"Karena satu kejadian bisa saja membuat semuanya tak lagi sama."
*****
Suara gelak tawa menyambut kedatangannya di rumah sang Tante-tempat dimana ia tinggal setelah kejadian beberapa tahun lalu yang mengharuskannya menetap di sana dan meninggalkan semua kenangan indah di rumahnya dulu. Dan semenjak Ayana menginjakkan kaki di sana, suasana penuh kehangatan keluarga Dhanu dan Fira hilang tak bersisa. Bukan mereka tak suka dengan kehadiran Ayana, tetapi karena semuanya telah berubah.
"Mulai hari ini, Ayana akan tinggal dengan kita," ucap Fira menjelaskan. Fira melirik ke arah Ayana yang berdiri kaku di sampingnya.
Gadis berumur empat belas tahun itu melangkah ke depan. Melihat dua anak perempuan berwajah serupa duduk di sofa tengah menonton. "Hai, aku Ayana Reveira Iskandar," kata Ayana tersenyum simpul.
"Hai, Kak Aya," balas seorang gadis lebih muda satu tahun dari Ayana menyapa. Kakinya berjalan mendekat. "Lama ya, Kakak gak datang ke sini. Dulu kita pernah main bareng loh. Kakak ingat, gak?" serobotnya.
"Oh, ya?" Ayana tersenyum kecil. Otaknya bekerja mengingat masa kecilnya.
"Iya, tapi Kak Aya lebih sering main sama Kak Thania," jelasnya cemberut.
"Jadi kamu Thalia?" Ayana terkejut karena pasalnya, Thania lah orang pertama yang akan menghampirinya ketika ia berkunjung. "Maaf, Kakak kira kamu Thania."
"Astaga, Kak Aya lupa sama aku? Ish! Kak Aya nggak sayang aku, ya?" sendu si gadis menggembungkan pipinya, suatu bentuk protes ketika dirinya kesal.
"Thania! Nggak baik jahilin orang lain!" seru Fira, sang Mama.
Ayana menoleh seketika. "Thania?" sebutnya mengulang nama yang diucap sang Tante.
Gadis di depan Ayana terkekeh pelan. "Abisnya Kak Aya lucu kalau lagi bingung," balas Thania yang mengaku Thalia, sebagai saudara kembarnya.
"Jadi benar kamu Thania?" Ayana bertanya memastikan.
Dia menggembungkan pipinya, lagi.
"Kamu mau ngerjain Kakak, ya?" Ayana tahu salah satu kebiasaan Thania adalah menggembungkan pipi saat kesal atau marah.
"Lagian Kak Aya nya juga mau aja dibohongin Kak Thania," sahut gadis lainnya bernama Thalia.
"Kalian ini, ya! Jangan lari!" seru Ayana ikut berlari mengejar dua bersaudara itu.
Sementara itu, Fira tertawa kecil di tempatnya berdiri. Memperhatikan tiga anak perempuan yang lama tak bertemu. Kini tengah saling mengejar.
Nyatanya, harapan untuk saling menerima di antara mereka telah hilang. Hanya Thalia yang antusias tiap kali melihat Ayana. Berbanding terbalik dengan Thania-Kakak kembar Thalia-yang menginginkan kepergian Ayana dari rumahnya.
Di sana mereka terlihat bahagia tanpa ada kekurangan sedikit pun. Fira, sang Mama yang tak lelah mengingatkan anak-anaknya. Dhanu, sang Papa yang bekerja siang malam, menghidupi keluarga kecilnya. Thania dan Thalia, anak kecil yang kini bertransformasi menjadi gadis SMA yang memiliki segudang cerita.
Maafin Kakak, Thania. Kakak nggak ada maksud buat keluarga kamu hancur, batin Ayana melihat seulas senyum terukir di wajah Thania.
"Kak Aya!" seru salah satu gadis memanggil, sedetik setelah matanya menemukan keberadaan Ayana yang berdiri di ambang pintu, memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHBACK [COMPLETED]
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bertemu dengan si pembawa hadiah menuntunnya masuk kembali ke lingkaran tak berujung. Yang menariknya ke dalam perasaan bernamakan penyesalan. Entah sampai kapan dia harus terjebak bersama kenangan masa lalunya. Yang membawa...