(Semua cerita lengkap)
"Please lo tolak sekarang juga! gue enggak kenal sama lo! gue nggak tau kehidupan lo seperti apa sehingga kedua orang tua kita menjodohkan kita seperti ini," ucap Alvin.
"Eh curut! lo pikir gue mau nikah sama lo! kehidupan gue...
Berita tentang Leoni sudah tersebar di media sosial dan televisi, sidang tentang kasus Leoni di hentikan sementara. karena Leoni masih mengalami trauma yang sangat berat.
"Gue enggak bisa gini terus! gara-gara gue Leoni sekarang jauh lebih menderita!" ucap Belvia di sambungan telepon.
"Kalo lo ungkapin ke publik hidup lo dan keluarga lo bakalan hancur!" ancam orang itu.
"Lo mikir dong! hidup gue emang udah hancur gara-gara lo! Sekarang hidup Leoni juga! Leoni sampai buta permanen!" Bentak Belvia.
"Awas lo sampai ungkapin semua ini, gue bisa bikin hidup lo dan Leoni lebih hancur! Apalagi orang-orang terdekat lo!" ancam orang itu kemudian memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
"Aaarrgghh!" Belvia langsung melemparkan ponselnya ke sembarang tempat.
£
"Leoni" panggil Dean pelan, kemudian duduk di tepi brankar. "Ini gue Dean," ucap Dean pelan.
Dean melihat bubur yang masih penuh dan belum di sentuh sama sekali. "Kenapa nggak di makan buburnya?" tanya Dean.
Tak ada sahutan yang keluar dari mulut Leoni, ia hanya terdiam. "Gue suapin ya," ucap Dean sembari menyodorkan sendok yang sudah terisi bubur ke mulut Leoni.
"Enggak!" Bantah Leoni.
"Lo harus makan, dikit juga nggak apa-apa," Dean berusaha membujuk Leoni supaya mau makan bubur.
"Makan? buat apa? lebih baik gue mati!" teriak Leoni.
"Lo nggak boleh ngomong gitu, lo harus sehat ya dan tetap hidup," ucap Dean sembari mengusap air mata Leoni yang kian jatuh membasahi pipinya.
"Buat apa gue hidup?! gue udah nggak bisa ngelihat apapun! semuanya gelap Dean! gue takut!" teriak Leoni kemudian menangis dengan terisak.
"Gue udah buta Dean! gue nggak bisa lihat apapun! seakan-akan dunia gue udah hilang!" teriak Leoni.
"Kenapa gue nggak mati aja!" pekik Leoni.
Leoni memukul dadanya dengan keras, melampiaskan semua sakitnya. Alvin yang melihat dari arah pintu, sangat terpukul juga ikut merasakan sakit yang di alami Leoni.
Dean beranjak naik ke atas kasur kemudian memeluk Leoni dengan erat dan ikut menangis. Sudah lima minggu lebih semenjak kecelakaan malam itu, nyawa Leoni masih tertolong meski membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sembuh.
Sayangnya Leoni bangun dalam keadaan kehilangan penglihatannya, kecelakaan itu merenggut penglihatannya, setiap hari Leoni hanya bisa menangisi dan meratapi keadaannya.
Setelah membujuk Leoni beberapa kali, akhirnya Leoni mau makan juga. Dean menyuapi Leoni sampai suapan terakhir, tentunya Alvin ada di sana melihat mereka, Alvin mengepalkan kedua tangannya dengan rasa sesak di hatinya.
Wajah Alvin penuh dengan luka dan lebam akibat pukulan dari Dean, Dean emosi dan marah kepada Alvin kenapa ia tidak ada di saat Leoni membutuhkannya. Alvin sudah menjelaskan semuanya pada Dean, namun kalimat yang terucap dari mulut Dean adalah "Dasar pengecut!"
Dean juga sudah mengetahui bahwa Leoni sudah menikah, Momy Leoni sudah menceritakan semuanya supaya Dean tidak jatuh terlalu dalam dan berharap lebih pada Leoni.
£
Di saat Leoni tertidur Alvin masuk ke ruangan dengan sangat pelan kemudian Alvin mencium Leoni. Sementara Zion, Aran, Kayla dan Stefani ikut menjenguk mereka hanya bisa melihat dari dekat pintu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Leoni.
Tak ada sahutan dari Alvin. "Ngapain?!" teriak Leoni, ia bisa mengetahui keberadaan Alvin hanya dengan Indra penciumannya. Leoni sudah sangat hafal parfum yang di pakai oleh Alvin sehingga Leoni bisa mengetahui bahwa itu adalah Alvin.
"Leoni dengerin gue dulu," pinta Alvin.
"Apa yang harus gue denger?! spa Vin?! gue udah muak sama semuanya!" Teriak Leoni.
Dean sudah menjelaskan semuanya yang terjadi pada Leoni, namun Leoni tak ingin membahasnya. Alvin meraih tangan Leoni, kemudian Leoni menepisnya kasar.
"Maafin gue," lirih Leoni.
"Maaf? semudah itu ko bilang maaf? maaf lo bisa nggak balikin mata gue?! bisa nggak?! gue buta Vin!" teriak Leoni.
"Saat semuanya nuduh gue sebagai pelaku, lo di mana Vin?!" tanya Leoni.
"LO DI MANA ALVIN!"
"DI SAAT GUE BUTUH LO, LO DI MANA?!"
"LO PERGI NINGGALIN GUE VIN!"
"CUMA DEAN YANG PEDULI SAMA GUE!"
"DEAN YANG SELALU NEMENIN GUE, DI SAAT GUE DI BULLY SAMA SATU SEKOLAH!"
"SEHARUSNYA LO YANG ADA DI DEKAT GUE! TAPI NYATANYA DEAN YANG SELALU ADA NEMENIN GUE!"
"LO DI MANA?!"
Leoni semakin terisak. Tanpa pikir panjang, Alvin langsung memeluk tubuh Leoni dengan erat, meskipun Leoni memberontak hebat. "Leoni" panggil Alvin pelan.
Leoni pun berhenti memberontak dalam pelukan Alvin, kemudian Alvin ikut menangis.
"Kalo lo mau, gue bisa donorin mata gue buat lo," ucap Alvin lirih.
Leoni kemudian terdiam mematung dan suasana pun menjadi hening, semua yang ada di ruangan itu pun kaget mendengar ucapan Alvin.
"Supaya lo bisa ngelihat lagi, gue mau donorin mata gue," ucap Alvin.
"Alvin! Lo gila!" teriak Leoni.
"Gue emang gila, gila sama lo," ucap Alvin.
"Terus kalo gue udah bisa ngelihat sedangkan lo ga ada juga percuma!" bentak Leoni.
"Terus gue harus gimana Leoni?!" balas Alvin dengan nada suara yang agak meninggi.
"Gue ga bisa lihat lo menderita! gue sayang sama Lo!" ucapan Alvin membuat Leoni tertegun.
"Selama gue di kurung di rumah, gue juga frustasi Le! Gue juga mikir gimana caranya ketemu lo!" Ucap Alvin.
Suasana menjadi sangat hening, Leoni merebahkan tubuhnya kemudian menyelimuti dirinya dan terus menangis sejadi-jadinya.
"Gue nggak bisa percaya keduanya, gue nggak tau mana yang benar," gumam Kayla.
"Hm, setelah melihat Leoni gue makin ragu," ucap Stefani.
"Gue juga bingung mana yang benar," ujar Zion.
"Hhufttz, sama gue juga bingung setelah melihat keadaan Leoni yang seperti ini" ucap Aran.
£
Belvia membuat Video pengakuan tentang kejadian sebenarnya.
"Pelaku sebenarnya adalah..." ucapan Belvia terhenti