bonus chapter I

1.6K 116 11
                                    

[ what if one of them fall in love, how will they react? —— edisi Misella ]

______________________ 

Misella memoleskan liptint yang sudah Gigi belikan untuknya minggu lalu, menyemprotkan parfum dibeberapa titik nadinya, lalu memasangkan dua buah jepitan ke rambutnya yang terletak dibagian pelipis. Malam ini, anak bungsu Mark itu akan pergi kencan dengan pacarnya——David. Kencan pertama mereka setelah seminggu pacaran. Karena ini kencan pertaman, jelas ia menggunakan pakaian terbaiknya, pakaian yang membuat tingkat kepercayaan dirinya berada di posisi paling tinggi. Bahkan juga merias wajahnya. 

Dia dan David sebenarnya masih backstreet, yang tau hubungan mereka hanya sahabat Misella, kedua orangtuanya, serta Martha. Dia sama sekali tak ingin dua kakak laki lakinya itu tau tentang hubungan mereka, karena baginya pasti mereka hanya akan mempersulit hubungan Misella, belum lagi malah merepotkan David. Siapa sih yang mau pasangan atau orang yang mereka cintai kesusahan? tidak ada kan? ya, ini bentuk preventif yang Misella lakukan demi kententraman hubungan mereka. 

Gadis dengan rambut coklat tua, jumpsuit jeans panjang yang menutupi croptop putihnya kini menuruni anak tangga dengan pelan. Berharap kedua kakak laki lakinya itu tak lagi di rumah dan jelas berharap mobil David belum terparkir didepan menungguinya.  

"Mih..." panggil Misella dengan nada pelan pada Gigi yang sibuk membaca majalan di ruang tengah. 

Gigi yang peka langsung menolehkan kepalanya pada anak gadisnya yang berdiri di tengah tangga. "belum ad——"

"MISELLAAAAA!" baru saja Gigi ingin menyelesaikan kata katanya, suara Ganesh sudah muncul dari ruang tamu meneriaki namanya. 

Misella mengerang kesal, tapi mencoba untuk berperilaku normal seakan dia akan keluar jalan sendiri atau dengan Mark, atau dengan siapapun yang penting bukan David atau seorang cowok. Kakak keduanya itu muncul, bersandar di dinding dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Kepalanya ia miringkan, tersenyum menyeringai menatap Misella. Walau Ganesh adalah tipe kakak yang lebih santai dibanding Garend, tapi disaat saat begini Ganesh bisa lebih menakutkan dibanding kakak sulungnya itu. Apalagi ketika tau, Misella menyembunyikan sesuatu darinya. 

"apa?" tanya Misella melanjutkan langkah kakinya dengan santai, menatap Ganesh tanpa merasa bersalah sekalipun. Ya sebenarnya secara umum Misella tak salah apa apa, TAPI DIKELUARGA MEREKA MISELLA PUNYA PACAR itu seperti dosa besar untuk kedua kakaknya. 

Ugh, she hates being the youngest at this time. 

"NESH! ADA DAVID NUNGGUIN ELO DIDEPAN!" teriakan Garend yang terdengar semakin dekat membuat Misella sontak memaki dalam hati. 

fuck, kenapa pada balik cepet sih sungut Misella. 

"loh? koh? kokoh cepet banget baliknya?" tanya Gigi pada Garend. 

Garend terkekeh ikut duduk disamping Gigi, "iPad aku ketinggalan di kamar, tapi lihat Mamih minum starbucks gini aku boleh minta ga?" tanya Garend menunjuk segelas ice latte Gigi dengan matanya. Gigi pun hanya bisa mengangguk. 

"ada apa nih? kok rame rame banget?" Mark muncul dari lantai atas, dengan tangan yang memegang iPad Garend juga iPadnya pria itu menuruni anak tangga dan ikut bergabung dengan Gigi di sofa tengah. 

 The Perfect You ; Second Date IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang