10*. Bunda??

2.3K 148 18
                                    

"Ayahhh, Chan mau tanyaaa. Ayah sibuk gakk??" Haechan berlari dengan semangat pada meja makan, dimana ayahnya sedang entah menghitung apa dengan kalkulatornya.

"Hm?? Sebentar lagi ya, Chan udah selelsai ngerjain tugasnya??"

"Udahh! Chan tadi ngerjain bareng sama Jaemin pas istirahat tadi."

"Bagus, sekarang tunggu ayah di kasur."

Haechan mengangguk paham, lalu berlari ke kamar utama itu dan merebahkan diri. Ia bermain gameboy jadul itu. Haechan sangat rindu bunda dan kakaknya, Hendery.

Dimana mereka sekarang??

Apa neneknya sudah sembuh??

Mereka sedang apa sekarang??

"Hey, ngelamunin apa?? Masih kecil udah ngelamun kayak mikirin utang aja."

Ayahnya muncul sembari menutup pintu, lalu ikut masuk kedalam selimut membuat Haechan langsung memeluk tubuh besar ayahnya.

Anak kelas 9 SMP itu menatap ayahnya serius, membuat Johnny manaikkan alisnya bertanya.

"Ayah, bunda dimana sekarang?? Nenek udah sembuh belom?? Kak Hendery sekarang kelas berapa?? Telpon bunda yuk Yah!"

Johnny terkekeh, lalu memeluk tubuh Haechan dengan erat membuat Haechan mendorong wajah ayahnya dari ceruknya.

"Ke bunda ayokk." Ajak Haechan lagi. Sungguh, ia sangat rindu bunda dan kakaknya.

"Emang mau ngapain sih ke bunda?? Kamu gak suka sama ayah??"

"Bukan ih, kangen sama bunda.. nenek juga, Kak Hendery apalagii!!"

"Mending tidur aja yuk."

"Ihh! Ayahh, udah berapa taun ya Chan gak ketemu bunda?? Terakhir waktu bunda nganterin baju ke sini, Chan kangen bunda."

Johnny, masih mendusal di ceruk Haechan, dan si empunya hanya membiarkan itu, ia masih sibuk untui mengutarakan rasa rindu pada bundanya.

"Bunda juga gak ngasih nomer telpon, ayah punya gak??? Kalo kita ga bisa ketemu bunda, Chan cuma pengen denger suara bunda. Emang, bunda di rumah nenek gak kangen kita yah?? Bunda kangen Chan gak ya??"

Haechan menatap langit langit kamarnya itu dengan sendu, ia sebentar lagi kelulusan SMP, ia ingin kelulusannya di hadiri kedua orang tuanya, tidak hanya ayahnya saja seperti saat SD.

"Kak Hendery juga, dulu sering main tanah di depan rumah, sekarang Kak Hendery sukanya main apa ya?? Main gameboy kayak Chan gini??? Atau punya PS?? Kak Hendery kan suka punya banyak uang."

"Dah diem, mereka tuh malah udah lupa sama kita. Bunda kamu itu, sama ayah aja lupa, apalagi kamu."

"Ayah ketemu sama bunda??? Kok gak ajak Chan!"

"Cuma papasan, toh bunda kamu juga gak kenal sama ayah."

Penjelasan itu membuat Haechan terdiam.

"Kok bisa gitu yah??" Tanya Haechan dengan lirih. Perlahan Haechan mengubah posisi tidurannya untuk membelakangi ayahnya, membuat Johnny kembali memeluk anak SMP itu dari belakang.

"Bunda kamu tuh, dulu, yang buat ayah jadi keluar dari kerjaan. Bunda kamu kan kalo ngomong suka gak jelas kayak orang mabuk, bikin fitnah dimana mana sampe akhir nya ayah di keluarin dari tempat kerja. Ayah di keluarin dia malah marah marah, padahal yang bikin ayah gak kerja kan bunda kamu."

Haechan meremat sprei di hadapannya dengan erat. Air mata mulai menggenang.

Sejahat itukah bundanya??

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang