7. Carry home

2.4K 170 32
                                    

Haechan sudah berada di depan kostannya. Pagi ini ia akan pulang, sebenarnya tidak tahu pagi atau kapan, karena kesepakatan kemarin dengan Hyunjin adalah, jika Hyunjin memiliki waktu luang. Jadi, Haechan hanya bisa terus bersiap di hari ini.

"Loh, belom berangkat??" Tanya Renjun sembari membawa tas kopernya. Ya, Renjun juga hari ini pulang, mereka sama sama sudah selesai akan tugasnya di kampus. Renjun sendiri manusia anggota senat.

"Belom anjir, orang gua masih disini kok." Jawab Haechan. Melihat penampilan Renjun yang sudah rapi membuat Haechan sedikit minder. Karena apa?? Ia hanya memakai baju rumahan saja. Ck, tidak apa apa lah, toh ia di jemput adik tirinya. Sementara Renjun kan, harus ke bandara.

"Gua mau cari sarapan dulu, lu mau??" Tawar Renjun sembari tersenyum. Manusia Renjun ini sangat murah senyum, jika sedang mood baik. Catat baik baik, jika sedang mood baik.

"Emm, gak ah, males, udah bokek juga." Haechan menyandarkan duduk nya di kursi, kembali bermain ponsel karena adik dajjalnya itu belum bisa di hubungi.

"Masa si?? Masih tanggal belasan kok, masa udah bokek?" Renjun mendorong kopernya ke arah kaki Haechan, sudah jelas ingin menitipkan kopernya selama ia pergi mencari makanan.

"Ye, masih ada sih masih ada, masalahnya yang jemput gua kakak gua, siapa tau supir itu minta jajan, dia kan peritungan."

Renjun langsung tertawa, mendengar ucapan Haechan yang menyebut kakaknya supir jelas itu sangat lucu.

"Yodah, gua jalan dulu deh, nitip koper yak. Kalo misal lu udah di jemput, biarin aja kopernya. Toh ada cctv." Renjun menepuk kopernya beberapa kali sembari menatap Haechan dengan senyumannya. Membuat Haechan hanya mengangguk paham saja.

"Dadah."

"Yooo."

Lalu kembali sepi. Tempat kostannya sudah sangat sepi, para penghuninya semua sudah pulang ke rumahnya masing masing. Haechan dan Renjun yang masih tertinggal karena acara kemarin.

"Si dower masa masih tidur anjir." Bisik Haechan kesal. Kakinya ia naikkan untuk di taruh di atas koper Renjun.

Tin tin!!!

Mata beruangnya menatap mobil yang baru tiba dan langsung meng klaksonnya. Alisnya berkerut heran. Mobil siapa?? Apa Renjun di jemput?? Apa Hyunjin mengganti mobil??

Karena tidak kenal, Haechan memilik diam saja. Mungkin mobil tetangganya. Betul??

Memilih bermain game juga mengirim chat pada Renjun jika jemputannya sudah tiba, tapi kata Renjun, ia tidak memesan jemputan. Hmm.. berarti mobil tetangganya.

Tin tin!!

Haechan berdecak kesal, menendang koper Renjun yang tidak bersalah hingga terjatuh dan berdiri dari duduknya. Berjalan ke arah mobil itu dengan tergesa sembari memasukkan ponselnya pada kantong celananya. Jalan tegasnya menandakan jika Haechan sedang kesal.

Tok tok tok!!

Ketuk Haechan pada kaca mobil itu, lidahnya bermain di dalam pipi dalamnya menahan amarah. Perlahan kaca mobil itu pun turun membuat Haechan merendahkan tubuhnya hanya untuk memulai semprotan amarahnya. Hey, Haechan ini anak himpunan divisi kedispilinan, sudah jelas urusan marah memarahi ia jagonya.

"Gak tau ini daerah kos-"

"Ayo, pulang."

Haechan terdiam begitu melihat siapa yang berada di dalam mobil. Orang yang ingin Haechan hindari.

"Kenapa bukan Hyunjin??" Tanya Haechan dengan jutek.

"Hyunjin masih ada acara, lagian, apa salahnya ayah jemput anaknya???"

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang