"Dia menyandera para murid ya?" tanya Sakura menaruh pistolnya didalam kantung jas putihnya.
"Dia ingin memancing dan membunuhku," ucap Koro-sensei.
"Gawat rencana ku jadi kacau," ucap Dewa Kematian melihat layar handphonenya ketika Karasuma, Koro-sensei dan Sakura memasuki ruang.
"Yasudah pakai rencana 16," ucap Dewa Kematian meninggalkan tempat murid-murid yang dikurung.
"Saatnya Aku unjuk gigi," ucap Irina tersenyum miring.
"A-apa ini? Ruangannya turun," ucap Karasuma merasakan lantai yang di pijaknya menurun.
Gerbang itu terbuka dan menampilkan keadaan Irina yang sudah kacau.
"Irina!?" Sakura membantu Irina berdiri
"Kamu dalang nya?" tanya Karasuma melihat bayangan manusia
"Pernah dengar nama 'Dewa Kematian'?" tanya nya
"Aku pernah dengar dari Lovro," ucap Sakura melirik Koro-sensei
"Aku sengaja membiarkannya hidup. Jika aku ingin pesaing ku berhenti, maka aku harus membuat dia memperkenalkan diriku," ucap Dewa Kematian
"Hei bisa jatuhkan pistol mu? Atau kamu ingin tembak dia?" tanya Dewa Kematian, Karasuma menurunkan pistolnya kebawah dan Dewa Kematian mendorong Irina kedepan.
"Aku taruh bom pada lehernya dan para murid. Dan akan meledak sesuai keinginan ku,"
"Kamu pikir aku akan menyerah dan mati hanya dengan sandera?" tanya Koro-sensei
"Ya entahlah," jawab Dewa Kematian
Sedangkan diruang bawah tanah. (Name) menatap jeruji besi yang mengurung dia dan teman-temannya. Maehara duduk disebelahnya dan menyingkirkan helai rambut menutupi wajah (Name). (Name) menatap Maehara seolah bertanya ada apa?
Karma memperhatikan Maehara dan (Name) dengan tangan terkepal.
"Jangan melamun, kita akan keluar dari sini sebentar lagi," ucap Maehara tersenyum
"Aku sebenarnya meminta bantuan pada Karasuma-sensei, makanya dia menyusul kita kesini," ucap (Name)
"Itu ide yang bagus," ucap Rio
"Wah, antingmu baru ya?" Rio menatap anting (Name) dengan berbinar
"Bagus banget, (Name)," Kayano juga ikut melihat anting barunya
"Hehe terimakasih Rio, Kayano," jawab (Name) tersenyum
Tiba-tiba dari atas mereka, Koro-sensei terjatuh.
"Koro-sensei!?''
"Kalian semua tidak ada yang terluka kan?" tanya Koro-sensei memperhatikan muridnya satu persatu.
"Kurungan dari bahan Anti-sensei. Ini memang perangkap yang menyusahkan. Tapi sekarang tubuh Bapak bisa mengatasinya," ucap Koro-sensei saat menyentuh jeruji itu tentakelnya leleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look at Me! (Akabane Karma x Reader)
Teen Fiction"Tidak bisakah kau melihat kearah ku, walau hanya sebentar?" "Mereka tidak merestui kita, kita harus apa?"