Tanggal 26 Desember, Gigi tengah sibuk menghangatkan makanan yang dia masak semalam untuk menjamu tamu hari ini. Iya, hari ini mereka akan kedatangan tamu, beberapa diantara mereka adalah Tendra dan Lisa, tak lupa juga sahabat sahabat Mark selama di New York. "Mar, can you help me?!" seru Gigi pada Pria yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"what can I help you?" tanya Mark.
"aturin meja makan"
"ay ay, mommy!" seru Mark disusul oleh tawa Gigi.
Apartement berukuran sedang itu kini dihiasi oleh beberapa hiasan natal, diruang tengah tepat disamping buffet terdapat pohon natal sedang yang dililit oleh lampu kuning dengan bintang dipuncaknya, gantungan gantungan khas natall bernuansa merah emas putih juga bergantung dibeberapa dahan pohon natal tersebut, dibagian bawahnya terjejer hadiah yang sebenarnya hanya box kosong yang dilapis kertas kado——hanya bertujuan sebagai hiasan. Tak lupa beberapa gantungan yang menghias dinding mereka. simple is the best itulah motto kedua orang tersebut.
Bau ayam panggang menyeruak memenuhi apartement tersebut ketika Gigi keluarkan dari oven, Mark yang menghirup itu sontak tersenyum dan mendekati Gigi. "apa lihat lihat?" ketus Gigi.
"aku jadi lapar deh"
"tanyain temenmu, dateng jam berapa?"
"kalau datangnya bentar malam gimana?"
"ya kamu bisa makan duluan, kalau datangnya bentar lagi makan sekalian sama mereka aja" jelas Gigi kini meletakkan ayam panggang itu ditengah tengah meja.
"katanya sih sebentar lagi"
"yaudah tunggu aja, biar bareng bareng babe" ucap Gigi.
Mark pun hanya mengangguk, lalu mengikuti kemanapun Gigi pergi. Gigi menggerutu menyadari Mark terus mengekorinya, "kamu tuh bisa gak stop ngekorin aku, kenapa sih?" gerutu Gigi kini mendudukkan dirinya di sofa abu ruang tengah.
"aku mau nanya" lirih Mark.
"ya nanya aja Markieee, gak perlu ngikutin aku kemanapun"
"maaf maaf kalau kamu risih"
"so, what you gonna asking about?"
"perut kamu masih sakit ga?" tanya Mark dengan tatapan iba pada Gigi.
Gigi menghembuskan nafas panjangnya, pandangannya dari Mark turun ke perutnya yang membuncit itu lalu kembali menoleh pada Mark. "udah agak enakan kok"
"beneran?" tangan Mark naik keatas perut Gigi, mengelus pelan perut yang kian membesar tiap bulan tersebut.
"iyaa"
Helaan nafas lega terdengar dari Mark, "anak Papi tenang tenang ya di dalam. jangan bikin Mami sakit" bisik Mark yang berhasil membuat Gigi terkikik.
"aku salah makan kali" ucap Gigi.
Mark menggeleng "salah makan apanya, kamu udah sakit perut mulu hampir semingguan loh"
"ya bisa aja kan salah makan apa gitu"
"nanti kalau sakit lagi bilang ya, biar kita ke rumah sakit" pinta Mark yang hanya diangguki oleh Gigi.
"aku beneran gapapa kok Markieee"
"Babe, dengerin aku ya. please? pokoknya kalau sakit lagi, kita periksa ke dokter. gak ada penolakan"
Gigi pun hanya bisa mengangguk. Pasalnya semingguan ini dia memang sakit perit terus menerus. Steleha diserang morning sickness dini hari, pasti sejam atau dua jam kemudian dia harus melwan sakit perut yang bukan main. Awalnya dia kira itu hanya akan berlangsung sebentar, tapi ternyata dia sudah merasakan sakit perut itu hampir semingguan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You ; Second Date II
Fanfiction; Sequel of Second Date Dunia ini lucu sekali bukan? Every woman calls out "woman support woman" and a second after they demand a perfection from other women. Where is the freaking "woman support woman" that they are calling for? Kelanjutan dari ki...