Aji menoleh sekilas pada wanita yang ini duduk tenang di kursi sampingnya. Dia kini tengah menikmati satu cup gelato oreo yang baru saja dia beli. "can you stop staring at me?" tany aGigi yang sadar Aji malah melihatinya dari tadi.
"I can't"
"Ji"
"okok kita jalan sekarang" Aji langsung tersadar dan segera melaju mobilnya ke keramaian jalan ibu kota malam itu. Sekarang pukul setengah 10 malam, cafe Gigi kawasan Jakarta pusat sudah tutup 30 menit lalu, tapi Gigi memilih menghabiskan 30 menitnya di ruangan hanya sekadar menonton satu episode Grey's Anatomy season 3. Sekalian mengulur ngulur waktu dan menunggu Aji menjemputnya.
Disisi lain, saat Aji tengah sibuk mengurus berkas berkas nasabah di kubikelnya tiba tiba dia mendapat telpon dari Gigi. Yang lebih mengejutkan lagi adalah wanita itu memintanya untuk pulang bersama sekalian singgah beli gelato di tempat langganan mereka dulu. Ya, siapa yang tidak kaget kalau Gigi yang sudah punya Mark yang akan selalu siap sedia untuknya menghubungi dan memintanya seperti itu tiba tiba? Aji kaget lah.
__________________
Mark yang sedari tadi fokus mengetik menyelesaikan dua bab terakhir novelnya kini tersadar saat melihat angka di jam digital macbook nya. Sudah jam segini, Gigi belum juga membalas pesannya dan tak ada tanda tanda pulang dari wanita itu. Dia memijat tulan hidungnya pelan kemudian meraih kembali benda pipih biru muda tersebut.
"kemana dia? biasanya jam segini udah balik"
"damn, where is she going?"
Mark mengerang kesal saat disaat saat seperti ini bayangan bayangan buruk Aji dan Gigi malah memenuhi otaknya, membuat dia lebih pusing lagi. "tidak tidak, Gigi gak mungkin kayak gitu" sanggah Mark pada semua bayangan ketakutannya.
"mungkin mereka emang punya urusan bisnis" monolog Mark mencoba meyakinkan dirinya.
Karena khawatir dia mencoba menelpon nomor Gigi. Awalnya ringing dengan nada tersambung yang mengisi ruas telinganya. Namun, diakhir nada sambung muncul suara operator yang menandakan Gigi menolak panggilan itu.
"astaga, di reject lagi" keluh Mark.
"apa dia balik ke cafe kali ya?" Mark kembali bermonolog, bertanya tanya pada dirinya sendiri.
Baru saja ingin meraih jaketnya yang tersampir di lengan sofa, ia sudah mendengar suara mesin mobil di depan rumahnya. Serta pagar yang sepertinya dibuka oleh Pak Beno. Mark segera meletakkan laptop diatas pahanya ke sisi sofa yang lain, lalu berjalan mendekati jendela ruang tamu. Niat memerhatikan semuanya dari dalam.
___________________
Mobil Aji berhenti tepat di depan pagar rumah elite yang agak besar itu——rumah yang ditempati Gigi dan Mark selama ini. Gigi tersenyum lebar menoleh pada Aji, "makasih ya Ji"
"sama sama, tapi Gi——" Aji menggantungkan kalimatnya, membuat Gigi yang kini tengah menyibukkan dirinya merogoh sesuatu di tasnya mendongak.
"kenapa, Ji?"
"kenapa? kenapa lo tiba tiba gini ke gue? lo pasti tau kan Mark bisa ngamuk kalau tau lo ngelakuin ini" tanya Aji karena rasa penasarannya.
Gigi menghembuskan nafasnya "emang salah ya kalau mantan jadi temen?"
![](https://img.wattpad.com/cover/307408075-288-k461577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You ; Second Date II
Fanfic; Sequel of Second Date Dunia ini lucu sekali bukan? Every woman calls out "woman support woman" and a second after they demand a perfection from other women. Where is the freaking "woman support woman" that they are calling for? Kelanjutan dari ki...