[21] Make her smile again

68 14 0
                                    

Sudah tiga hari ini Asya dirawat dan selama itu juga kami selalu bergantian menjaganya, disini ia hanya memiliki kami. Bunda kembali ke Malang dengan alasan merawat nenek Asya, mungkin alibinya agar tidak menemui Asya tapi bisa juga ia pergi untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu dan kembali membawa hati yang sudah siap.

Aku sudah izin dengan pak Dio jika aku akan mengambil jatah cuti ku tapi tetap saja jika ada pekerjaan aku akan melakukannya meski harus di rumah sakit sekalipun.

"Anna..."

Aku menoleh ke arah Asya yang menatapku dengan senyumnya, "Mau berjalan-jalan keluar sebentar?" tanyaku lalu ia mengangguk.

Aku menyiapkan kursi roda lalu membantu Asya duduk, badannya masih lemas. Ia juga tidak makan banyak karena harus makan bubur rumah sakit yang rasanya juga pasti aku tidak menyukainya.

Aku mendorong kursi roda itu perlahan sembari berbincang hangat dengan Asya, hingga kami sampai di taman rumah sakit.

"Disini aja Ann.."

"Baiklah tuan putri" ucapku lalu mengunci kursi roda agar tidak berjalan sendiri.

Kami duduk sembari menikmati udara di sore hari.

"Segar rasanya berada diluar sini, tidak terasa sesak" ucapnya.

"Kamu harus sering-sering keluar agar tidak bosan didalam kamar"

"Ann..."

"Iya?"

"Maaf ya sudah merepotkan kamu dan juga yang lain, tapi jika bukan kalian siapa lagi yang akan menjagaku? Bahkan bundaku sudah tidak ingin melihatku lagi"

"Aku putri yang jahat kan Ann?"

Aku menggenggam tangan Asya, "Tidak, kamu sudah berusaha menjadi putri yang baik. Semua ini karena takdir Tuhan, memang beberapa takdir sulit kita terima karena terlalu pahit..."

"Tapi ingat kan? Kopi pahit pun banyak peminatnya bahkan ada yang sangat fanatik akan kopi hitam pahit karena apa mereka menikmati setiap tegukan kopi itu tanpa merasakan bagaimana pahitnya..."

"Sya, kamu tidak pernah sendirian. Selalu ada Tuhan dan juga kita tempat kamu bersandar, jangan pernah melakukan hal itu lagi ya"

"Terima kasih Ann.."

"Aduh..."

Kami menoleh saat melihat seorang anak kecil terjatuh saat bermain, gadis kecil dengan baju rumah sakit. Aku tersenyum lalu menghampirinya dan membantu membersihkan pakaiannya.

"Kamu tidak apa-apa? Lain kali hati-hati ya, kalau jatuh seperti ini nanti siapa yang sakit?"

"Hehe, maaf kakak"

"Loh minta maafnya sama diri sendiri dong"

"Gimana caranya kak?"

"Begini.." aku memegang kedua tangan gadis kecil itu lalu menyilangkannya di kedua bahunya, ini disebut teknik butterfly hug.

"Tepuk bahu kamu terus bilang maaf ya karena aku harus terjatuh dan membuatmu sakit, lain kali aku akan lebih berhati-hati agar kamu tidak terluka dan terima kasih karena kamu tidak menangis"

"Maaf ya karena Aleena jatuh kamu jadi sakit, lain kali Aleena akan lebih berhati-hati agar kamu tidak terluka dan terima kasih karena kamu tidak menangis" ucapnya mengikuti kalimatku.

"Bagus anak cantik, jadi nama kamu Aleena?"

"Iya, kalau nama kakak siapa?"

"Nama kakak Anna dan itu namanya kak Asya"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang