[46] Sebuah Jawaban

73 10 10
                                    

Sore ini aku tengah memoles lipstik di bibirku, gaun selutut warna putih menjadi pilihan ku sore ini, rambut yang aku kucir setengah lalu menaruh jepit bunga matahari membuat ku tampil cantik sore ini.

"Ih cantiknya aku" puji ku pada diriku sendiri.

Tidak apa loh memuji diri sendiri itu karena itu adalah bentuk kita menghargai diri kita dan tidak perlu penilaian orang lain bagaimana tentang kita, aku ya aku, kamu ya kamu. Satu lagi, cara itu bisa membuat kita mengurangi rasa insecure kita. Kita cantik menurut versi kita sendiri, cukup jadi diri sendiri.

Asya datang dengan mengetuk pintu kamar, aku menoleh ke belakang dan menatapnya dengan senyuman.

"Cantiknya, pasti ada janji sama seseorang ya?" ucapnya.

"Hehe, iya hari ini ada janji ketemu sama mas Roy"

"Adududu, jangan-jangan kamu bakal jawab soal lamaran Roy kemarin ya?"

"Hehehe" aku hanya tersenyum lalu menggaruk tengkukku.

Asya mendekat lalu mendorong kursi rodaku sampai kedepan ruang tamu, ternyata disana sudah berkumpul banyak orang. Aku merasa hangat karena aku merasa bahwa ada keluarga baru untuk aku.

"Tunggu, boleh kita berfoto bersama?"

"Tentu saja, Rey kamu bawa kamera kan?" tanya Asya.

"Reyga tidak pernah melepas kameranya Sya, sudah cinta mati dia sama kameranya" imbuh Refania.

"Kamu cemburu dengan kamera babe?"

"Tidak"

"Eiyy, kamu itu tetap prioritas aku babe. Jangan cemburu begitu" goda Reyga.

"Sudah, ayo kita berkumpul untuk berfoto" ajak Refania lalu menggandeng Calista.

Aku duduk di depan semua orang dengan Roy dibelakangku, lalu disampingnya Calista, disampingnya lagi Abimana dan Asya serta Aleena lalu di sebelah ada Refania dan Reyga. Kami tersenyum ke arah kamera lalu suara klik dari kamera menandakan bahwa foto berhasil di abadikan.

"Okey, kalau gitu aku izin bawa Anna ya" ucap Roy.

"Bawa aja Roy, besok gak perlu izin lagi ya soalnya kan dia punya kamu" jawab Asya.

Aku hanya tersenyum menunduk, "Ayo Ann" ajak Roy.

Roy mendorong kursi rodaku menuju mobilnya, sampai di depan mobil ia menggendong tubuhku lalu meletakkan di kursi depan dan memasangkan seatbeltnya. Ia tersenyum lalu mengusap rambut yang sedikit menjulur ke arah wajahku, bisa aku lihat bahwa ia sangat menyayangiku.

"Cantik banget" pujinya, aku hanya tersenyum.

Ia melipat kursi roda ku lalu meletakkannya di belakang, setelahnya ia masuk ke dalam mobil dan kita pun berangkat ke tempat tujuan yang aku sendiri juga belum tahu dimana tempatnya.

°°°

Sesampainya kami ditempat yang aku sendiri masih asing, Roy memintaku untuk menutup mata dan memasangkan penutup mata.

"Kenapa harus ditutup mas?" tanyaku.

"Biar surprise" jawabnya.

Aku hanya mengikuti keinginannya, lalu aku merasakan tubuhku melayang dan dengan spontan aku mengalungkan kedua tangan ku di leher Roy.

"Kursi roda ku?" tanya ku.

"Tidak perlu, aku akan menggendongmu seperti ini"

"Malu mas nanti dilihat orang lain"

"Hahaha, aku gak peduli Ann. Aku cuma senang karena bareng sama kamu"

Aku menepuk punggung Roy, "Ih, turunin lah mas nanti aku malu"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang