1. Gibah

6.2K 327 34
                                    

"BANGSAT!! MAIN KAGAK LU!!"

Haechan memajukan bibirnya karena teriakkan sangar dari temannya. Siapa lagi jika bukan, Winwin??

Winwin, kakak tingkatnya di jurusan peternakan, mereka dekat karena satu divisi organisasi himpunan mahasiswa. Hanya ada Winwin, dan dirinya yang niat saat ada proker, membuat mereka satu sama lain menjadi akrab dan ya... dekat.

"Abang mah marah marah, aing capek sat!"

"Yeu, mata lu katarak, gua udah semester atas aja masih semangat! Lemah lu anjing."

"Astatong bang, filter."

"Bacot, buru naik."

Haechan membuka pintu mobil itu dengan ogah ogahan. Ia malas untuk acara main berupa nongkrong ini. Ia ingin tidur.

"Lu mau tau gak??" Tanya Winwin membuka pembicaraan sambil menyetir. Haechan hanya menatap kakak tingkatnya bertanya.

"Temen gua di lecehin sama pacarnya."

"Oh iya?? Siapa??"

Winwin tertawa disitu. "Ada deh, gak mau sebut merk ah."

"Yeu, cerita nya gak asik." Haechan merotaskan kedua bola matanya malas, melempar pandnagannga pada pemandangan kampus nya.

"Sebut aja, temen gua mawar, pacar temen gua jamal, soalnya kek ikan bawal."

Baik Haechan juga Winwin saling tertawa keras atas ujaran akhir Winwin. "Terus? Gimana?? Hamil?? Di perkosa??" Tanya Haechan semakin penasaran.

"Di pegang selangkangannya, bilangnya si Jamal sih becanda. Bilangnya kek, yakinin kalo mawar cowo apa cewe, soalnya cantik banget." Ucap Winwin mulai bercerita.

"Terus?? Mawar cowo?" Konfimasi Haechan sembari menatap lampu merah, jelas Winwin sebagai pengemudi ikut memberhentikan lajunya.

"Cowo, tapi gua akui emang cantik, bersih lah gak sangar sangar amat kek fakultas alam nya. Nah, habis gitu, auto dong, Mawar ga terima yekan. Dia langsung lapor polisi dah."

Haechan melebarkan kedua matanya, menatap Winwin kaget sementara Winwin hanya terkekeh sembari mengangguk atas reaksi adik tingkatnya.

"Polisi kemaren yang rame rame itu, dia."

"Demi apa bang? Asli gua kira ada kucing kejepit tau."

"Ahahahaha! Kucing kejepit manggil damkar goblok, bukan polisi." Winwin kembali menjalankan mobilnya begitu lampu hijau menyala, meraih alat kotak dan segera menurunkan kaca jendela, siap menghisap asap berbau coklat manis itu.

"Oh iya ya.. wah parah ikan bawal."

Winwin mengangguk setuju atas ujaran Haechan, lalu kembali menghisap vapenya dan menghembuskan asapnya keluar jendela. Sementara Haechan asik dengan melihat lihat lingkungan kampus yang kini penuh dengan mahasiswa yang baru pulang. Ya, ini sore hari.

"Ati ati dek, kadang kita gak sadar kalo kita di lecehin."

Haechan kembali menatap Winwin, maksudnya bertanya. "Hah?? Gimana??"

"Begitu, di pegang area pribadi, di panggil yang buat kita gak suka, atau apapun yang gak enak buat kita apalagi ada sangkut pautnya sama begituan."

"Lha bang."

"Hm??"

Winwin sedikit mencuri pandangan ke arah Haechan, sedikit panik dengan wajah serius adik tingkatnya karena, seserius apapun Haechan, bahkan saat rapat, anak ini pasti tidak pernah seserius ini wajahnya.

"Apa??" Tanya Winwin lagi.

"Emang, di pegang selangkangannya, itu pelecehan??"

Pertanyaan tolol yang menurut Winwin itu membuat dirinya tertawa. Kembali menghisap vapenya lalu mengangguk. "Jelas lah, di pegang burung lu, itu pelecehan. Kenapa?? Pernah??" Tanya Winwin main main, apalagi wajah Haechan yang terdiam itu membuat Winwin berharap adik tingkatnya berkata 'prank'.

"Ka-kalo sama ayah sendiri, itu pelecehan??"

Terdiam. Winwin menengguk ludahnya sendiri.

"Ayah lu kayak gitu??"

Kini, Haechan yang terdiam. Kedua tangannya lambat laun menyatu dan bergerak gelisah, air mata yang sama sekali tidak terkontrol mulai terasa penuh di pelupuk matanya, begitu pula dengan bibirnya yang mulai bergetar.

Merasa tidak ada jawaban, Winwin memilih menepikan mobilnya. Aura Haechan berubah.

"Woi??" Panggilnya sembari meraih bahu Haechan.

"Ya-ya, bang??"

Winwin sedikit tercekat. Haechan terlihat takut juga malu. Apa jangan jangan??

"Lu oke??" Tanya Winwin sembari merendahkan wajahnya berusaha untuk.meyakinkan Haechan.

"O-oke bang, aman!" Jawab Haechan dengan tangan kanannya mengacungkan jempol nya. Tidak lupa dengan senyuman yang jelas jika itu di paksakan.

"Gak ada yang mau di sampein??" Tanya Winwin dengan lembut, berusaha untuk tidak membuat Haechan takut. Haechan kini tidak menjawab, hanya mengangguk kuat hingga membuat Winwin menghela napas.

"Yodah, gua lanjut yak."

Haechan mengangguk kecil, membiarkan Winwin membawa mobilnya menuju cafe yang biasa mereka kunjungi.

Haechan mengangguk kecil, membiarkan Winwin membawa mobilnya menuju cafe yang biasa mereka kunjungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you again><

Salam dari gua,
Merinosheep
21 Agst 22

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang