GLOO

3 0 0
                                    

Siapa itu Gloo?

Selama perang besar yang berlangsung di Barren Lands, Resimen Kedua Moniyan Empire hampir seluruhnya dimusnahkan. Di antara lautan mayat yang berserakan, seorang prajurit Moniyan berhasi bertahan. Namun kehilangan semua rekannya, dan dibiarkan berjalan kembali ke tanah kelahirannya sendirian.

Awan gelap menyelimuti Barren Lands tahun demi tahun. Tanpa matahari, bulan, dan bintang untuk memandu jalannya, orang yang selamat sendirian ini tersesat ke Shadow Swamp.

Tanah dan air yang ditemukan di dalam hutan Shadow Swamp telah dirusak oleh Abyss, meninggalkan kebusukan dan kelembapan di tempat itu. Kelaparan dan kelelahan pria itu, bersama dengan hutan tak berujung yang mengelilinginya, menjerumuskannya ke dalam kegelapan dan keputusasaan.

Ketika dia akan pingsan, sebuah perasaan yang aneh menariknya kembali ke dalam kesadaran. Sensasi lengket menyebar di punggungnya, dan kemudian dia kehilangan semua kendali atas anggota tubuhnya yang berjalan liar dengan sendirinya.

Dia akan menggambarkan momen ini dalam catatannya sebagai perasaan seperti dia hanyalah boneka kayu, seperti yang dimainkan oleh anak-anak Moniyan. Dia dimanipulasi oleh suatu kekuatan tak terlihat, dengan gesit melesat menembus hutan dengan kecepatan yang luar biasa.

Pria itu akan kehilangan kesadaran ketika tubuh yang tidak lagi dia kendalikan berhenti. Menyadari sendiri, dia mengamati dengan mata lebar apa yang terbentang di hadapannya.

Di sana prajurit itu melihat reruntuhan kuil besar yang dipenuhi semak belukar, lapuk oleh angin dan embun beku namun masih megah dan mengesankan. Reruntuhan kuil kuno ini sangat menonjol di antara lingkungan Shadow Swamp di sekelilingnya.

Sensasi aneh yang mengalir di punggungnya memudar saat dia berhenti, namun pada saat itulah dia melihat sesuatu yang kecil yang melompat ke semak-semak terdekat, tampaknya bersembunyi.

Mungkinkah makhluk itu ada di balik semua ini? Prajurit itu bertekad untuk menyelesaikan semuanya, dan terus maju ke arah sosok itu. Dari tumbuh-tumbuhan di sana muncul suara gemerisik yang keras, dan sepertinya ada semacam pergulatan hebat yang terjadi di dalamnya.

Dan saat prajurit itu menghampirinya, dengan diam-diam, mengulurkan tangan untuk menyingkirkan sebuah cabang, muncul di depannya sesosok makhluk kecil seukuran briket batu bara. Dia bersiap untuk menangkapnya dan melihatnya lebih dekat. Namun sebelum dia dapat bergerak, makhluk lainnya yang tak terhitung jumlahnya telah muncul di sekitarnya.

Mereka berkumpul bersama secara teratur, dan dalam waktu kurang dari sepuluh detik makhluk yang tidak lebih besar dari sebongkah batu bara telah berubah menjadi monster yang kuat. Ini membuat hati prajurit Moniyan yang malang itu menciut dan dia langsung pingsan.

Tetapi ketika dia terbangun sekali lagi, dia mendapati dirinya tidak lagi di dalam rawa, melainkan di perbatasan Barren Lands dan Empire.

Setelah kembali ke Moniyan, dia menceritakan kisah ini kepada orang-orang di sekitarnya. Warga Moniyan sangat menghormati veteran ini, namun menganggap ceritanya hanya sebagai halusinasi seorang pria yang tersiksa oleh kelelahan ketika nyaris lolos dari kematian.

Lagi pula, bahkan para sarjana paling terpelajar di Moniyan belum pernah mendengar makhluk seperti itu. Tidak banyak yang dapat dilakukan prajurit itu selain menuliskan pengalamannya di atas kertas, bahwa butki yang akan ditemukan di kemudian hari mungkin dapat membuktikan kewarasannya.

Ternyata, dia tidak perlu menunggu cukup lama. Mimpinya ini terwujud saat dia masih hidup dan sehat.

Ketika catatan Elf “Azrya” mencapai Academy of Magic, seorang murid dari Moniyan membaca catatan mengenai fraksi bernama Gloo. Catatan yang sesuai langsung dengan pengalaman prajurit Moniyan yang pernah dia baca sebelumnya.

Murid yang penasaran mencari dekan Ulturia School, Eudora, yang setelah melihat sekilas tulisan prajurit itu menegaskan bahwa mereka memang menggambarkan sebuah pertemuan dengan Gloo.

Setelah mendengarnya dari Eudora, umat manusia menjadi sadar akan Gloo. Makhluk aneh dengan cara hidup yang aneh. Melalui sekresi misterius, setelah hanya satu dari jumlah mereka melekat pada makhluk hidup, mereka kemudian dapat mulai menyelimutinya sepenuhnya.

Terlebih lagi, lapisan luar mereka yang seperti gel ini bertindak sebagai kesadaran organ yang memungkinkan jaringan saraf unik berfungsi di antara individu “Gloo” yang membentuk “Gloo” yang lebih besar.

Dari makhluk-makhluk ini, beberapa akan memegang peran yang lebih tinggi dalam jaringan tersebut, memerintah yang lainnya ketika mereka bergabung menjadi satu bentuk. Melalui penggabungan dalam jumlah yang berbeda, mereka dapat mengendalikan ukuran dan bentuknya sesuai keinginan mereka.

Para Gloo ternyata adalah makhluk yang cerdas dan murni, bangga dengan ‘kebijaksanaan kelompok’ yang mereka miliki, yang sebagian besar mereka gunakan untuk menjahili Elf tetangga mereka.

Ketika dia mendengar tentang petualangan aneh prajurit Moniyan, dia menyadari apa yang telah terjadi. Sekelompok Gloo pasti telah berjalan terlalu jauh, dan mereka mengaitkannya sebagai organisme yang lebih besar untuk menumpang pulang ke rumah. Sejak kelahirannya, Gloo tidak pernah keluar dari Azrya, melainkan menjaga hutan dan kuil tua yang misterius.

Mereka tidak pernah memulai pertempuran apa pun, paling banyak dalam bentuk binatang buas yang menakutkan untuk menakuti orang luar yang masuk ke wilayah mereka secara tidak sengaja. Bahkan para Elf yang tinggal tidak jauh dari mereka tidak mengetahui banyak tentang jenis mereka.

Mungkin keccerdasan terbesar Gloo dapat terlihat dari mereka yang tinggal di dalam hamparan hutan yang dalam, hidup dalam harmoni yang damai dengan seluruh dunia.

Namun, Abyss mengubah segalanya.

Berlindung di kuil kuno, para Gloo berusaha untuk mempertahankan rasionalias dan keyakinan mereka. Untuk menghindari menjadi seperti para Dark Elf di dekatnya yang telah jatuh ke dalam jebakan Abyss. Tetapi kerusakan yang dalam dan kelam telah menyebar ke dalam diri mereka dan hutan rumah mereka saat Abyss mengerahkan kekuatannya.

Eudora sama sekali tidak menyadari kesulitan para Gloo. Di akhir tulisan prajurit Moniyan tersebut meninggalkan beberapa kalimat.

Abyss adalah bencana. Abyss menyerang di antara faksi dan menimbulkan perpecahan, serta hanya menumbuhkan kebencian. Tapi mungkin, mungkin saja, ini adalah kesempatan bagi kita. Kesempatan bagi setiap jiwa di seluruh negeri ini untuk berkumpul sekali lagi, untuk berdiri sebagai satu kesatuan.”

Ketika nasib semua orang saling terkait, ke manakah Gloo yang lembut akan pergi selanjutnya?

CERITA HERO MLBB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang