year by year

1.5K 142 19
                                    


— one year old Garend

seminggu setelah persalinan, Gigi harus bolak balik rumah sakit. Pertama, Karena Garend masih stay disana untuk tetap diperiksa dokter secara rutin dan dijemur sinar ultraviolet demi menghilangkan kekuningan dikulitnya. Kedua, karena Gigi pun masih harus rutin mengganti perban luka sesarnya. Oh, perih memang sampai rasanya Gigi bisa menangis setiap lukanya dibersihkan, tapi ada kesenangan yang menanti setelah itu. Ia bisa menghampiri NICU demi bertemu Garend disana——menyusuinya, mengajaknya bicara, dan menanyakan perkembangan yang Garend alami.

Awalnya, Gigi begitu stress karena terus kepikiran pada Garend yang ia tinggalkan di rumah sakit. Tak jarang dia ikut menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Garend. Bisa dibilang dihari hari awal ia keluar dari rumah sakit, Gigi mengalami stress berat. Ia susah tidur, tak ingin makan, dan suka menangis tiba tiba. Pikirannya melayang layang bila diajak bicara.Untung saja, selama itu, Mark selalu berada disampingnya, menyadarkannya agar tak melamun terus menerus, dan terus memberikan Gigi kata kata positif agar Gigi bisa bangkit. Iya, masih Mark seperti biasanya.

Tak terasa, Anak pertama mereka sudah menginjak umur satu tahun sejak 4 bulan yang lalu. Perlahan-lahan Garend sudah bisa merangkak, berjalan, dan sedikit berlari walau masih tersendat sendat. Ia pun sudah bisa tertawa, menikmati hidupnya seperti bayi pada umumnya. Pemeriksaan rutin yang Garend lakukan tiap bulan, membuat tubuhnya tak lagi selemah dulu, hembusan nafas beratnya pun sudah menghilang, kekuningan dikulitnya juga tak ada lagi, dia benar benar seperti bayi sehat pada umumnya. Ya, semua itu berkat Gigi dan juga Mark yang tak pernah absen memeriksakan Garend ke dokter tiap bulannya. Bahkan ketika Garend tiba tiba flu, tanpa menunggu lama keduanya langsung melarikan Garend ke dokter anak.

Kini keduanya tengah menikmati sajian sushi di salah satu mall besar Jakarta demi mengisi agenda malam minggu mereka. Mark dan Gigi yang duduk berhadap hadapan, sedangkan Garend berada di stroller bayi dengan dot kosong atau empeng menempel di mulutnya. "Kamu beneran gak mau pakai babysitter?" tanya Mark.

Iya, selama setahun lebih mengurus Garend, Gigi sama sekali tak menggunakan jasa babysitter. Ia mengurus semuanya sendiri, dari memandikan Garend, menyiapkan bubur biskuit buat Garend, menakar susu Garend, hingga menemaninya bermain. Apabila ada suatu kerjaan yang tak bisa ia tinggal, Garend akan ia ikutkan ke butik atau ia titip ke Yuri ataupun Yeira——di saat saat seperti itu, Gigi sangat bersyukur Mami dan mertuanya bisa membantunya. Namun bila ia yakin ia bisa melakukan itu sendiri, maka ia akan melakukan semuanya sendiri hingga selesai.

Gigi menggeleng "belum, babe. bukan gak mau"

"kenapa sih, belakangan ini kamu nanya mulu? ada babysitter cantik yang kamu suka?" tanya Gigi mengambil sepotong sushi yang ada sumpit Mark.

Mark refleks menggeleng, ia tergelak "kamu nih ada ada aja deh praduganya"

"ya, soalnya dia kan makin gede sayang. Makin banyak yang harus diurus, nanti kamu kecapekan lagi"

"Markie..." ucap Gigi setelah meneman sushi tadi.

"aku masih bisa kok ngurusin Garend sendirian, lagipula ya aku tuh juga mau lihat perkembangan dia. Mau lihat dia gimana sih kalau dari merangkak jadi jalan? dia udah bisa ngegerakin jarinya belum? terus giginya yang mana yang udah mau tumbuh? gitu looh, aku tuh mau jadi orang pertama yang lihat perkembangan dia. bukan malah babysitter"

Mark menghembuskan nafas panjangnya. Ia paham yang Gigi maksud, sangat sangat paham. Karena ia pun ingin melihat perkembangan Garend secara langsung. Tapi ia juga tak mau Gigi kelelahan. Melihatnya harus bangun menyiapkan sarapan Garend, bekerja, mengejar deadline pesanan butik, menyusui Garend, belum lagi ia harus bangun dini hari bila Garend tiba tiba terjaga.

 The Perfect You ; Second Date IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang