23. Die

1.6K 95 31
                                    

"Mmhhhh."

"Lu yang mulai ya."

Haechan hanya mengangguk dengan raut wajah menggodanya, bibir bawahnya ia gigit, dan mata beruangnya menatap bibir Mark dengan tatapan sayu yang dalam, tangannya dengan lihai membuka celana basah Mark, sementara Mark mulai mendekatkan tubuhnya.

"Teriak aja, di luar lagi hujan deres." Bisik Mark sembari meraih paha Haechan untuk memeluk pinggangnya begitu celananya berhasil terlepas, Haechan hanya menuruti, tangannya berpegangan pada bahu Mark agar ia tidak tetjatuh di posisinya yang hanya berdiri dengan satu kakinya.

"Langsung masukin aja, tapi pelan."

"Siap sayang."

Haechan mendongak begiru merasakan penis Mark yang masuk perlahan, membuat Mark dengan segera menyerang leher jenjang Haechan untuk di muluti. Air dari shower di biarkan mengalir membasahi punggung Mark menambah suara ricuh menutupi suara bisikkan desahan dari Haechan.

"Aahhhhh dalem bangetthh!"

"Lu terlalu sempit!! Aahhhhh ini gila."

Tangannya yang dari bahu Mark merambat untuk mengusap rahang tegas Mark, diusap pelan penuh nikmat dan mulai memajukan wajahnya untuk mencium bibir tipis kakak tingkatnya.

Mark membalas lumatan Haechan, tangannya menyengkram nikmat pinggang Haechan yang ramping, sementara tangan yang lain masih setia di belah pantat Haechan agar terus memeluk pinggangnya.

"Mashh Mark gede bangetthhh aaahhh aaahhhh."

Di bawah sana mulai bergerak, Haechan semakin heboh mendesah nikmat disusul geraman rendah Mark.

"Aarrgghh lu parahh aahhh."

"Aahhh aahhhh masshhh."

"Yaahh?? Kurang dalem??"

Haechan menggeleng, tangannya meremas rambut hitam basah Mark dengan kuat, membawa kepala Mark mendekati dadanya.

"Sedotthhh aaahhh aaahhh."

Mark tidak menjawab, tapi langsung melakukan. Menjilati, melumat hingga menyedot puting Haechan dengan rakus. Membuat Haechan mendesah ribut menikmati semua titik nikmatnya di permainkan.

"Teruss aahhhh aaahhh ma-mauhh aaahhh."

Tersenyum di sela lumatannya pada puting mencuat Haechan, Mark terkekeh karena Haechan yang akan pelepasan, ayolah ini baru mulai dan Haechan sudah akan keluar??

"Mass aaahhh aaaahhh cepethh aaahhhh."

Permintaan Haechan langsung di kabulkan, menusuk kuat hingga Haechan terhentak di antara tubuhnya dan dinding kamar mandi.

"Aangghhhhh!!!!!"

Mark memberhentikan gerakkannya seketika begitu merasakan Haechan yang pelepasan, kedua matanya ikut terpejam merasakan remasan kuat di penisnya. Memberi Haechan waktu menikmati pelepasannya, mengabaikan milik dirinya yang ngilu di dalam.

"Aahhhhh enakkhh." Bisik Haechan lemas menyandarkan pipinya di bahu Mark, tangannya perlahan turun dari pelukkan Mark begitu pula dengan tubuhnya yang semakin memberat.

"Ehh?? Haechan??"

Tidak ada sautan, antara Haechan tertidur, atau pingsan.

"Ck!" Mark berdecak kesal, memilih mengeluarkan miliknya dari lubang Haechan dalam keadaan tegang. Mencapai pelepasannya dalam keadaan partner yang tertidur atau pingsan bukan sesuatu yang beretika menurut Mark.

"Buset, nyolo dong gua." Gunamnya sedikit mengabaikan miliknya untuk membersihkan tubuh Haechan agar ia bisa memindahkan Haechan keranjangnya.

.
.
.
.
.

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang