agar terlepas darinya.

"Lepas!"

"Ann, tenanglah. Semakin kamu banyak gerak luka ditanganmu semakin besar"

"Aku tidak peduli mas! Sekarang aku benar-benar cacat, baik secara fisik dan mental ku! Minggir!"

Aku berusaha mendorong Roy, namun tenaga ku yang masih belum pulih seutuhnya tidak mampu mendorongnya. Roy terus saja memeluk ku, berusaha menenangkan ku tapi aku sendiri sulit mengontrol diriku.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melakukan apa-apa, aku tidak bisa berjalan lagi.."

"Kamu masih punya aku dan yang lainnya Ann, kami bisa jadi pengganti kaki kamu"

"Enggak...aku.. Minggir mas!" aku kembali mendorong Roy dan berhasil membuat Roy menjauh.

Aku merangkak menuju nakas di sampingku disana ada sebuah pisau kecil.

"Anna!"

"Jangan mendekat!" ucapku lalu menempelkan pisau itu di nadiku.

"Anna jauhkan pisau itu, jangan Ann"

"Jangan mendekat atau aku akan menggoreskan pisau ini"

"Anna coba tenanglah.."

"Bagaimana aku bisa tenang?! Aku dinyatakan lumpuh total mas, aku cacat, kaki ku lumpuh! Aku tidak bisa berjalan lagi entah apakah aku masih sanggup untuk berpijak di dunia ini lagi!"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang