"Sayang, kamu yakin Mayu ada didalam hotel itu?" tanya Isao sembari menyetir mobilnya
"Mayu tadi mengabari ku, Rio dan teman-temannya mendadak sakit dan 15 orang yang sehat ditugaskan untuk mengambil penawar racun yang ada didalam hotel itu," jelas Sakura ia berusaha menelpon seseorang tapi tak diangkat.
"Racun? Memangnya anak-anak itu di racuni?" tanya Isao. Sakura mengangguk mengiyakan.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa anak-anak itu diberi racun? Apakah ada masalah dengan orangtuanya atau apa? Aku tak mengerti," tanya Isao
"Mereka... Para pembunuh bayaran mengincar... Uang," jelas Sakura sedikit tegang
"Uang? Uang apa? Bukankah mereka bekerja jika hanya ada yang memerlukan mereka? Siapa yang menyuruh mereka?" tanya Isao
"Vielleicht... Regierung?" Jawab Sakura ragu (mungkin... Pemerintah?)
"Kamu berhutang penjelasan padaku sayang," ucap Isao
"Aku akan menjelaskan nya nanti," ucap Sakura menatap tajam hotel didepannya.
🐙
"Aku sedang semangat hari ini dan pistolku juga sangat lezat,"
Dorr
"Aku tak pernah melupakan lokasi musuh yang menembak. Aku adalah orang militer. Dari banyaknya pengalaman ku, aku menemukan cara mengetahui lokasi musuh dan merasakan kondisi senjata musuh dari rasanya. Nah, seharusnya masih ada satu pistol curian lagi," ucapnya memasukkan ujung pistol miliknya kedalam mulutnya.
Koro-sensei memberi instruksi pada Chiba dan Hayami membuat pembunuh bayaran itu mengedarkan pandangannya dan menemukan Koro-sensei didalam bola kristalnya.
"Makhluk apa kau!" Pembunuh bayaran itu menembak Koro-sensei tapi peluru nya tak ada yang tembus
"Seorang ahli menembak sedang ditantang oleh murid-murid SMP," ucap Koro-sensei
Koro-sensei memerintahkan seluruh muridnya membuat titik buta untuk mengelabuhi pembunuh bayaran itu. Sekarang ia kebingungan menebak lokasi musuh dibalik kursi-kursi.
"Baik, saatnya menembak Chiba! Setelah instruksi Bapak, tembaklah sesuai tempo mu," jelas Koro-sensei
"Sial! Dimana kamu!" Pembunuh itu mengarahkan pistolnya guna berjaga-jaga
"Hayami, kamu bantu dia menyesuaikan kondisi. Tujuanmu adalah untuk menghentikan pergerakan musuh,"
Singkat cerita, mereka berhasil melumpuhkan musuh dengan menembak lampu gantung membuatnya oleh dan terjatuh. Mereka mulai mengikatnya diatas panggung.
"Kenapa kepala mu?" tanya Karma
"Terjedut kursi bodoh itu!" Kesal Mayu mengelus-elus kepalanya yang terasa sakit
"Kasihan sekali," kekeh Karma mendekati Mayu dan mengelus kepala Mayu pelan
"Lututmu masih sakit?" tanya Karma
"Sudah mendingan. Tak apa kok," jawab Mayu pelan
Mereka sampai di lorong menuju tangga lantai atas. Setelah Karasuma menumbangkan satu penjaga.
"Karasuma-san sepertinya dalang dibalik ini semua bukan seorang pembunuh. Jika mereka menggunakan kekuatan mereka secara penuh dan terperinci kita akan kalah. Seperti nya kita butuh beberapa grup kecil untuk ---," ucapan Mayu dipotong oleh Terasaka
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look at Me! (Akabane Karma x Reader)
Teen Fiction"Tidak bisakah kau melihat kearah ku, walau hanya sebentar?" "Mereka tidak merestui kita, kita harus apa?"