[14] Something Unusual

98 16 3
                                    

Pagi harinya aku berangkat naik taksi ke kantor, kemarin aku menyuruh bengkel langganan ku untuk menderek mobilku karena sedikit macet kemarin.

Aku memandang kota Yogyakarta, sudah hampir 9 tahun disini dan kenangannya sangat indah bahkan kenangan ini lebih baik dibanding 14 tahun di kota kelahiran sendiri.

Apakah suatu saat nanti aku akan meninggalkan kota ini? Kota yang banyak memberiku kenangan indah, tujuanku merantau selain menghindari keluarga ku juga karena aku mencari seseorang.

Tidak butuh waktu lama, aku menemukannya tepat memasuki SMA. Awalnya aku tidak mengenalinya tapi semakin lama aku menyadari sesuatu yang tidak pernah berubah dari dia, setelahnya kami berpisah lagi hingga belum lama kami bertemu.

"Ayo bertemu lagi setelah dewasa"

Ucapannya kala itu sembari menautkan jari kelingkingnya padaku, kita sudah bertemu dengannya tapi hanya aku yang mengingatnya.

Mengingat kenangan lama itu membuatku menarik nafas lebih dalam, dilupakan oleh masa lalu tidak pernah terpikirkan bagiku akan sesakit ini. Hanya aku yang tahu bagaimana rasanya menyimpan ini sendirian.

"Mbak..mbak"

Lamunanku teralihkan saat supir taksi memanggilku, "Iya, ada apa pak?"

"Kita sudah sampai"

"O-oh, iya. Terima kasih pak"

Aku turun dari taksi, selama pikiranku bernostalgia ternyata aku tidak menyadari bahwa perjalanan ke kantor sudah tiba dengan cepat.

Aku segera memasuki kantorku, menyapa pak satpam dengan senyuman dan menyapa beberapa office boy/girl dan juga rekan kerja dengan senyuman.

Hari ini aku tidak punya cukup tenaga untuk terlihat energik, entahlah kini kekosongan itu semakin terasa hingga membuatku tidak minat untuk melakukan apapun.

Ting..

Pintu lift terbuka lalu aku segera masuk, namun pintu lift tiba-tiba ditahan oleh seseorang.

"Mbak..hosh hosh hosh"

Aku mengerutkan dahiku, "Ada apa mas Roy?"

"Ini" ucapnya sembari memberikan susu kotak rasa coklat kepadaku.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah Roy ini, "Terima kasih"

Ia hanya tersenyum lalu melepas pintu lift, perlahan lift tertutup sementara ia masih berdiri disana dan tersenyum ke arahku.

Sesampainya di lantai 3, aku segera memasuki ruanganku. Aku melihat beberapa berkas sudah tertumpuk dimejaku, "Baiklah, saatnya kembali kepada realita"

Aku duduk lalu membuka laptop dan komputerku tidak lupa memakai kacamata anti radiasi agar aku tidak terpapar sinarnya hingga membuat mataku menjadi mines.

°°°

12:00 AM

Waktunya istirahat tapi aku memilih untuk berdiam diri di ruanganku, memakai headsetku, menutup mataku dan menyilangkan tanganku di perut.

Perlahan aku menyandarkan kepalaku pada sandaran kursi, ada apa denganku hari ini? Benar-benar tidak bersemangat sama sekali.

Tok tok

Hingga ketukan dimeja membuatku membuka mata, ada pak Dio disana yang tengah menatapku heran.

"Ada apa boss?"

"Kamu tidak makan siang Ann?"

"Saya tidak begitu lapar"

"Apa kamu baik-baik saja?"

FIGURAN - Hanya Pemain Tambahan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang