[CHAPTER 37] Si Nomor Satu

65 59 2
                                    

"Dia, kah? Si Nomor Satu?"

*****

"Gue tanya sama lo, siapa yang lo pilih? Dia atau gue? Dia selamat atau nggak, keputusan ada di tangan lo, Matahari Ceroboh," papar Andri menekankan dua kata di akhir kalimatnya.

Tangan Ayana terlepas. Tercekat mendengar julukan tak asing terucap di bibir orang yang ia kenal di SMA Nusa ini.

Bugh!

Leon membalas tinjuan Andri tak kalah keras. "Ayo, Ra," ajaknya sembari menarik lengan Ayana.

Ayana menurut. Mendengar derap langkah Andri di belakang mereka, Ayana lantas berbalik. Berjinjit kecil menyamakan tingginya dengan Leon. Menutup mata rapat. Hingga tubuhnya terbaring di lantai.

Mereka yang sedari tadi berkumpul dengan ponsel digenggaman terkesiap kaget. Sementara Andri yang tidak sengaja pun tak jauh berbeda. "Ayana, gue-"

Terlambat. Sebuah tinjuan mendarat di wajah Andri. Kerah seragam Andri tertarik kuat, saking kuatnya membuatnya kehilangan napas. "Lo cari mati, hah?!" teriak si pemukul geram. Kejadian demi kejadian yang terpantau atensinya tak dapat ia biarkan begitu saja. Hingga puncaknya, gadis yang mati-matian ia jaga harus terluka.

Andri tak menghiraukan teriakan orang yang menghajarnya. Masih mengkhawatirkan Ayana yang berdiri di dampingi Leon dan Tiara.

"Adam! Udah!" Ayana berteriak menghentikan pergerakan tangan Adam.

Namun bukannya menurut, Adam justru kembali melayangkan pukulan telak di sana. Napasnya memburu mengingat Ratu-nya terluka. Matanya menatap tajam Andri. Mempererat genggaman di kerah Andri.

"Adam! Udah! Aku baik-baik aja," ujar Ayana melerai dari dekat. Meski dilarang Leon. Namun, dia tidak bisa duduk diam ketika dua orang lelaki di hadapannya beradu fisik.

Adam menengok. Menyesal menemukan luka di wajah Ayana. Membayangkan betapa kerasnya tinjuan Andri terhadap Ayana, cengkramannya makin menguat.

"Adam!" pekik Ayana. Sadar Andri mulai kehilangan oksigen.

Andri terbatuk-batuk sedetik setelah Adam melepas cengkramannya. Menegakkan tubuh, ingin mendekat.

Adam menyembunyikan Ayana di balik tubuhnya. Melarang Andri mendekat meski satu senti. "Gue peringatin lo! Jangan dekat-dekat Ratu gue!" tekan Adam tegas.

Ayana meraih tangan Adam. Menggenggamnya erat. Tidak membiarkannya bebas, takut kalau-kalau Adam melayangkan rasa sakit di wajah Andri. "Udah, banyak orang yang lihat," bisiknya pelan.

"Astaga! Apa-apaan ini?!" jerit Bu Rani selaku Guru BK. Memperhatikan keributan yang dibuat anak muridnya. "Adam, Andri, Ayana, dan kamu," Bu Rani menunjuk Leon yang belum diketahui namanya. "Ikut saya ke Ruang BK! Sekarang!" titahnya.

Ayana menggandeng tangan Adam. Pasalnya, lelaki berjuluk Raja Es tersebut masih betah mempertontonkan mata nyalangnya kepada sang lawan. Sementara Andri hanya terdiam menyaksikan genggaman tangan itu.

*****

Bu Rani menatap satu per satu empat anak di hadapannya. Ini pertama kalinya Guru BK menjumpai anak yang di kategorikan anak baik-baik.

Andri Antonio Dewantara. Siswa peringkat pertama di kelasnya. Tidak pernah mencari masalah atau sekadar mencari gara-gara terhadap orang di sekitarnya.

Ayana Reveira Iskandar. Penghuni setia kelas yang umumnya jarang berinteraksi dengan lingkungan. Dan setahunya hanya Tiara-sang teman sebangku-yang senantiasa menemaninya.

FLASHBACK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang