[48] Extra Part 1 : FIGURAN

89 11 18
                                    

Kembali nya Anna ke rumah orang tuanya membuat semua orang nampak senang, terutama bapak Anna yang kini terlihat lebih rapuh menggunakan kursi roda.

Anna yang baru saja tiba dari perjalanannya, langsung menatap sedih ke arah bapak. Hal sama yang dilakukan bapak yaitu sedih melihat putrinya dengan kondisi yang sama dengan dirinya. Ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi putrinya, ia sadar setelah 24 tahun lamanya jika putri nya juga menderita.

"Anna...anak bapak"

Anna sudah tidak mampu menahan air matanya, ia lantas memaksa dirinya untuk berjalan namun ia terjatuh, saat Andra ingin menolongnya segera Anna menepis tangan Andra lalu merangkak mendekati bapaknya.

Bapak juga sudah tidak sanggup lagi lalu ia ikut menjatuhkan dirinya dan merangkak mendekati sang putri, mereka saling memeluk menyalurkan rasa rindu yang telah lama mereka pendam. Menumpahkan segala air mata yang tertahan bertahun-tahun.

"Anna kangen bapak"

"Bapak juga kangen Anna, maafin bapak ya nak" ucapnya lalu mengusap kedua pipi Anna yang sudah basah dengan air mata.

"Pak, Anna menderita jauh dari bapak dan ibu. Anna menahan rasa sakit ini sendirian pak, rasa sakit yang sekarang semakin besar karena Anna tahu bapak dan ibu sudah bercerai..."

"Kenapa bapak gak bilang sama Anna pak..." ucapnya sembari memukul dada bapak.

"Bapak sama ibu gak sayang sama Anna? Kenapa hal sepenting ini Anna gak tahu pak! Anna ini masih anaknya bapak dan ibu tidak!"

Hancur, semua yang kini hancur ia luapkan. Emosi yang ia pendam selama ini tumpah ruah, tidak peduli dengan apapun ia hanya ingin rasa sakit ini segera hilang. Cukup sudah ia menahannya selama ini, ia hanya ingin mengatakan semuanya kepada bapak.

"Tau gak sih pak, Anna hampir menyerah karena keadaan yang brengsek ini! Anna memang punya sahabat disana yang selalu jagain Anna tapi Anna gak bisa ngomong ini sama mereka!"

"Semuanya Anna pendam sendiri pak..."

"Bapak minta maaf nak"

"Kenapa pak...jelasin semuanya ke Anna..."

Semua orang yang menatap kedua orang di bawah hanya mampu menundukkan kepala, banyak yang tidak di ceritakan karena tidak ingin menyakiti salah satu. Namun, lebih menyakitkan juga jika tidak pernah di ceritakan dan tahu dari orang lain.

Bukankah mereka keluarga?

"Pak..Anna sayang sama bapak dan ibu tapi kenapa kalian jahat sama Anna? Anna ada salah apa pak? Bagaimana bisa masalah sepenting ini Anna tidak di beri tahu? Apa sudah tidak ada jalan untuk menyelesaikan nya pak selain perpisahan?"

"Akibat perpisahan orang tua yang menderita itu anak pak, korbannya anak!"

"Aku udah menahan selama ini agar aku tetap waras tapi kenapa kalian justru seolah ingin membuatku gila! Semuanya terasa lelah pak!"

"Na...maafin bapak Na. Bapak memang salah, maafin bapak"

"Aku capek pak.."

Bapak lantas memeluk Anna, mengusap punggung putrinya yang ia dapat rasakan bahwa punggung putrinya sangat rapuh. "Bapak sayang Anna makanya bapak gak cerita"

Anna yang mulai merasa pusing, matanya terasa sangat kantuk lalu memejamkan matanya. Bapak yang merasakan tubuh putrinya lemah lantas meminta bantuan Andra untuk memeriksa putrinya.

"Ndra, Anna kenapa?"

"Anna.." panggil Andra lalu mengambil alih tubuh Anna dan menyandarkannya di dadanya.

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang