Malam hari, Leoni sudah berdandan secantik mungkin menggunakan dress hitam selutut dengan rambut di gerai sampai pinggang.
Tak lupa sedikit make up yang membuat wajahnya tetap terlihat cantik dan anggun.
"Lo mau kemana malam begini?" tanya Alvin heran.
"Bukan urusan lo," balas Leoni yang masih sibuk memilih Sling bag yang cocok.
"Iya sih bukan urusan gue, gue cuma nanya lo mau kemana?" tanya Alvin.
"Gue mau kerumah Dean, ada acara makan malam," balas Leoni sembari memasukkan barangnya ke dalam Sling bag.
"Sejak kapan lo akrab sama Dean? ngapain pake makan malam bersama?" tanya Alvin dengan sangat penasaran.
"Bukan urusan lo!" ketus Leoni.
"Ckk Arrghh!" kesal Alvin sembari menjambak rambutnya.
"Gue berangkat," pamit Leoni pergi keluar dari kamar.
"Naik apa?" tanya Alvin menyusul Leoni dari belakang.
"Di jemput Dean, dia udah nunggu di bawah," ucap Leoni kemudian pergi.
Alvin diam-diam mengikuti Leoni sampai menuju parkiran bawah.
Dean menyambut Leoni dengan membukakan pintu mobil untuk Leoni.
Setelah kepergian mobil Dean, Alvin kembali masuk ke apartemen.
"Ngapain gue peduli? bukan urusan gue," batin Alvin.
Tapi sebenarnya perasan Alvin tak tenang semenjak kepergian Leoni bersama Dean. Alvin berusaha tidak untuk memikirkannya tapi tidak bisa.
Di dalam mobil Leoni dan Dean hanya diam.
"Ehem," Leoni mencoba mencairkan suasana yang terlalu tegang di antara mereka.
"Kenapa Nyokap lo pengen lihat lo bawa pacar ke rumah?" tanya Leoni.
"Gue punya penyakit jantung stadium empat dan sakit ginjal kronis yang harus ngebuat gue cuci darah setiap bulannya. Enggak tau sampai kapan gue harus seperti ini. Nyokap gue hanya ingin melihat gue bahagia, kalo Bokap, udah meninggal," ucap Dean.
"Sorry," ucap Leoni pelan.
"Ngapain minta maaf, lo enggak salah apa-apa. Makanya gue di sekolah nggak punya temen dan di Juluki sebagai kulkas lima pintu. Gue sengaja enggak mau berteman sama siapapun karena gue malas di kasihani karena penyakit yang gue alami dan takutnya nanti mereka akan menjauh setelah tau penyakit gue," ucap Dean.
"Semangat ya," ucap Leoni.
"Tuh kan, gue enggak butuh di kasihani," ucapan Dean membuat Leoni terdiam.
"Hm yaudah," ucap Leoni singkat kemudian beralih menatap keluar jendela.
Setelah beberapa menit mereka sampai di rumah Dean yang cukup mewah dan minimalis.
Seorang wanita paruh baya berdiri di teras rumah menunggu anaknya pulang. Dia Sari Mama Dean"Assalamu'alaikum Ma, ini kenalin Leoni pacar Dean," ucap Dean sembari mencium punggung tangan Sari.
"Hai Tante, aku Leoni" sapa Leoni sembari mencium punggung tangan Sari.
"Cantik sekali kamu, ayo masuk Tante udah masakin banyak," ucap Sari.
"Iya Tante," Leoni tersenyum manis kemudian mengikuti Sari dari belakang.
"Ayo makan dulu, Tante cuma bisa masak ini," ucap Sari.
"Makasih Tabte ini udah banyak kok," balas Leoni tersenyum kecil.
Mereka bercerita banyak hal dan tertawa bersama dan Dean ikut tersenyum senang melihat Mamanya cepat akrab dengan Leoni.
"Sudah berapa lama pacaran sama Dean?" tanya Sari.
"Sekitar satu bulanan Tante," balas Leoni tersenyum kecil.
"Menurut kamu Dean gimana?" tanya Sari penasaran.
"Apaan sih Ma, jangan banyak tanya," ucap Dean.
"Enggak apa-apa kok, wajar lah Mama kamu nanya kayak gitu," balas Leoni tersenyum.
"Dean baik kok Tante, tapi kalo di sekolah dia pendiam," jawab Leoni.
"Wah, iya kah?" tanya Sari penasaran.
"Iya Tante pendiam banget, tapi kalo udah cerita sama aku dia menjadi sosok yang berbeda," balas Leoni.
"Syukur lah Dean bisa memiliki pacar yang baik seperti kamu," ucap Sari.
"Makasi Tante" balas Leoni tersenyum.
"Ayo makan yang banyak," ucap Sari.
"Iya Tante" angguk Leoni.
Setalah makan bersama Leoni di bawa Sari ke kamar Dean untuk melihat kamar Dean tak lupa Sari juga memperlihatkan album foto saat Dean masih kecil.
"Ih lucu banget, ini Dean ya Tante?" tanya Leoni penuh kagum.
"Iya itu Dean, itu foto pertama kali dia belajar tengkurap," balas Sari.
"Wahh imut ya," ucap Leoni sembari memandang foto Dean.
Setelah semuanya selesai Leoni berpamitan pulang karena sudah larut malam.
"Makasih ya udah mau Dateng, sering-sering main ke sini," ucap Sari.
"Iya tante, Leoni yang harusnya terima kasih karena Tante udah undang Leoni untuk makan malam di sini, masakan Tante enak banget, kapan-kapan Leoni belajar sama Tante ya," ucap Leoni.
"Wah Tante jadi tersanjung, kalo gitu kamu bisa datang kapan pun kamu mau," ucap Sari.
"Iya Tante," balas Leoni tersenyum.
"Udah ah, nanti kemalaman pulangnya," ucap Dean.
"Oh iya, kamu hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut ya," pinta Sari.
"Iya Ma, aman kok," balas Dean.
Setelah berpamitan Dean mengantar Leoni pulang ke apartemen dengan selamat.
"Thanks ya untuk malam ini, Nyokap gue kelihatan bahagia banget. Gue berhutang banyak sama lo," ucap Dean.
"Santai aja, gue juga senang ketemu Nyokap lo orangnya asik nganggep gue kek anaknya sendiri," balas Leoni tersenyum.
"Akting lo malam ini jago banget dan lo cocok untuk jadi aktris haha," raut wajah Dean terlihat sangat bahagia sangat berbeda dengan apa yang Leoni temui di sekolah.
"Gue enggak punya cita-cita jadi aktris, dan enggak ada bakat juga," balas Leoni terkekeh.
"Yaudah, sana masuk," ujar Dean.
"Oke, sampai ketemu di sekolah," ucap Leoni sembari melambaikan tangannya.
"Okee dahh," Dean membalas lambaian tangan Leoni.
Setelah beberapa saat kemudian Leoni sampai di apartemen.
"Kenapa baru pulang?" tanya Alvin yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Kepo lo," balas Leoni kemudian pergi kamar mandi untuk berganti pakaian.
Setelah mengganti dengan piyama tidur, Leoni mematikan lampu dan tidur di sebelah Alvin dengan di batasi bantal guling.
"Ngapain aja lo di rumah Dean?" tanya Alvin penasaran.
"Bukan urusan lo," balas Leoni cuek.
"Gue cuma mau tau aja," ucap Alvin.
"Gue makan bareng Nyokapnya, terus cerita bareng. Udah gitu aja," jawab Leoni.
"Beneran?" tanya Alvin seolah tak percaya.
"Iya tolol. Enggak percayaan amat!" ketus Leoni.
"Ckk, iya deh serah lo," balas Alvin kesal.
"Diem lo, gue mau tidur," ucap Leoni kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
£
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLE | PERJODOHAN SMA (END)✔️
Genç Kurgu(Semua cerita lengkap) "Please lo tolak sekarang juga! gue enggak kenal sama lo! gue nggak tau kehidupan lo seperti apa sehingga kedua orang tua kita menjodohkan kita seperti ini," ucap Alvin. "Eh curut! lo pikir gue mau nikah sama lo! kehidupan gue...