Bodoh(End)

28

"Bodoh (1v1) h" Tidak nyaman lagi
Dashan duduk di toilet, mencubit pantat Wanfeng dan mengangkat pinggangnya ke atas.

　Wan Feng gemetar seluruh, sensasi pemusnahan menyapu jiwanya, dan dia berteriak tak terkendali, "Ah ah ah... Dashan... Jangan... Ini sangat dalam... Ah ah ah. .. Ada apa... woo woo... Dashan... tolong... pelan-pelan... ah ah ah..." Saat

　klimaks datang, dia kejang-kejang dan gemetar di pelukan Dashan, dan * *** air disemprotkan satu demi satu. , perutnya menyusut dan gemetar, dia bersandar lemas ke lengan pria itu, seperti ikan yang dilemparkan ke pantai, terengah-engah dengan mulut terbuka.

　Dashan menundukkan kepalanya untuk memegang putingnya, mengisap dan menggigit payudaranya, dan meletakkan tangannya yang lain di pinggangnya, mendorong dan menyodorkan perut bagian bawahnya, mencoba mengelas alat kelaminnya ke tubuh Wanfeng.

　"Kakak ..." Dia terengah-engah dengan suara rendah, napasnya panas, "Kamu sangat panas di dalam ... sangat nyaman ..."

　Wanfeng dirangsang oleh kata-katanya yang lugas, dan tubuh bagian bawahnya dibanjiri nafsu, dia memeluk leher Dashan, Seluruh orang itu kacau dari waktu ke waktu, lehernya terangkat tinggi, dadanya tanpa sadar mencuat, putingnya dihisap dan digigit oleh pria itu, dan gelombang kenikmatan memompa tubuhnya seperti listrik arus, membuatnya gemetar seluruh dan merintih di mulutnya. Terus-menerus, "Dashan ... ah ah ... ha ah ... woo woo..." Ketika

　klimaks datang, dia menggelengkan kepalanya dengan liar, air mata mengalir di mana-mana , mencubit bahu Da Shan dan berteriak. , "Ah ah ah..."

　Da Shan diremas oleh acupointnya yang menyusut, mau tidak mau mencubit pantatnya dan memasukkannya belasan kali, lalu berteriak untuk buang air kecil, dan dengan cepat menariknya keluar , Menggigil Tanah ditembak di perut Wanfeng.

　Perut bagian bawah Wanfeng masih gemetar, seluruh tubuhnya kelelahan, dan tubuhnya meneteskan keringat, dia memeluk gunung, menyandarkan kepalanya di dadanya yang kuat, terengah-engah.

　Dashan ingin datang dan menciumnya, tetapi Wanfeng bersembunyi dan berkata dengan suara serak, "...mandi."

　Dia kelelahan, jadi dia memerintahkan Dashan, "...pegang aku, pergi mandi.

　" mandi, dia tidak mengecewakannya, dia memeluknya dan berdiri di bawah pancuran sepanjang waktu, dan mengikuti cara dia memandikannya, dan mengoleskan shower gel untuknya.

　Wanfeng ingin membasuh dirinya, tetapi tangan dan kakinya begitu lembut sehingga dia hanya bisa berbaring di pelukan pria itu dan membiarkan Dashan mencucinya hingga bersih.

　Kemudian dia memanggilnya, "Keluar dan pergi ke tempat tidur."

　Dashan memeluknya dan meletakkannya di tempat tidur, lalu dia juga naik dan berbaring di sampingnya.

　Tubuh Wan Feng masih gemetar tanpa sadar. Dia membuka matanya dan diam-diam menatap gunung di depannya. Pria itu juga menatapnya.

　Mata bunga persik itu berkilauan dan sangat indah.

　"Dashan." Wanfeng memanggilnya dengan lembut.

　Dashan menjawab, "Yah, aku Dashan."

　Wanfeng berkata dengan lembut, "Baru saja, kita tidak bisa membiarkan orang lain tahu apa yang kita lakukan di kamar mandi, tahu?"

　Dashan mengangguk dengan ekspresi konyol, "Aku tahu. "

　"Kamu tidak bisa memintaku melakukan hal semacam itu di depan orang lain di masa depan." Wan Feng memperingatkan lagi, "Di rumah, itu juga tidak mungkin."

　Ekspresi Dashan sedikit sedih dan dia tidak melakukannya. menjawab.

　Wan Feng ragu-ragu untuk waktu yang lama sebelum mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, dan berkata dengan suara yang sangat lembut, "... tidak ada orang lain, hanya kita berdua, kita bisa melakukannya."

　Mata Dashan berbinar, dia melirik di kamar dan bertanya, "Kakak, apakah sekarang baik-baik saja?"

　Wanfeng bertanya dengan bingung, "Bukankah kita baru saja menyelesaikannya?"

　Dashan melihat ke bawah ke tempat dia buang air kecil, dan juga bingung, "Tapi, itu tidak nyaman lagi ..."

　Wan Feng mengikuti garis pandangnya, hanya untuk merasakan darahnya melonjak.

　Mengapa sulit lagi dan lagi? !