Siapa itu Hanabi?
Tersembunyi di antara lembah pegunungan berbatu yang dalam dan hutan lebat di bagian utara Cadia Riverlands terdapat desa tempat tinggal ninja – Scarlett Shadow. Setelah ribuan tahun, dua aliran Ninjutsu pun muncul. Salah satunya dikenal sebagai Scarlet Sect, dan yang lainnya Shadow Sect. Scarlet Sect menganjurkan menggunakan semua jenis peralatan ninja, sedangkan Shadow Sect berfokus pada niat belajar Ninjutsu itu sendiri.
Setelah mempelajari banyak pelajaran mengerikan dari ninja-ninja yang saling bertarung melawan satu sama lain, kedua sekte mencapai kesepakatan untuk menerima pelatihan dari pihak lain. Rencana itu bukan hanya cara untuk bertukar ide dan keterampilan, tetapi untuk membentuk ikatan khusus di antara generasi muda mereka.
Sebagai putri tertua dari Scarlet Supreme Grandmaster, Hanabi dibesarkan sebagai penerus dari posisi ayahnya dan menunjukkan bakat luar biasa yang jauh melebihi teman-temannya. Tetapi setelah datangnya seorang ninja muda dari Shadow Sect, Hanabi menyadari bahwa dia bertemu dengan saingan yang kuat.
Anak laki-laki yang bernama Hayabusa itu adalah putra bungsu dari Shadow Supreme Grandmaster. Meskipun dia berasal dari Shadow Sect yang menekankan kekuatan fisik dan mental, dia memiliki pemahaman yang luar biasa tentang peralatan ninja Scarlet dan menunjukkan potensi besar hanya dengan berlatih selama beberapa bulan.
Pada awalnya Hanabi tidak terlalu peduli tentang penantang yang berpotensi ini hingga sesi latihan biasa di malam hari. Dia secara tak terduga kalah dari Hayabusa. Meskipun itu hanya selama pelatihan, Hanabi yang sombong tidak dapat menerima penghinaan bahwa dia kalah dalam pertarungan.
Setiap kali bulan purnama, dia akan mencoba mencari cara untuk memprovokasi Hayabusa untuk berduel dengannya. Namun dia tidak bisa memenangkan satu pertarungan pun melawan anak laki-laki yang sepertinya menyatu dengan bayangannya itu. Dengan kesal, Hanabi terus memancingnya untuk lebih sering bertarung melawannya, namun dia malah semakin kesal melihat ketenangan dan kesabaran Hayabusa.
Oleh karena itu, gadis pemarah dan laki-laki pendiam ini secara bertahap tumbuh dewasa dalam perkelahian yang terekspos. Tak lama kemudian kedua rival ini mencapai masa remaja. Mereka masih tidak berbicara satu sama lain, tetapi duel setiap malam bulan purnama menjadi rutinitas komunikasi yang tak terucapkan.
Meskipun Hanabi kadang-kadang bisa menang dalam pertarungan, Hayabusa lah yang lebih sering menang. Setiap kali duel mereka berakhir, keduanya akan berbaring di atap yang tinggi, menatap bulan purnama di langit, pantulan sinar bulan perak di mata Hayabusa perlahan membakar pikiran Hanabi sebelum dia dapat menyadarinya.
Pada waktu lain mereka akan bertukar beberapa kata yang tampak seperti percakapan, tetapi juga bisa dikatakan bahwa itu ditujukan kepada diri mereka sendiri.
Kata-kata yang paling sering Hanabi ucapkan adalah “Aku akan menjadi Akakage“.
Sementara Hayabusa sering menjawab dengan mendengus atau berkata “Aku akan menemukan orang itu“.
Adapun siapa orang itu, Hanabi belum pernah mendengar Hayabusa menjelaskan siapa orang itu.
Hanabi menyadari perasaannya terhadap Hayabusa, tetapi harga dirinya sebagai seorang gadis tidak mengizinkannya untuk mengungkapkan pikirannya secara langsung, dan pelatihan ninja yang dia terima mengajarinya untuk tidak pernah mengungkapkan emosinya.
Berkali-kali, dia menatap punggung Hayabusa saat dia pergi dan berkata pada dirinya sendiri “Di waktu berikutnya ketika aku menang nelawanmu, kamu akan mengerti tentang perasaanku.”
Hari upacara kedewasaan kebetulan bertepatan dengan malam bulan purnama. Hanabi berdandan dan dengan hati-hati menyiapkan Bento beras kacang merah. Untuk membuat Bento ini, tangan cantik Hanabi yang sering menggunakan tanda untuk melepaskan ninjutsu dipenuhi luka sayat dan luka bakar. Eksperimen yang gagal menumpuk di dapur satu demi satu.
Akhirnya, Hanabi membuat Bento yang memuaskan sementara keringat bercucuran di wajahnya. Dia menghela nafas lega sebelum melihat ke atas untuk melihat hujan deras dalam kegelapan di luar jendelanya.
Dia bergegas menyusuri melalui hujan tanpa payung, mencengkeram Bento beras kacang merah di depan dada dan berlari melewati jalan Scarlet Shadow. Saat hujan yang lebih deras turun dari langit, dia akhirnya menemukan Hayabusa, tetapi gadis bernama Kagura itu bersandar di dekatnya sambil memegang Seimei Umbrella.
Gemuruh menggelegar di langit dan kilatan petir menari di kegelapan malam.
Terdiam di atas tanah, Hanabi berkata pada dirinya sendiri: “Hayabusa melihatku. Aku tidak bisa melarikan diri!”
Dia memaksa dirinya untuk berjalan ke arah mereka setiap langkah ia merasa hatinya seperti diinjak-injak.
Tidak sampai dia berdiri di depan Hayabusa dengan ekspresi kosong dia menyadari bahwa dia masih memegang kotak Bento yang dimaksudkan untuk mengekspresikan perasaannya. Hanabi mengabaikan payung yang diserahkan Hayabusa dan dengan dingin mengangguk padanya seperti yang dilakukannya di tempat latihan, sebelum mempercepat langkahnya untuk bersembunyi di tengah hujan.
Hujan berhenti dan angin malam meniup awan gelap sehingga sinar bulan perak menyinari wajah Hanabi sementara dia basah kuyup oleh air hujan. Di atap yang tinggi, dia menatap bulan purnama, air mata mengalir di pipinya dengan tak terkendali.
Setelah malam itu, Hayabusa meninggalkan Scarlett Shadow dan Hanabi tidak pernah melihatnya lagi sejak itu. Hanabi mengambil nama Scarlet bertahun-tahun kemudian dan akhirnya mengetahui kebenaran di balik kepergian Hayabusa, laki-laki itu ditakdirkan untuk memikul beban memburu Hanzo sang iblis.
Pada malam bulan purnama lainnya, Hanabi menatap ke kejauhan di atap yang tinggi sendirian: “Semua teman kita yang tumbuh bersama kita ada di sini, kecuali kamu, yang melayang jauh dengan bunga sakura.”
“Hayabusa, hati-hati di luar sana dan kembalilah hidup-hidup. Aku akan menunggu, duel kita belum berakhir, dan aku akan menjadi ninja terkuat yang akan mengambil nama Akakage!”