[32] Which side?

52 11 5
                                    

Kalut itu yang aku rasakan sekarang, duduk di depan kaca jendela tengah malam sembari menyesap rokok?

Kalian percaya itu? Ya, inilah aku. Sisi buruk yang aku benci bukankah setiap manusia memiliki sisi buruknya?

Menyesap asap rokok lalu menghembuskannya hingga membentuk sebuah lingkaran diudara, ditemani sebotol alkohol dan camilan keripik kentang.

Haha, bukan seperti aku saja tapi nyatanya ini aku.

Setelah sekian lamanya, kedua orang tua itu menghubungi ku. Bukannya menanyakan kabar baik tapi malah memberi kabar buruk. Bukannya menanyakan tentang kabar justru malah harus mendapat sabar.

"Keluarga lengkap? Iya. Masih utuh? Iya. Tidak pernah mengeluh? Iya. Masih ada cinta? Tidak"

"Kenapa mereka itu mudah sekali mengambil kesimpulan tanpa tahu bagaimana ceritanya?"

Kalimat Calista waktu itu tidak semudah itu aku lupakan, masih membekas dan dalam rasanya. Tapi aku berusaha untuk menutupinya didepan mereka. Dibanding kalimat yang mengusikku itu tidak seberapa bagaimana selama ini mereka menemaniku.

Kembali kepala berputar pada beberapa jam yang lalu, suara seorang wanita yang selama ini aku rindukan membuatku menjadi takut.

Aku tenggak lagi sebotol alkohol didepan ku, aku memang tidak kuat jika kebanyakan minum tapi satu botol masih bisa aku atasi.

"Manusia. Apa sebenarnya arti manusia?"

>>Flashback Author POV<<

Anna yang baru saja mendaratkan tubuhnya dikasur dan sejenak memejamkan matanya karena kelelahan sebulanan ini harus mengejar dateline terusik kala ponselnya terus berdering.

Nama yang muncul dilayar ponsel itu bertuliskan "Ibuku", ia segera menggeser ikon warna hijau ke atas.

"Halo buk?"

"Anna"

"Iya buk?"

"Bapak sama ibuk sudah cerai"

Kalimat dari ibu Anna membuat gadis itu mematung seketika, otaknya seolah berhenti berfikir.

"Maksud ibu apa?"

"Maaf karena ibu terlambat memberi tahu kamu, ibu dan bapakmu sudah pisah sejak satu tahun lalu"

"Lantas kenapa kalian berpisah?" ucap Anna dengan nada setenang mungkin walaupun guratan di lehernya tercetak jelas.

"Bapakmu selingkuh dan ibu langsung meminta pisah, tidak lama setelah pengadilan memutuskan perceraian itu bapakmu sudah menikah dengan wanita jalang itu"

"Ibu..."

"Maaf karena sudah mengecewakan kamu, jangan cari ibu lagi ya nak. Ibu menelponmu karena ibu mau pamit"

"Maksud ibu apa?" ucap Anna dengan nada sedikit bergetar.

"Ibu akan pulang ke kampung halaman ibu di Riau sana, jangan salahkan bapak mu tapi salahkan ibu juga"

"Ibu aku tidak mengerti, apa maksud ibu?"

"Dalam beberapa bulan kedepan setelah ibu pindah ke Riau, ada seseorang yang meminang ibu. Lelaki itu sudah memiliki anak, ibu kesepian Ann"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang