Setelah dari pertemuan tadi Leoni terus mengurung diri di dalam kamarnya.
Sempat terpikir oleh Leoni untuk kabur, pasti tetap saja usahanya bakal sia-sia karena pasti orang tuanya akan menemukannya dengan mudah.
Leoni mendengus kesal. Ia berusaha menetralisir
Perasaannya dan berusaha menerima perjodohan ini."Kenapa sih, orang tua suka banget jodohin anaknya seenak jidat, emang mereka enggak mikir kedepannya bakal gimana," kesal Leoni.
Leoni mengambil ponselnya, Perasaannya benar-benar kacau saat ini. Menikah di usia muda dan masih sekolah, Leoni langsung mengajak beberapa temannya yang di London untuk Video call. Leoni memberitahu teman-temannya tentang perjodohannya, Leoni juga menanyakan solusi apa yang terbaik, namun semua temannya menyetujui tentang perjodohan ini. Leoni merasa tak ada satupun orang yang berpihak kedapanya.
"Gue enggak sanggup anjingg!" pekik Leoni."Kenapa takdir ini harus terjadi sama gue!" kesal Leoni.
"Aarrkkhh!"
Tanpa di sadari Leoni meneteskan air matanya, sembari menatap langit kelam dari balkon kamarnya. Leoni langsung bangkit dan berjalan menuju tempat tidurnya yang berukuran queen size. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan berusaha memejamkan matanya.
£
Sementara di sisi lain Dengan kesal Alvin tak langsung pulang kerumah, ia pergi kerumah Zion temannya untuk menenangkan pikirannya. Di sana juga sudah ada Aran teman dekatnya dari SD.
Alvin menceritakan semua yang terjadi mengenai perjodohan yang di alaminya."Wah enggak ngotak banget sih," kesal Zion.
"Kalo gue jadi lo, pasti sama pusingnya sih," ucap Aran.
"Makanya, gue harus gimana?" tanya Alvin dengan kesal.
"Satu-satunya cara ya lo harus terima perjodohan ini, dari pada lo jadi gembel dan enggak dapet warisan," ucap Aran.
"Sumpah, gue pusing bangett!" kesal Alvin.
"Cewek nya gimana? cantik enggak?" tanya Zion.
"Enggak tau," balas Alvin cuek.
"Gue mau pulang dulu, ntar gue kabarin kelanjutannya," pamit Alvin, lalu pergi.
"Kasian tu anak, kehidupan mewah punya segalanya tapi dia harus menerima takdirnya yang seperti ini," gumam Zion.
"Hufftt" Aran hanya menghela nafas panjang.
Sesampainya di rumah Alvin tak menjawab sahutan kedua orang tuanya. Alvin langsung pergi ke kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya diatas ranjang king size miliknya.
"Alvin! lo bodoh banget sih!"
"Ayo berpikir, gimana caranya supaya pernikahan ini batal!"
"Aarrgghh!"
Karena merasa lelah memikirkan sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya, kini ia mencoba memejamkan matanya dan terlelap berharap ini semua hanya mimpi dan esok pagi hidupnya kembali normal.
Keesokan harinya, kehidupan normal yang Alvin inginkan tak sesuai kemaunnya.
"Abang bangun!" teriak Lea sembari menggoyangkan tubuh Alvin.
"Argghh! Apasih!" kesal Alvin yang merasa tidurnya terganggu.
"Bangun! lihat udah jam berapa ini?" ujar Lea.
Alvin kemudian duduk menatap lekat wajah adiknya dan menggenggam tangan Lea.
"Dek, please tolongin gue. Lo kan anak kesayangan mama sama papa, tolong bujuk mereka supaya batalin perjodohan ini," mohon Alvin.
"Gue enggak bisa bang, mau lo nangis darah sekalipun kalo keputusan mama sama papa udah bulat, enggak bisa di ubah lagi," ucap Lea.
"Please lah, gue enggak bisa hidup seperti ini" mohon Alvin.
"Menurut gue, lo harus terima perjodohan ini demi kebaikan lo," ucap Lea mencoba menenangkan Alvin.
"Kebaikan? yang ada keburukan dek!" kesal Alvin.
"Gue enggak tau harus gimana jalanin hari-hari gue kedepannya kalo kek gini caranya," ucap Alvin.
"Terima aja takdir lo bang," ucap Lea lalu beranjak pergi dari kamar Alvin.
"Ckk arrghh!" kesal Alvin sembari menjambak rambutnya.
£
Sementara di tempat lain Leoni masih mengurung dirinya di dalam kamar dan berencana mogok makan. Kedua orang tuanya khawatir dan terus menggedor pintu kamar Leoni.
"Sayang, buka pintunya!" teriak Della dari luar.
"Enggak!" balas Leoni.
"Yaudah kalo enggak mau, Dady dobrak nih," teriak Alan.
"Ckk iya," dengan malas Leoni langsung membuka pintu kamarnya.
Kedua orang tuanya langsung masuk ke kamar untuk melihat keadaan Leoni.
"Why you again?" tanya Alan.
"Mom and dad are crazy!" pekik Leoni.
"Ini semua demi kebaikan kamu juga Leoni," ucap Alan.
"Hah? kebaikan? enggak ada baiknya buat Leoni!" kesal Leoni dengan amarah yang memuncak.
"Stop Leoni, sekali lagi membantah pergi kamu dari rumah ini!" ucap Alan.
"Dady," gumam Leoni dengan mata yang berkaca-kaca. Seumur hidupnya Alan tidak pernah membentaknya dan baru kali ini Alan terlihat sangat marah.
"Sekali saja kamu patuhi permintaan Dady sama Momy, selama ini kami selalu turutin kemauan kamu, kebebasan dan semuanya selalu kami turuti, sekarang Momy sama Dady cuma minta kamu menerima perjodohan ini," ucap Della.
Tak terasa air mata Leoni berjatuhan membasahi pipinya. Ia merasa seolah Dunia tak ada yang berpihak padanya, ia merasa ini tak adil baginya.
£
Haii semoga suka sama ceritanya ya, jangan lupa untuk vote dan komentarnya agar mendapatkan notifikasi cerita terbaru dari author 🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLE | PERJODOHAN SMA (END)✔️
Teen Fiction(Semua cerita lengkap) "Please lo tolak sekarang juga! gue enggak kenal sama lo! gue nggak tau kehidupan lo seperti apa sehingga kedua orang tua kita menjodohkan kita seperti ini," ucap Alvin. "Eh curut! lo pikir gue mau nikah sama lo! kehidupan gue...