"Ichi, Ni, San, Yon, Go, Roku, Shichi,"
"Teriakan semangat di lapangan olahraga pada siang yang cerah. Damainya. Andai saja murid tak memegang senjata," ucap Koro-sensei melihat anak muridnya sedang latihan.
"Ayunkan pisau kalian ke-8 arah dengan tepat! Mulai hari ini Aku akan mengajar pelajaran olahraga," ucap Karasuma.
"Aku jadi agak kesepian," ucap Koro-sensei dengan nada dibuat sedih.
"Aku sudah bilang untuk pergi selama pelajaran ini berlangsung kan? Main pasir saja disana," usir Karasuma menunjuk kearah belakang dengan jempolnya.
"Kamu kejam Karasuma-sensei, padahal pelajaran olahraga ku disukai oleh para murid," ucap Koro-sensei sok menangis.
"Gomenasai, Karasuma-sensei Aku telat dan Aku tidak ingin mengikuti pelajaran olahraga. Aku akan bermain pasir bersama Koro-sensei," ucap (Name) yang tiba-tiba datang dan langsung pergi menuju Koro-sensei.
"Kenapa bisa telat, Kitagawa-sama?" Tanya Karasuma.
"Bisa panggil Aku dengan namaku? Aku telat karena Aku sedang memakai sunscreen tadi," jawab (Name) santai. Karasuma hanya menghela nafas lelah.
"Oke, Ayo kita lanjutkan pelajaran nya," ucap Karasuma
"Tapi Karasuma-sensei apa ada artinya latihan seperti ini? Bahkan target kami ada didepan mata," tanya Maehara
"Belajar dan pembunuhan itu sama. Semakin tahu dasarnya akan semakin berguna. Isogai, Maehara maju kedepan," perintah Karasuma.
"Coba serang Bapak dengan pisau itu," ucap Karasuma ketika Isogai dan Maehara berada didepannya.
"Eh? Apa anda yakin? Kami berdua?" Tanya Isogai memastikan.
"Pisau itu takkan bisa melukai manusia. Kalau bisa mengenaiku pelajaran ini berakhir," ucap Karasuma melonggarkan sedikit dasinya.
"HONTOU NI? Aku mau coba ah nanti," gumam (Name)
"Kalau kalian tak bisa mengenaiku, berarti kecil kemungkinan kalian bisa mengenai makhluk Mach 20. Lihatlah, selagi kita berlatih dia malah membangun Kastil Osaka dari pasir dan sudah berganti pakaian sambil minum teh," ucap Karasuma
"Karasuma-sensei ingin bergabung? Kita sedang menikmati teh dan mochi loh," ajak (Name) menikmati mochi nya. Nyam!
"Tidak, terimakasih,"
"Selama pelajaran olahraga akan kuajarkan teknik menusuk dan menembak yang menjadi dasar dalam pembunuhan. Kalau begitu kita akhiri pelajarannya sampai sini," ucap Karasuma.
"Arigatou gozaimashita,"
"Loh, Karasuma-sensei licik Aku kan belum mengalahkan mu kok udahan sih," ucap (Name) cemberut.
"Maaf Kitagawa-sama, tapi Aku ada urusan," ucap Karasuma menghampiri (Name) dan mengelus rambutnya lembut.
"Wah Aku iri Karasuma-sensei mengelus rambutnya (Name)," ucap Kurahashi.
"(Name) itu ada hubungan apa ya dengan Karasuma-sensei? Apakah masih bersaudara jauh? Aku jadi penasaran,"
Teng.. Teng.. Teng..
"Jam keenam ada tes, ya?" Tanya Sugino pada Nagisa.
"Inginnya sih langsung pulang ya," jawab Nagisa
"Yo Nagisa-kun, Hisashiburi," ucap seseorang diatas tangga.
"Karma, kau sudah kembali, ya?"
"Wah! Apa itu Koro-sensei yang terkenal itu?" Suara Karma mengalihkan perhatian (Name). (Name) tersenyum menatap Karma dari tempat istana pasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look at Me! (Akabane Karma x Reader)
Teen Fiction"Tidak bisakah kau melihat kearah ku, walau hanya sebentar?" "Mereka tidak merestui kita, kita harus apa?"