"Nagisa... Dia lepas kendali," ucap Megu memperhatikan Nagisa
"Kami juga ingin membunuh si biadab itu!" ucap Kimura
"Tapi apa Nagisa serius akan melakukan nya?" tanya Yoshida
"Jangan! Tolong hentikan Nagisa---," ucapan Koro-sensei terpotong saat Terasaka melemparkan pistol setrum miliknya ke punggung Nagisa membuat Nagisa sedikit maju ke depan.
"Jangan sok kuat Nagisa! Saat dia meledakkan penawar nya kamu menatap rasaku dengan rasa iba 'kan? Jangan khawatirkan orang lain, pengecut! Aku hanya butuh tidur saja untuk sembuh dari virus ini!" teriak Terasaka
"Terasaka... Kamu?" Isogai menatap Terasaka
"Terasaka benar, Nagisa. Tidak ada untungnya membunuh babi itu. Sekalipun kamu mengamuk, itu hanya akan merugikan mu. Lagipula ia tak tau apa-apa tentang penawar nya. Cukup buat babi itu pingsan!" teriak Mayu membuat teman-temannya menahan tawa ketika Mayu menyebut Takaoka sebagai babi.
"Hei bocah ingusan jangan mengganggu!" ucap Takaoka
"Siapa yang kau bilang bocah ingusan bangsat!?" Isao menatap sengit Takaoka diatas sana, enak saja anak perempuan satu-satunya disebut bocah ingusan walaupun dulu waktu ketika usia 3 tahun Mayu suka ingusan karena pilek.
"W-wah Ayahnya Mayu-sama bisa berkata kasar," bisik Fuwa
"Pantas saja Mayu-sama omongannya kasar," bisik Kayano
"Tidak ada artinya jika ia tak serius membunuhku! Aku akan mempermalukan niat membunuhnya sehingga aibku akan hilang," tawa Takaoka
"Nagisa, ambil senjata kejut listrik milik Terasaka!" Perintah Koro-sensei
Bruk
"Terasaka, badanmu panas sekali. Apa kau terinfek---," Yoshida dan Kimura menahan kedua tangan Terasaka.
"Berisik!" Terasaka terduduk karena ia merasakan badannya sangat lemas
"Nagisa, hajar babi itu tapi jangan sampai mati ya," ucap Mayu wajahnya sedikit pucat
"Dia sakit?" Nagisa memperhatikan wajah Mayu yang terlihat pucat
"Asal kamu tahu saja, aku punya tiga penawaran disini. Misal kamu tak serius membunuhku atau orang-orang dibawah mau mengganggu kita. Maka akan ku hancurkan!" ucap Takaoka tertawa
"Karasuma dan kau pria ber-jas jangan ikut campur ya!" ucap Takaoka
"Penawar ini butuh satu bulan untuk dibuat. Memang tak cukup untuk semuanya, tapi ini harapan terakhir kalian
"Karasuma-san jika keadaan Nagisa terancam, jangan ragu-ragu untuk menembaknya," ucap Koro-sensei
Hingga puncaknya Nagisa berhasil melumpuhkan Takaoka yang terkejut dengan serangan mendadak dari Nagisa. Nagisa menempelkan senjata kejut listrik ke leher Takaoka sesuai perintah Terasaka.
"Takaoka-sensei... Arigatou," tepat setelah itu Nagisa menyetrum leher Takaoka hingga pingsan
Mereka yang dibawah speechless apa yang dilakukan Nagisa benar-benar luar biasa.
"Kita berhasil!"
"Horeeee!!"
Mayu tersenyum membayangkan Rio dan yang lainnya bisa segera sembuh. Karma yang berdiri disebelahnya memperhatikan senyum tulus Mayu dan menyadari sesuatu.
"Mayu, wajahmu pucat," ucap Karma
"Tak apa Karma, hanya terkena angin malam saja. Daijoubu," Mayu tersenyum menatap Karma
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look at Me! (Akabane Karma x Reader)
Teen Fiction"Tidak bisakah kau melihat kearah ku, walau hanya sebentar?" "Mereka tidak merestui kita, kita harus apa?"