[33] Kita itu apa (?)

63 8 7
                                    

Aku baru saja turun dari mobil dan ku dapati Roy juga turun, ia menatapku namun aku segera mengalihkan pandanganku. Memang sudah sebulanan lebih kami sedikit menjauh seperti pada awalnya. Yang asing pernah dekat lalu kembali asing. Begitulah kiranya situasi sekarang.

Aku berjalan lebih dulu namun ia segera menahan tanganku membuatku membalik badanku menghadapnya.

"Iya ada mas?"

"Kenapa?"

"Kenapa apanya mas?"

"Kamu?"

"Saya gapapa mas"

"Tidak, kamu tidak baik. Kenapa kantung matamu membengkak, kamu terlihat lebih pucat dan mata kamu sangat sayu"

"Hanya lelah saja"

Aku terkejut saat Roy mendekat, wajahnya tepat di samping wajahku "Bau alkohol"

Aku segera mendorong tubuh Roy, "Tidak, bukan saya"

"Kamu tidak pernah seperti ini Ann, baru kali ini aku mencium bau alkohol dari tubuhmu biasanya selalu bau vanilla? Apa kamu mabuk?"

"Tidak, sudah mas tidak perlu mencampuri urusan saya. Ini privasi saya, maaf saya harus kembali" ucapku lalu melepas tangan Roy.

"Ann" lagi Roy menahan lenganku.

"Iya ada apa mas?"

"Saya ingin bicara malam ini, saya jemput kamu pukul 8 malam nanti"

Setelah mengatakan itu Roy berjalan lebih dulu, aku pun hanya menghela nafasku kasar. Aku baru teringat jika katanya bau ku tercium bau alkohol, memang sedikit berbau tapi tidak terlalu dan memang akhir-akhir ini aku sering minum alkohol. Aku menyemprotkan parfum ke badanku untuk menyamarkan baunya, mengenai wajahku yang pucat terserah saja aku sedang tidak ingin berdandan.

°°°

Waktu berjalan dengan cepat, sejujurnya aku sedang banyak pekerjaan tapi aku terlalu malas untuk menyelesaikannya. Demi apapun aku seperti manusia yang hanya tinggal kulitnya saja alias seperti mendoan yang tipis sekali. Tulang ku rasanya remuk semua.

"Ann"

Aku menoleh ke belakang, ada Roy disana. "Iya mas?"

"Jangan lupa nanti saya jemput pukul 8, ada yang ingin saya tanyakan pada kamu"

Setelahnya ia berlalu begitu saja, dapat aku lihat dari raut wajahnya ia sedang menahan rasa kecewa dan sebuah tanya dalam benaknya. Mungkin juga aku harus mengatakan juga apa yang ingin ku tanyakan.

°°°

Pukul 20.00 WIB

Aku sudah menunggu Roy di depan lobi, belum terlihat juga mobil Roy datang. Aku berjalan mondar-mandir, rasa dingin yang menusuk di seluruh tubuhku ini aku hiraukan saja.

20.30 WIB, Roy juga tidak kunjung datang. Apakah ia lupa atau ada keperluan mendadak lainnya? Ingin aku menghubungi nya namun aku enggan, maksudku setelah sebulan ini sikap kami yang canggung menjadi kendala bagi ku untuk memulai percakapan lebih dulu.

"Mbak Anna kok masih diluar?" tanya penjaga apartemen.

"Iya pak, saya menunggu teman katanya mau jemput"

"Ditunggu di dalam saja mbak nanti saya kasih tahu kalau ada yang mencari mbak Anna"

"Tidak usah pak, mungkin sebentar lagi ia datang"

"Baiklah kalau begitu saya pamit keliling dulu mbak"

"Iya pak"

22.00 WIB

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang