"Baiklah anak-anak bisa kita mulai?" Tanya Koro-sensei
"Hah? Mulai apa?" Tanya murid kebingungan
"UTS sudah dekat. Maka dari itu, jam ini akan digunakan untuk belajar ujian super kilat,"
"Bayangan Bapak akan menghampiri kalian satu per satu untuk perbaiki kelemahan kalian dalam pelajaran," ucap Koro-sensei dengan meng-kloning bayangan dirinya.
"Ada-ada saja, Bahkan sampai pakai ikat kepala di setiap pelajaran," gumam Terasaka tak suka.
"Dan lagi, kenapa cuma Aku yang dapat 'Naruto'?!" Protes Terasaka.
"Sensei! Aku mau protes! Kenapa punyaku kimia? Aku kan tidak bisa!" Teriak (Name)
"Kau bisa (Name). Ayo cobalah," ucap Koro-sensei
"Mau ku bantu, Kitagawa-san?" Tawar Okuda menoleh kebelakang.
"Apasih sok peduli, sok pinter, pinteran juga aku," ketus (Name) lalu ia fokus ke soal yang diberikan Koro-sensei.
"Ah maaf," Okuda kembali menghadap ke soalnya.
"Cih, caper!" Gumam (Name)
"Kau tahu singkatan CO2, (Name)?" Tanya Koro-sensei
"CO2? Ah CEO?" Tanya (Name) polos membuat Karma yang berada di seberangnya tertawa.
"CO2 singkatan dari karbon dioksida. Ada satu unsur karbon dilambangkan C, dua unsur oksigen dilambangkan O, karena ada 2 diberi awalan di- makanya dinamakan karbon dioksida," jelas Koro-sensei. (Name) mencatatnya di catatan kecil dengan cepat.
🐙
"Aku ingin menyusun warna rubik ini. Dengan cara paling cepat yang bisa digunakan siapa saja, bagaimana cara kalian Ibu/Bapak Guru? Jawabannya mudah, bongkar dan susun kembali itu cara paling rasional," ucapnya kemudian menghancurkan rubik ditangannya tepat dengan pintu ruangan guru terbuka.
"Salam kenal, Koro-sensei," ucapnya
"Katanya dia adalah kepala sekolah ini," ucap Irina
"Sebagai guru, dia atasan kita," ucap Karasuma
"Nyunya wahh terimakasih sudah datang jauh-jauh. Omong-omong bisa naikan gaji saya sedikit?" Tanya Koro-sensei yang langsung memijat tubuh kepala sekolah.
"Saya tambahkan bayangan untuk memijat Anda--,"
"Aku juga minta maaf, Aku ingin memberi salam padamu sejak dulu. Karasuma-sensei dan Menteri Pertahanan telah memberitahuku tentangmu, yah aku sendiri tidak mungkin mengetahui segalanya tapi kamu terlihat sangat menyedihkan. Bermaksud menjadi penyelamat dunia tapi malah jadi penghancurnya. Yah Aku tak berniat mengungkitnya disini, mau sekeras apapun aku berjuang krisis di bumi takkan berhenti. Jika tidak mendesak, aku takkan ikut pembunuhan," ucapnya lalu mendekati Karasuma.
"Aku sudah dapat uang tutup mulut yang lumayan," bisik Asano kepada Karasuma.
"Terima kasih,"
"Lurus sekali pikiranmu. Aku tak membenci pria seperti itu," ucap Irina
"Terimakasih Aku merasa terhormat. Tapi, ada hal yang kupikirkan sebagai Kepala Sekolah disini. Bila bumi bisa bertahan hingga tahun depan, dengan kata lain, ini masa depan sekolahku jika ada yang bisa membunuhmu. Terus terang Aku keberatan jika kelas E jadi tak sebagaimana mestinya," ucap Asano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look at Me! (Akabane Karma x Reader)
Teen Fiction"Tidak bisakah kau melihat kearah ku, walau hanya sebentar?" "Mereka tidak merestui kita, kita harus apa?"