Siapa itu Zilong?
Dikisahkan tentang sebuah tempat yang berada di atas awan bernama Hidden Land of the Dragon. Diketahui tempat tersebut merupakan singgasana dari sang petarung kuat bernama Great Dragon yang terkenal akan kehebatannya.
Tempat tersebut memiliki banyak sekali para petarung kuat yang bermunculan. Setiap orang yang mencoba memasuki tempat tersebut harus terlebih dahulu berhadapan dengan para pengawal yang memiliki kemampuan bertarung luar biasa. Selain itu, sepintar apa pun para penyusup memasuki tempat tersebut, pasti akan tertangkap dengan banyaknya jebakan yang terpasang di sana.
Great Dragon memiliki 9 putra. Kesembilan putranya tersebut sudah dilatih menjadi petarung yang kuat dan hebat. Setiap putranya tersebut diberikan tugas oleh Great Dragon. Di mana masing-masing dari mereka akan diberikan satu daerah yang harus dijaga dan dilindungi. Pokoknya daerah tersebut sudah menjadi tanggung jawab mereka.
Namun sayangnya, di antara kesembilan putranya tersebut, tak ada satu pun yang pernah menyempatkan dirinya untuk melihat keadaan Great Dragon. Alhasil membuat Great Dragon merasa kesepian dan sedih. Untuk mengusir perasaan tersebut, Great Dragon kemudian memilih seorang anak bernama Zilong yang kelak akan menjadi anak angkatnya.
Setelah sekian lama hidup bersama Zilong, Great Dragon sudah menganggap Zilong sebagai anak kandungnya. Terlebih lagi Zilong merupakan sosok yang baik, sopan, dan memiliki kemampuan bertarung yang hebat, sehingga Great Dragon menaruh rasa simpati terhadapnya.
Di sisi lain, Great Dragon juga memiliki seorang murid bernama Ling. Baik Zilong dan Ling telah dilatih langsung oleh Great Dragon. Hingga akhirnya keduanya mempunyai kemampuan yang setara namun dengan style bertarung berbeda, namun tetap kuat.
Selang berjalannya waktu, Zilong dan Ling terlibat pertarungan hebat untuk membuktikan siapa di antara mereka berdua yang paling kuat. Setelah pertarungan terjadi, baik Zilong dan Ling sama-sama meluncurkan serangan andalan mereka. Hingga pada akhirnya, Ling berhasil mengalahkan Zilong. Ling berharap atas kemenangan ini dirinya akan dipilih sebagai penerus Great Dragon.
Akan tetapi, ternyata Great Dragon lebih memilih Zilong sebagai penerusnya. Karena keputusan tersebut, Ling pun merasa kecewa dan ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Hidden Land untuk merencanakan aksi balas dendamnya kepada Great Dragon.
Selang beberapa tahun berlalu, Zilong memiliki seorang murid yang bernama Chang’e. Bersama dengan muridnya, Zilong menghabiskan waktunya untuk melatih Chang’e. Sebagai bentuk kasih sayangnya, Zilong memberikan Chang’e sebuah hadiah berupa Moon Rabbit.
Dengan harapan besar, Zilong ingin muridnya tersebut mulai mengetahui dan menguasai kekuatan dari Moon Rabbit tersebut. Seiring dengan pelatihan yang semakin esktra, akhirnya Chang’e memiliki kekuatan yang hebat dan mengetahui kekuatan dari Moon Rabbit pemberian Zilong tersebut.
Namun, karena Moon Rabbit sangat nakal, pada suatu hari ia tidak sengaja mengonsumsi sebuah pil suci kepunyaan Great Dragon. Sontak saja, Great Dragon yang mengetahui pil suci miliknya dicuri menjadi marah. Bahkan Moon Rabbit hampir kehilangan nyawanya akibat kemarahan Great Dragon.
Untungnya berkat Zilong dan Chang’e, kemarahan Great Dragon perlahan menghilang. Setelah kejadian itu, Moon Rabbit atau kelinci bulan tidak pernah berbuat nakal kembali.
Ling yang sudah memiliki kekuatan setelah berlatih di luar Hidden Land pun kembali menemui mantan gurunya untuk menyelesaikan misi balas dendamnya. Tampak Ling yang menatap Great Dragon dengan penuh kemarahan.
Namun, saat Ling ingin menyerang Great Dragon, Zilong datang untuk melindungi Great Dragon. Saat ini, Zilong telah memiliki kekuatan yang jauh kuat daripada sebelumnya. Hal itu karena ia memiliki sebuah senjata bernama Dragon Spear.
Pertarungan sengit antara keduanya kembali terjadi. Senjata Ling (Defian Sword) dan Zilong (Dragon Spear) saling menghantam. Efek dari hantaman kedua pedang tersebut membuat keadaan sekitar menjadi hancur seketika.
Keduanya terus bertarung dengan mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Pertarungan terus terjadi baik itu di dalam maupun di luar Hidden Land. Akan tetapi, karena kekuatan mereka yang setara, belum ada pemenang dari pertarungan tersebut.
Ling dengan jurus andalannya yaitu Tempest of Blade langsung mengguncang Hidden Land. Sedangkan, Zilong berusaha menahan serangan tersebut dengan senjata Dragon Separ miliknya.
Setelah itu, Dragon Spear dengan aura naganya mulai melakukan serangan balik terhadap Defian Sword. Akan tetapi, di saat kedua senjata ini saling beradu, tiba-tiba saja Zilong menghentikan serangannya.
Melihat apa yang dilakukan Zilong, Ling menjadi ragu dan bimbang apakah harus menyerang Zilong atau menarik pedangnya yang pada saat itu hampir mengenai Zilong yang sudah menarik senjatanya terlebih dahulu.
Tak lama setelah itu, mereka berdua pun mulai mengingat masa-masa kecil mereka saat masih dilatih oleh Great Dragon. Ling mulai menyadari bahwa yang membuatnya bimbang bukanlah keputusan Great Dragon yang memilih Zilong, melainkan alasan mengapa Great Dragon lebih memilih Zilong sebagai penerusnya.
Pada akhirnya, Ling juga menarik pedangnya yang hampir mengenai Zilong. Mereka berdua sadar bahwa persahabatan yang telah terjalin sejak lama mampu mengalahkan kebencian yang dipendam oleh Ling.
Setelah itu, Ling pun mengakui semua kesalahannya dan memutuskan untuk pergi meninggalkan Hidden Land. Zilong yang melihat Ling pergi dengan perasaan damai menganggap masalah mereka telah selesai.
Kisah Zilong tidak berhenti di situ saja. Zilong masih memiliki tugas yang harus ia kerjakan. Yaitu menjaga perdamaian di seluruh dunia seperti yang diajarkan oleh Great Dragon kepadanya. Selain itu, ternyata Zilong dan Ling masih harus bertarung, tapi bukan antara mereka berdua, melainkan menghadapi musuh bernama Yu Zhong.