Siapa itu Ling?
Di atas gunung yang ditutupi awan, terletak pintu masuk ke dalam Hidden Land of the Dragon, dikenal sebagai “Sky Arch“. Di samping Sky Arch, banyak Assassin dengan pakaian hitam berdiri. Bordir biru-kehijauan di baju mereka menandakan bahwa mereka adalah anggota dari kelompok Assassin paling misterius di Cadia Riverlands, “Finch“. Konon, kabur dari Finch adalah hal yang mustahil.
Setelah beberapa saat, seorang pria mendarat di sebeah Sky Arch. Dengan pergerakan kakinya yang lincah, ia tidak membuat satu pun riak di danau awan. Pria ini adalah Assassin dari Finch terhebat, dikenal sebagai “Cyan Finch“. Tanpa keraguan, ia mengayunkan Defian Sword miliknya, menghasilkan energi yang dahsyat dan membuka Sky Arch. Para Assassin di belakangnya berlari menyebrangi gerbang dan memasuki Hidden Land of the Dragon.
Sebagai seorang Assassin yang sempurna, Cyan Finch tidak dapat mentolerir kegagalan. Kali ini pun sama. Akan tetapi, Hidden Land memiliki banyak pesona dan perangkap gaib untuk melawan penyusup, yang membuat para Assassin kehilangan sayapnya dan jatuh dari langit. Akan tetapi, perangkap tersebut sama sekali tidak dapat menghentkan Cyan Finch. Kakinya yang lincah meluncur melewati segala bahaya menuju ke Hidden Land.
Cyan FInch dengan cepat sampai kepada pusat dari Hidden Land, Great Dragon Palace. Perhatian semua pengawal terpusat kepada kerusuhan di Sky Arch, dan telah membiarkan Great Dragon Palace tidak terjaga. Ia melihat istana ini dari tempat tinggi, mengingat masa-masa di mana dipanggil “Ling“, saat ia dikhianati.
Pada saat itu, Ling dan Zilong tinggal di Hidden Land, berguru dengan Great Dragon. Menjadi penerus Great Dragon adalah tujuan mereka bersama. Akan tetapi, walaupun Ling yang berbakat mengalahkan Zilong dalam pertarungan terakhir, Great Dragon masih memilih Zilong sebagai penerusnya dan anak angkatnya.
Ling meninggalkan Hidden Land dengan merasa terhina dan dengan hati yang tidak tenang. Dipenuhi dengan kebencian dan keinginannya akan kekuatan, ia melatih dirinya sendiri dengan keras. Usahanya terbayar beberapa tahun kemudian dan ia menjadi Assassin terbaik dan nantinya dikenal sebagai Cyan Finch.
Musuh-musuhnya pun gemetar bila mendengar namanya disebut. Walaupun ia terkenal, ia masih belum puas. Suatu hari, ia bertemu dengan Black Dragon, seorang pengkhianat yang diasingkan dari Hidden Land. Ia menyusun rencana untuk membalaskan dendamnya terhadap Hidden Land dan Cyan Finch menyetujui tawaran tersebut karena mereka berdua telah menerima perlakuan yang sama.
Ling melihat Great Dragon duduk di istana dengan tatapan jahat, dan dengan sekejap mata, ia muncul dI tengah-tengah istana tersebut. Great Dragon melihat mantan muridnya, menggelengkan kepalanya dan mengehembuskan nafas kecewa. Ling tidak melakukan apa pun karena ia menunggu lawan sejatinya untuk datang.
Dengan kilat perak, Zilong muncul di antara Ling dan Great Dragon dengan Dragon Spear di tangannya. Ini adalah momen yang Ling, sekarang dikenal sebagai Cyan Finch, nanti-nantikan, momen untuk membalas dendam dan membuktikan bahwa Great Dragon salah. Kali ini, Defiant Sword dan Dragon Spear beradu dan aliran energi yang hebat memenuhi istana.
Mereka bertarung selama ratusan ronde, dari dalam hingga ke luar. Akan tetapi, mereka tidak dapat mengalahkan satu sama lain. Ling menemukan bahwa Zilong bukanlah lawan yang lemah yang dulu ia kalahkan. Merasa frustasi, Ling mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mengeluarkan skill yang paling mematikan “Tempest of Blades“. Energinya yang hebat mengguncang seluruh Hidden Land.
Zilong bertahan di tengah Sword Field tanpa rasa takut. Zilong bersenjatakan Dragon Spear dan mengejar pedang Ling seperti naga yang tidak pernah menyerah. Sekuat-kuatnya Zilong, bukanlah tandingan untuk kecepatan dan kelincahan Ling saat ia menyadari pedangnya diarahkan ke matanya. Tetapi, tangan Ling bergetar dan bimbang saat melihat Zilong menarik tombaknya sebelum tombak tersebut akan mengenainya.
Ingatan akan mereka saat berlatih bersama dan saling menguatkan satu sama lainnya memenuhi hati Ling. Juga, Zilong percaya bahwa persahabatan mereka akan mengalahkan konflik mereka. Semua ini membuat Ling menarik pedangnya, ia menyadari bahwa yang membuatnya bingung bukanlah pilihan yang dibuat oleh Great Dragon, melainkan alasan mengapa Zilong membiarkan dirinya dikalahkan.
Zilong memilih untuk mempercayai seseorang yang hilang selama bertahun-tahun dan menurunkan pertahanannya. Sama seperti pertarungan tersebut, Zilong memilih untuk dikalahkan olehnya untuk membantu Ling menggapai mimpinya. Ling tahu di dalam hatinya bahwa ini adalah kesempatan terakhir untuk bertarung dengan adil dengan Zilong.
Zilong tahu bahwa kebingungan Ling telah terselesaikan dan Ling sekarang dapat terbang di angkasa layaknya Cyan Finch yang sejati. Tetapi Zilong juga menyadari bahwa serang Ling menandakan masalah sebenarnya yang akan datang, Black Dragon akan segera datang.