Siapa itu Paquito?
Abyss tumbuh dalam kekuatan yang jahat, membuat Land of Dawn sekali lagi jatuh ke dalam peperangan besar. Itu adalah bencana luar biasa yang menyebarkan penderitaan ke seluruh Land of Dawn. Termasuk perbatasan selatan Moniyan Empire.
Ancaman dan kejahatan Abyss menjerumuskan tempat ini ke dalam reruntuhan dan kini telah berubah menjadi hutan belantara yang tandus. Kekaisaran telah lama berhenti bahkan mencoba untuk merebut kembali tanah ini. Jumlah orang yang pergi ke jantung Moniyan terus bertambah dari hari ke hari.
Mereka yang tidak mau meninggalkan tanah air tetap tinggal dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan. Namun mereka gagal untuk bersatu dan memberikan perlawanan terhadap Abyss yang menyerang. Sementara itu, Abyss menggunakan kekerasan untuk menguasai sumber daya tanah di Moniyan Empire.
Layaknya seperti Land of Despair, perbatasan ini telah jatuh ke dalam kehancuran yang tidak ditemukan secercah harapan. Sampai hari itu tiba, seorang pria dengan bekas luka di punggungnya dan tinju besi mengembara di tanah tersebut untuk membersihkakn ketidakadilan dan kekejaman yang selama ini mendominasi.
Kehangatan yang telah lama hilan kembali ke hati orang-orang saat keuatan jahat satu demi satu jatuh di hadapannya. Tidak ada yang mengetahui dari mana pria ini berasal. Jadi, orang-orang yang dia selamatkan hanya akan menyebutnya sebagai ‘Heavenly Fist’. Namanya adalah Paquito.
Paquito lahir di sebuah desa kecil di barat daya Moniyan. Untuk bertahan hidup dan makmur di tanah yang jauh dari ibokota kerajaan, Paquito harus kuat. Jadi dia hanya memiliki satu mimpi sejak masih kecil, yaitu menjadi petarung terkuat di dunia. Paquito melunakkan pikiran, tubuh, dan jiwanya melalui segala cara yang mungkin dalam usahanya mencari kekuatan tersebut.
eorang pria melewati desanya, menyaksikan usaha luar biasa Paquito dalam pelatihannya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk tinggal dan melatih Paquito serta menjadikannya sebagai murid.
Berbulan-bulan berlalu, kemampuan Paquito terus meningkat secara signifikan. Sebelum pria itu pergi, dia memberi tahu Paquito bahwa puncak, esensi sejati dari pertempuan tidak terletak pada kehancuran. Ini bukan tentang menyerang.
Paquito terus menyempurnakan tekniknya tanpa henti selama bertahun-tahun setelah kepergian pelatihnya. Namun Paquito masih berjuang untuk mewujudkan esensi yang dibicarakan oleh tuannya itu.
Hal itu membuat ada yang menjanggal di lubuk hatinya yang terdalam. Jadi dia juga memutuskan meninggalkan desanya untuk bertekad menjadi yang terkuat di dunia. Paquito mulai mencari lawan yang kuat selama melakukan perjalanan darat.
Saat Paquito melewati Lantis Mountains, dia menemukan tanah yang diganggu oleh kejahatan dan ketidakadilan. Oleh karena itu dia memutuskan pergi ke sana dan berjuang untuk keadilan serta memusnahkan kejahatan. Atas keberaniannya tersebut, Paquito dikenal sebagai ‘Heavenly Fist’.
Saat Paquito terus maju tanpa lelah, sosok misterius yang dikenal sebagai ‘Domineer’ memperoleh kekuatan besar di Moniyan Empire. Dia memerintahkan bawahannya dan meluncurkan rencana besar untuk menguasai tanah.
Untuk mendukung rencananya, Domineer menjarah tanah-tanah ini yang sudah berada di ambang kehancuran. Meninggalkan kekejaman dan pembantaian yang tiada ampun. Paquito yang mengetahui perbuatan Domineer membuat darahnya mendidih. Dia bersumpah untuk menghentikan Domineer dan membasmi setiap jejak kejahatannya.
Paquito telah mencari esensi sejati dari apa artinya bertarung, namun sebaliknya dia telah dimakan dan dimuntahkan kembali oleh kenyataan pahit dunia. Dia telah kehilangan semua yang pernah dia bela, menjadi kejam dan teramat kejam.
Loyalitas dan persahabatan Paquito untuk gurunya berbenturan dengan keadilan dan moralitas yang selama ini dia junjung tinggi. Paquito mulai mengingat masa-masa saat dirinya berlatih dengan gurunya. Paquito terus menerima pukulan yang telak hingga membuatnya berada di ambang kematian.
Kekuatan mulai meninggalkan tubuhnya, kemudian Paquito memikirkan kembali orang-orang yang dia perjuangkan selama ini dari penindasan, tatapan mereka yang mengerikan, betama mereka tidak menginginkan apa pun selain kedamaian.
Saat itulah dia mendapatkan pencerahan bahwa esensi sebenarnya dari pertempuran bukanlah tentang menyerang atau menghancurkan, tetapi sebaliknya, mempertahankan harapan di mana pun itu berada.
Paquito berhasil mengalahkan Domineer dan anak buahnya. Saa itulah Paquito memanggul ranselnya dan bersiap untuk berangkat untuk memberi tahu gurunya: dunia kita ini lebih besar dari yang kita tahu, dengan lawan-lawan hebat yang menunggu kedatangan kita, belum lagi kekuatan jahat.
Dia akan mengandalkan kedua tangannya untuk memperjuangkan harapan dan impian semua orang yang membutuhkannya.
