14. Holiday

1.9K 124 15
                                    

"Aku belom bilang mau!!"

Brak!

Haechan menghentakkan kakinya pada dasbor mobil di depannya, berharap ayahnya berhenti dan memarahinya sehingga mereka tidak usah pergi liburan.

"Yang bener?? Kamu ga mau pantai?? Maunya naik gunung??" Tanya Johnny lembut, masih fokus untuk menjalankan mobilnya.

" 'Naik gining naik gining', naik gaji Yah."

"Yodah, buka baju kamu."

"Apaan sih gak jelas banget deh!"

"Ahahahahaha, lucu banget."

"...."

Lalu sepi, tidak ada percakapan apapun lagi. Johnny yang memang dasarnya fokus mengendarai mobil, dan Haechan yang membuang wajahnya ke arah jendela. Menatap pemandangan kota yang ya... indah.

"Laper ga si woi??"

Ah, iya, lupa. Hyunjin ikut. Hyunjin berada di belakang mereka.

Cepat cepat Haechan raih ponselnya. Mengirim pesan pada Hyunjin.

Haechan menghela napas, sedikit melempar ponselnya ke dasbor hingga menghasilkan dentuman yang, ya, lumayan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan menghela napas, sedikit melempar ponselnya ke dasbor hingga menghasilkan dentuman yang, ya, lumayan besar.

"Kakak laper??"

"Hihihihi."

Memutar tubuhnya kebelakang menatap Hyunjin yang sedang cekikikan sendiri sembari menatap ponselnya, padahal ayahnya sedang bertanya. Haechan terkekeh disitu.

Hyunjin itu anak yang tidak ikut organisasi apapun, tapi dia anak tongkrongan. Entah ikut berapa grup tongkrongan tapi yang jelas, selalu ramai dan solid.

Tidak seperti dirinya yang anak himpunan, hanya bersama dan mementingkan keberhasilan proker, tanpa adanya silaturahmi basa basi. Yaya, yang salah ketuanya.

"Adek laper???" Tanya Johnny karena tahu, Hyunjin tidak mendengarkan.

Mendongakkan wajahnya menatap ayahnya, Haechan pun mengangguk. "Laper!! Mau tomyum!!" Usul Haechan dengan semangat. Sudah jelas, ayahnya terkekeh.

"Kalo ada ya, kita berhenti."

Haechan mengangguk senang. Lupa jika ia seharusnya sedang membangun benteng untuk ayahnya.

"Pah, nanti di pantai ngapain??" Tanya Hyunjin membuat Haechan yang mendengarkan pertanyaan Hyunjin ikut menatap ayahnya bertanya.

"Ya healing lah, rebahan kek, naik banana boat kek, bebas deh papa nangung, anak anak papa tinggal bilang aja maunya apa."

"Wah!!"

Menatap takjub ke belakangnya, menatap kakak tirinya yang responnya pun sama. Baik Haechan dengan Hyunjin membulatkan mulutnya syok karena bahagia.

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang