12*. Restu Ayah??

1.9K 123 4
                                    

"Sayanggg, ayok pulangg, aku tau tempat es krim yang baru buka nih, ada diskonn."

Jeno berlari kencang ke arah kelas Haechan yang berada di ujung bangunan kelas dekat taman. Berteriak keras seperti anak kecil membuat orang orang di sekitarnya terkekeh karena polah pasangan itu.

Ya, mereka itu couple of the year di sekolahnya.

Hubungan mereka seolah di restui seluruh anggota sekolah, dan tentu seluruh anggota sekolah tahu jika mereka berpacaran. Walau mereka backstreet, dan meminta anggota sekolah tidak terlalu ramai, agar orang tua Haechan tidak tahu. Jatuhnya, hubungan mereka itu bisa di sebut 'rahasia umum'.

"Jeno cari diskonan terus teriak teriak ih!! Malu!! Ga mauu!!"

Baik teman Haechan atau yang berada di sekitar mereka tertawa menangapi Haechan yang kini lari menghindar Jeno.

Dan Jeno?? Tentu dengan mudah meraih tangan Haechan, membuat orang-orang di sekitarnya berteriak seru menonton adegan drama yang di buat Jeno dan Haechan.

"Kaliann jangan liatin ihh, huwaa maluu!!"

Mereka seolah, aahhh lucu!! Tidak heran jika mereka menjadi couple of the year.

Haechan itu anaknya pendiam tetapi tidak pasif. Ia seperti anak biasanya, tidak terkenal karena pintar ataupun bodoh. Benar benar biasa saja. Sementara Jeno sudah jelas terkenal karena ia yang menjabat sebagai ketua ekskul karate dan selalu menyumbangkan piala ke sekolahnya.

Jika ada haters, sudah pasti Haechan akan di bully karena Haechan posisinya seperti 'pansos' pada Jeno. Tapi nyatanya, mereka melihat positifnya saja, mungkin memang ada haters, tapi tentu tidak sebanyak pendukung hubungan mereka.

"Kalo malu jangan berisik makanya, jangan lari-lari begini." Ucap Jeno membuat Haechan melengkungkan bibirnya kebawah, dan disusul teriakkan histeris dari teman temannya.

"Jeno!!! Jangan galak galak ke Haechan gua ya!!!"

"Aaaaa dek Haechann lucuuu!!"

"Ihh lucu banget ga kuatt!!"

"Jeno di sayang Haechannyaa!!!"

Jeno terkekeh mendengar semua teriakkan itu. Risih?? Tidak. Ia senang karena mereka semua mendukung hubungannya. Justru yang risih itu Haechan, ia mudah malu. Tetapi Haechan hanya diam saja.

"Sssttttt!! Kalian gak pulang apa??"

Haechan menaruh jari telunjuk kirinya seolah meminta teman temannya diam, dengan seragam sekolahnya yang pas di tubuh Haechan dan di tutupi dengan sebuah jaket milik ayahnya yang  kebesaran itu membuat semua sukses berteriak gemas pada Haechan.

"Engga!! Mau awasin dek Haechann kalo di apa-apain sama ketua ekskul!!!"

"Dek Haechan lucu banget!! Gua mau minta emak aing adopsi Haechan ga boong!!"

"Ada jasa tuker adek ga si?? Gua mau adek gua Haechan."

"Awas awas!!! Korban ke uwu an NoChan bertambah!!!"

"Ya ya, silahkan masuk ke UKS Korban NoChan hari ini."

Haechan tertawa melihat kelakuan teman kelasnya dengan tetangga kelasnya yang heboh itu, tidak menutup kemungkinan seluruh anggota sekolah yang meilhatnya ikut tertawa.

Sementara itu, Jeno hanya menatap Haechan dengan senyumnya.

"JENOO SADAR YEE AHAHAHHAA!!"

"Woi woi!! Jeno jangan mabok dulu!!"

"Jen!! Mleyot Jen???"

"Jiahh!! Lemah ni ketua ekskul!! Mleyot bang??"

"Sedang menatap dunianya ahahahaha!"

Baik Jeno juga Haechan tertawa, masih dengan saling bergandengan tangan.

"Ayok, beli eskrim." Ajak Jeno, mereka sudah mulai mengabaikan fans mereka.

"Maaf ya Jen, aku hari ini di jemput ayah." Jawab Haechan dengan nada penyesalan, mereka saling bertatapan hingga akhirnya Jeno menganggukan wajahnya paham.

"Nunggu dimana?? Ayo, aku temenin."

"Disuruh nunggu di halte bis sih, tapi nanti kalo ketauan ayah gimana??"

Pertanyaan Haechan membuat Jeno tersenyum lembut, tangannya yang menggandeng Haechan ia ayunkan ke kanan dan kekiri.

"Aku duduknya jauhan deh nanti, atau engga, aku di deket pohon aja." Ucap Jeno membuat Haechan menagnggukkan kepalanya hingga rambut halusnya bergerak.

Jeno yang melihat rambut halus ber 'tuing- tuing' itu dengan gemas menyentuhnya sembari mengelusnya. Dan tentu di susul teriakan seru dari fansnya.

"Apa aku ke ayah kamu aja?? Kita obrolin hubungan kita ke ayah kamu." Tatapan teduh Jeno membuat Haechan menghela napas pelan. Sudah sering sekali Jeno nekat ingin bertemu ayahnya untuk restu mereka. Tetapi, Haechan selalu menolak dan tidak mau. Lagi pula, Haechan tidak mau kena hukuman dari ayahnya.

"Aku yakin ayah ga bakal ngapa ngapain kamu, tapi aku yang bakal kena amarahnya."

"Aku minta maaf."

Kini keduanya sama sama terdiam, begitupun dengan kedua mata mereka yang menyiratkan kesedihan.

"Aku ga mau kamu jadi anak yang jelek buat orang tuanya, gimana juga, kamu harus tetep jadi anak yang baik buat orang tua kamu."

Ucapan Jeno sembari menyentuh bahunya untuk di tepuk 2 kali dengan lembut membuat Haechan menganggukkan kepalanya kaku. Jeno, kekasihnya ini, sangat baik.

"Ayo, ke halte bis."

Jeno pun mengangguk, menggenggam tangan mungil Haechan lebih erat dan berjalan beriringan keluar area sekolah.

Haechan duduk di bangku halte, tatapannya terkadang ia lempar ke arah bawah pohon yang berjarak sekitar 4 meter dari halte. Melihat keadaan kekasihnya, Jeno, yang terduduk di bawah pohon sembari mengawasinya.

Ya, mereka sama sama saling mengawasi.

Tintin!!!

Haechan menegakkan tubuhnya, menyambut ayahnya yang tiba. Tangannya yang ia sembunyikan di sisi tubuhnya melambai dengan pelan ke arah Jeno. Jeno yang melihatnya hanya mengangguk dari kejauhan, tanpa tahu kini Haechan sudah masuk ke dalam mobil bersama sang ayah.

Mobil itu melewati Jeno, Haechan sama sekali tidak bisa melihat kekasihnya yang terduduk di bawah pohon itu sebab tangannya kini di genggam lembut oleh ayahnya.

Jeno tahu, Haechan tidak melihatnya, sedikit sakit hati tapi, ya ia bisa berbuat apa?? Haechan nya, masih milik orang tuanya bukan??

"Hati-hati sayang."

Bisiknya pelan, mengabaikan tatapan aneh dari orang sekitarnya, karena ia duduk di bawah pohon seperti pengemis.

Bisiknya pelan, mengabaikan tatapan aneh dari orang sekitarnya, karena ia duduk di bawah pohon seperti pengemis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam
Merinosheep
3 Des 22

They Never Know [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang