her thought

1.8K 228 39
                                    



Semenjak pulang dari acara keluarga Mark, Gigi hanya bisa berdiam diri. Pembicaraan antusias Mark tentang kerangka novel terbarunya sama sekali tak digubris Gigi, tak ada playlist favorite mereka yang terputar di audio mobil, tak ada komenan bahagia Gigi tentang makanan yang dia nikmati tadi. Semua itu jelas Mark sadari dan membuat dia bingung setengah mati.

Mark menepikan mobilnya di depan salah satu toko kelontong yang sudah tutup. Gigi yang menyadari itu bukan rumah mereka mengalihkan pandangannya pada Mark. "Mark, this isn't our home" ucap Gigi.

"I know"

"kamu mau beli sesuatu? tokonya udah tutup tau"

Pria berkacamata itu menggeleng, ia menyandarkan tubuhnya di kursi pengemudi, lalu menatap kosong jalanan ibu kota yang mulai melengang. "Gi, what happen?"

"apanya?"

"kamu kenapa? ada yang mau dicerita?" tanya Mark lalu menoleh pada wanita itu.

Gigi menghembuskan nafas panjangnya, mendengar helaan berat wanita itu Mark semakin yakin kalau wanitanya sedang tidak baik baik saja. Tangan Mark meraih tangan lembut Gigi yang tergeletak begitu saja diatas pahanya "hey, is there something bothering you?"

Alih alih mengatakan yang sebenarnya, Gigi menggeleng dan tersenyum kecil pada pria itu. "nothing, I'm okay"

"Gi, aku kenal kamu. you aren't okay" ucap Mark memeras lembut tangan Gigi yang ada di genggamannya.

"beneran gak ada apa apa Mark, aku cuman lagi ngelamun aja mau bikin menu baru apa buat cafe" sanggah Gigi.

Kini Mark lah yang menghembuskan nafas beratnya. "kalau udah siap cerita, just tell me whenever it is, wherever I am. okay, you hear me babe?" Mark membelai wajah Gigi lembut.

Gigi menelan salivanya dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, membuat tangan Mark terlepas dari pipi wanita tersebut. "yuk balik, aku capek banget" pinta Gigi.

I'm mentally tired, Mark batin Gigi menopang dagu dengan tangannya sembari memerhatikan toko kelontong disampingnya lewat jendela.

Tanpa merespon apapun, Mark hanya bisa kembali melaju mobil tersebut. Kalau Gigi seperti ini tanpa dia tau alasannya, Mark hanya bisa diam dan menunggu wanita itu untuk membuka dirinya. Kalau Mark paksa yang ada Gigi malah semakin menutup diri dan menjauh. Hanya saja Mark ingin Gigi tau kalau dimanapun dia, kapanpun itu, Mark akan selalu ada buat dia, Mark akan selalu siap mendengar keluh kesah dan cerita wanita tersebut.

"mau singgah jajan martabak ga?" lirih Mark sengaja mengambil jalur kanan agar lewat ke gerobak martabak langganan mereka.

"gak usah, aku udah kenyang"

"yaudah" Mark pasrah. Padahal Gigi selalu antusias kalau mereka mau lewat jalan tempat martabak langganan mereka berjualan.

Selama perjalanan, suasana mobil itu benar benar beda dari biasanya. Itu semua karena perubahan mood Gigi yang drastis. Padahal Mark sudah menyiapkan banyak topik untuk mereka bicarakan selama perjalanan sambil mendengarkan lagu lagu kesukaan mereka. Ternyata semuanya sia sia karena Giginya sedang tidak baik baik saja.


___________________


Mobil Mark kini sudah terparkir rapi di garasi mobil. Baru saja mesin mobil berhenti, Gigi sudah melepaskan seatbelt nya dan keluar dari mobil tanpa mengataka apapun, tidak sama sekali menunggu Mark untuk turun bareng. Menyadari itu, Mark semakin bingung apa yang buat Gigi seberubah itu. Ini first anniversary mereka, dari kemarin mood Gigi begitu bahagia tapi kenapa tiba tiba setelah beli cake buat Yeira mood nya malah berubah drastis seperti ini? Jelas ada yang salah, ada yang mengganggu pikiran wanita itu, tapi dia lah yang menutupi semuanya dari Mark.

 The Perfect You ; Second Date IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang