Siapa itu Floryn?
Cerita dimulai ketika Belerick menemukan turunan Agelta Drylands beberapa bulan yang lalu.
Keputusasaan dan kesedihan hampir menghabisinya, ketika bunga kecil yang bermekaran muncul di hadapannya. Tergerak oleh vitalitas yang sangat kuat, pengkhianat itu pun menciptakan sesuatu yang kemudian dikenal sebagai Oasis di tempat itu.
Saat menciptakan Oasis, Belerick tidak sengaja menuangkan kekuatan berlebih ke bunga kecil, dan energi mengembun menjadi benih yang bercahaya. Bunga kecil, bagaimana pun, mengalami perubahan yang aneh. Bunga itu berubah menjadi bentuk kehidupan yang tidak pernah terlihat di Land of Dawn. Dia adalah Floryn.
Sejak lahir, Floryn tidak pernah keluar dari Oasis. Mereka mengasingkannya dari lingkungan gurun yang mengerikan, agar dia menjalani kehidupan tanpa beban. Bagi Floryn, benih bercahaya itu adalah satu-satunya misteri dalam hidupnya yang damai. Dia menghabiskan hari-harinya merenungkan rahasia benih. Hanya penjelajah dan karavan yang sesekali mengunjungi dunia kecil ini.
Di antara karavan yang sering mengunjungi Oasis, Floryn bertemu dengan seorang pemuda dengan senyumnya yang mempesona. Dia akan menceritakan kepada Floryn kisah menyenangkan yang dia lihat atau dengar dalam perjalannnya setiap kali dia datang untuk menginap di Oasis.
Saat persahabatan mereka semakin erat, kepercayaan Floryn kepada pemuda itu juga semakin bertumbuh. Dia menunjukkan benih bercahaya itu kepada pemuda itu, berharap dia dapat membantunya memecahkan teka-teki ini.
Pada awalnya, pemuda itu membantu Floryn mencari informasi tentang benih itu dengan sepenuh hati. Namun, seiring berjalannya waktu, Floryn mendapati pemuda itu selalu menghindari tatapannya, dan mengubah topik pembicaraan setiap kali benih itu dibicarakan. Floryn mulai khawatir mengenai keadaan pemuda itu.
Suatu malam, Floryn terbangun. Dia terkejut saat menyadari benih yang selalu bersamanya telah menghilang.
Floryn mencari ke mana-mana di Oasis tetapi tidak menemukannya. Karena kekhawatirannya, Floryn pergi untuk meminta bantuan kepada pemuda itu, tetapi ternyata pemuda itu telah meninggalkan Oasis dengan unta-nya.
Sebuah pemikiran yang Floryn takutkan muncul di benaknya, apakah mungkin dia yang telah mencurinya? Floryn mengikuti jejak pemuda itu keluar dari Oasis. Dia ingin mengetahui kebenarannya.
Namun, dia tidak menemukan jawaban apa pun di sepanjang jalan. Ini adalah pertama kalinya Floryn menginjakkan kaki di padang pasir, dan juga pertama kalinya dia melihat badai pasir yang menderu dan keputusasaan di wajah orang-orang. Sebelumnya, dia tidak pernah mengerti penderitaan apa yang dialami orang-orang di luar Oasis.
Ketika Floryn menyusul pemuda itu di desanya, yang terlihat adalah lahan pertanian yang retak, sumur kering, anak-anak kelaparan, dan mereka yang putus asa namun tetap mencoba bertahan hidup.
Pemuda itu tersungkur di sudut. Dia ingin menjual benih itu untuk memberi makan keluarganya, tetapi dia tidak menyangka bahwa benih itu akan layu saat jauh dari Floryn. Akibatnya, mereka yang awalnya bersedia menawar pun akhirnya tidak ingin membayar sepeser pun.
Pemuda itu mengembalikan benih layu itu kepada Floryn, siap menerima akibatnya karena mengkhianati persahabatan mereka. Floryn, bagaimana pun, tidak mengatakan sepatah kata pun.
Pengalaman di sepanjang jalan telah memberi Floryn pandangan sekilas tentang kesulitan pemuda itu. Dibandingkan kesedihan karena dikhianati oleh temannya, emosi lain yang lebih kuat dan lebih rumit bergejolak di hatinya.
Didorong oleh emosi ini, Floryn sangat ingin melakukan sesuatu untuk negeri ini, untuk menyelamatkan orang-orang yang hidup dari kesengsaraan yang laur biasa seperti yang dilakukan pemuda itu.
Sebuah gelombang kekuatan sihir membengkak dari lubuk hati Floryn. Hal itu mengalir melalui lengannya dan dituangkan ke dalam benih di tangannya. Merasakan kekuatannya, benih yang dulu layu bersinar lagi, dan dari cahaya yang seratus kali lebih menyilaukan dari sebelumnya muncullah makhluk kecil yang lucu dan lincah.
Makhluk kecil itu melompat ke udara dan bersemangat menunjukkan kekuatan ajaibnya. Ia memanggil hujan hanya dengan lambaian ekornya, dan tunas-tunas baru secara bertahap tumbuh dari tempat turunnya hujan. Desa yang dulunya tidak bernyawa itu dipenuhi oleh tanaman hijau hanya dalam hitungan menit.
Floryn tertegun oleh pemandangan di depannya. Dia tidak pernah membayangkan benih itu dapat melahirkan makhluk ajaib seperti ini, sama seperti dia yang tidak pernah berpikir bahwa dia akan meninggalkan Oasis.
Hanya ketika tekad Floryn untuk mengubah gurun selaras dengan harapan Belerick terhadap benih ini, barulah benih itu dapat membangkitkan kekuatannya yang sebelumnya.
Meskipun makhluk kecil yang lahir dari benih itu masih sangat muda, dari kekuatannya yang terbatas Floryn melihat adanya kemungkinan yang tidak terbatas untuk mengubah gurun.
“Kamu terlihat seperti setetes embun. Aku seharusnya memanggilmu Dew“.
Dew mengelilingi Floryn dengan penuh semangat, seolah-olah dia juga tidak menyukai namanya. Perubahan lingkungan ini membawa cahaya kembali ke mata penduduk desa.
Pemuda itu juga berjanji kepada Floryn bahwa dia tidak akan pernah lagi berbuat salah dan akan kembali jalan yang benar. mengucapkan selamat tinggal pada pemuda itu, Floryn dan Dew melanjutkan perjalanan mereka ke pemberhentian selanjutnya.
Sekarang, berkat upaya Floryn dan Dew yang tak henti-hentinya, Oasis berkembang dengan cukup cepat. Dan tanaman hijau ini pada akhirnya akan menyebar ke seluruh gurun, menghapuskan segala kesedihan dan keputusasaan.