“Ada kalanya seseorang harus berbohong demi senyuman yang terus terukir lama.”
*****
"Males banget dekat-dekat pembawa sial kayak dia!"
"Ssttt … nanti dia marah terus nyebarin sialnya ke kita."
"Hati-hati kalau lo dekat dia bisa sial berkali-kali!"
"Masa sih?"
"Iya, lo gak tahu temannya sendiri kecelakaan gara-gara dia?"
"Iih! Ngeri banget!"
"Namanya juga pembawa sial. Ya, wajar bawa sial ke mana-mana."
"Nunduk mulu! Ada apaan di bawah?" tegur seseorang yang kini merangkul bahunya.
Ayana tersenyum kecil. Menggelengkan kepala.
"Ay, lo tahu nggak hari ini hari apa?" tanya Tiara mengalihkan pembicaraan yang ia tahu temannya ini tengah memikirkan cacian itu. Yang di tujukan padanya saat SMP.
"Hari ini?" Ayana balik bertanya. Dia beruntung memiliki teman pengertian seperti Tiara. Walaupun terkadang menyebalkan karena mulutnya yang tidak mau berhenti mengoceh.
"Iya, hari ini."
"Emang hari ini hari special, ya?" Ayana menggaruk tengkuk bingung. "Emm … hari ini Oppa lo ulang tahun?"
"Bukan!" Tiara menjawab. "Silakan, coba lagi."
Ayana berpikir keras. "Hari ini Oppa lo comeback?"
"Bukan! Mereka comeback bulan depan!" cerita Tiara. "Uh … gue gak sabar. Konsep mereka kali ini tuh beuh kerennya kebangetan!" Beginilah jadinya jika Tiara di ingatkan dengan hal-hal berbau si Oppa, otak fangirl-nya langsung berkelana ke mana-mana.
"Terus apaan?" tanya Ayana mulai penasaran. Entah kenapa dia bisa penasaran dengan hal istimewa apa hari ini.
"Hari ini itu …." Tiara dengan sengaja menjeda ucapannya. Semakin membuat Ayana penasaran setengah mati. "Hari … Rabu!"
Jika saja ada palu di sebelahnya, sudah habis kepala Tiara terkena benda itu. "Tiara! Jangan lari!" seru Ayana ikut lari mengejar Tiara yang telah melarikan diri darinya.
Sial. Tidak seharusnya Ayana memercayai gadis penyuka Korea bermulut toa tersebut.
*****
"Udah gue bilang hati-hati!"
"Ya, sorry. Lagian gue gak tahu kalau mereka bakal curiga."
"Dia bisa aja bikin kepala lo lepas tahu!"
"Sorry. Gue kan udah minta maaf."
"Minta maafnya bukan ke gue."
"Ke cewek itu maksud lo?"
"Iya, lah."
"Nggak, makasih. Gue masih sayang nyawa."
"Pokoknya gue nggak ikut campur kalau lo sampai ketahuan!"
"Loh, kok gitu? Lo kan teman gue, Dri."
"Justru karena gue teman lo, gue bilangin lo harus hati-hati."
"Oke, oke. Gue yang tanggung jawab kalau ketahuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLASHBACK [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Bertemu dengan si pembawa hadiah menuntunnya masuk kembali ke lingkaran tak berujung. Yang menariknya ke dalam perasaan bernamakan penyesalan. Entah sampai kapan dia harus terjebak bersama kenangan masa lalunya. Yang membawa...