12. Harus apa??

1.7K 129 2
                                    

"Aneh gimana dek?? Dari kapan??"

'Dari dulu.'

Hyunjin kembali mengambil potongan pizzanya karena Haechan hanya terdiam seperti melamun.

"Di tungguin loh." Ucap Hyunjin sembari mulai mengunyah pizzanya. Menatap wajah adik tirinya yang lambat laun wajahnya sendu juga murung tiba-tiba.

"Apa dek??" Tanya Hyunjin lagi masih penasaran.

"Engga, menurut lu, ayah aneh gak??" Balik tanya Haechan ikut mengambil potongan pizza. Membuat Hyunjin berpikir atas pertanyaan adik tirinya.

"Selama ini, biasa aja sih, ke hotel ngurus retoran, kadang keluar kota ngurus restoran lain, dah sih gitu doang, gua juga jarang dirumah. Pokoknya sibuk semua deh di rumah kalo ga ada lu sepi."

Haechan mengangguk paham disusul dering telpon dari ponsel Hyunjin.

"Dah ngumpul?? Oke."

"Eh mau kemana?? Temenin gua dongg."

"Ihhh manja banget dikamar doang di temenin."

Haechan menatap Hyunjin gelisah, ia sama sekali tidak mau sendirian, ia takut dengan ayahnya.

"Temenin, please." Bisik Haechan sembari menatap Hyunjin sungguh sungguh.

"Ck, iya iya, tapi gua ada nongkrong sama anak anak, ntar gua pulang langsung ke sini yak?? Mau jajan apa lagi??" Tanya Hyunjin yang kini akhirnya menduduki diri di pinggir ranjangnya.

Haechan menggelengkan kepalanya, "Gua ga mau jajan, gua mau lu malem ini disini jagain gua."

Hyunjin menukikkan alisnya, menatap Haechan dengan serius. "Ada apa sih emang?? Lu di ganggu setan?? Atau kenapa?? Biasanya juga gapapa." Ucapnya membuat Haechan menggeleng.

"Please, gua ga mau sendirian."

Hela napas akhirnya Hyunjin mengangguk.

"Tapi gua ke anak-anak dulu buat izin yak, ga enak soalnya gua yang ngajak."

"Sebentar!"

Hyunjin tersenyum gemas disitu. "Iyaa sebentarr. Ahahaha lu lucu banget sih?? 1 tahun ga pulang jadi lucu deh."

"Yeh asu!! Cepet balik ah!!"

"Iya iyaa adek ku Haechan... lepas dulu dong tangannya."

Dengan tidak rela Haechan melepas genggaman tangan di ujung jaket Hyunjin. Hyunjin pun langsung berdiri dari duduknya, menepuk pucuk kepala Haechan dan pergi dari kamarnya.

Blam!

Oke,

Haechan sendirian.

Jujur, Haechan takut sekali. Bagaimana jika ayahnya masuk kamarnya?? Ia takut. Walau sepenuhnya ia masih ragu dan bingung atas semuanya.

Apa ia berlebihan pada ayahnya??

Apa seharusnya ayah dan anak tidak apa-apa melakukan itu??

Siapa yang salah disini sebenarnya??

"Haechan."

Deg!!

"Bangsat!! Kaget anjing!!!"

Dengan spontan karena terkejut Haechan menoleh ke arah pintu kamarnya, menatap Hyunjin yang sedang mengintip di pintu kamarnya membuat Haechan langsung melempar botol minumnya ke arah Hyunjin.

"AHAHAHAHAHAHA. Gitu doang kaget, penakutt!"

Hyunjin menutup pintunya dan tertawa keras. Haechan sudah menyentuh dadanya merasa kaget bukan main, ia sangat takut jika itu adalah ayahnya.

Tapi juga, rindu.

Haaahhhhhh.

Ini rumit bukan??

Ia harus bertanya kemana soal ini?? Bunda?? Bahkan dimana bundanya saja ia tidak tahu.

Ah, internet.

Haechan meraih ponselnya segera, mengetik dengan fasih di kayboard ponselnya. Menatap ragu pada hasil pencarian di internet dengan detak jantung yang terdengar jelas di kepalanya.

"Hubungan.... incest??" Bisik Haechan dengan nada ragu sementara alisnya tertaut heran.

Jemari itu kembali mengetik, mencari arti apa itu incest.

"Hubungan seksual yang di lakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan darah yang kuat, seperti ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak laki lakinya, atau antar saudara kandung...."

Kedua tangan Haechan bergetar, napasnya tersegal, semua ingatan bersama ayahnya berputar di kepalanya begitu cepat.

Saat ia di suruh memilih bunda atau ayahnya,

Ia bersama ayah nya yang mencari apartement.

Saat pertama kali mereka melakukannya. Itu saat ia lulus SD.

Lalu, saat SMP. Ia sempat ingin mencari bundanya, tapi gagal.

Saat ia SMA, ia dan ayahnya sering melakukannya, agar ia tidak ketahuan sedang berpacaran dengan Jeno.

Lalu ayahnya yang menikah lagi.

Dan ia memilih merantau.

Dan kemarin, ia di hukum.

Ini mengerikan!

Brak!!

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!"

"HIKSS BUNDAAAAA!!!!!"

"BUNDAA TOLONGG!!"

Haechan melempar ponselnya, berteriak histeris sembari menutup wajahnya.

Ini mengerikan,

Fakta yang bahkan baru ia sadari.

Apa semua sudah terlambat??

Lalu harus apa, sekarang???

Lalu harus apa, sekarang???

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam
Merinosheep
03 Des 22

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang