Putus

64.9K 2.4K 10
                                    

Sore hari ketika semuanya sudah selesai, Alvin mampir sebentar ke rumah Dinda.
Alvin tak masuk ke rumah, mereka hanya mengobrol di teras rumah.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Dinda.

"I wan't us to break up," ucap Alvin.

"Why? is it because you are married?" tanya Dinda tersenyum getir.

"Kenapa kamu bisa tau?" tanya Alvin heran.

"Minggu lalu waktu kamu sakit aku dateng kerumah, kamu enggak perlu jelasin, Mama kamu udah jelasin semuanya," ujar Dinda dengan wajah datar.

"I am sorry," lirih Alvin.

Tak ada sahutan dari Dinda, ia hanya tertunduk.

"I am sorry Din," ucap Alvin lagi.

Dinda sudah tak tahan, air mata yang ia bendung kini pecah, sesekali ia tepis karena tak mau menangis dan terlihat lemah di depan cowo yang ia cintai.

"Aku boleh peluk kamu untuk terakhir kalinya?" tanya Alvin.

Dinda hanya mengangguk mengiyakan, kemudian mereka berpelukan dengan hangat. Dinda pun menangis di dalam pelukan Alvin.

"Perjodohan gila ini yang misahin kita Din, aku harus menuruti semua keinginan orang tuaku. Maafin aku untuk semuanya," lirih Alvin.

"Kamu enggak salah, takdir lah yang kejam pada hubungan kita," balas Dinda.

"Sekali lagi aku minta maaf," ujar Alvin.

"Hm," balas Dinda kemudian melepaskan pelukannya pada Alvin.

"Maaf aku enggak bisa nepatin janji untuk rayain anniversary kita yang ke satu tahun," ucap Alvin sembari menyerahkan sebuah kotak pada Dinda.

"Ini apa?" tanya Dinda heran.

"Hadiah anniversary kita yang gagal," balas Alvin tersenyum getir.

Dinda langsung membuka kotak itu dan ternyata isinya adalah kalung.

"Untuk apa kasih aku benda seperti ini? supaya aku inget terus sama kamu?" tanya Dinda menatap lekat wajah Alvin.

"Bukan gitu, itu aku kasih sebagai permintaan maaf Aku, kamu terima ya," balas Alvin.

"Oke," ujar Dinda mengiyakan.

"Kalo gitu aku pulang ya, kamu jaga diri baik-baik," ucap Alvin.

"Hm, aku akan berusaha lebih baik tanpa kamu," balas Dinda berusaha menutupi lukanya dengan senyuman.

"Oke aku pamit dulu," ucap Alvin kemudian beranjak pergi dari rumah Dinda.

Dinda menatap sendu kepergian Alvin, tak percaya hubungannya akan berakhir seperti ini. Padahal sebelumnya mereka sudah berjanji untuk merayakan anniversary mereka yang ke satu tahun di puncak. Tapi kenyataannya memang pahit, takdir tidak berpihak pada hubungan mereka.

Dinda mengepal kedua tangannya dengan menahan seluruh emosi dan amarahnya saat ini, laki-laki yang ia cintai kini sudah berada di tangan wanita lain.

Saat malam tiba Alvin bersantai di kamarnya.

"Oh iya, tadi Momy telepon katanya acara praktek nikah tadi seperti sungguhan mereka pada seneng," ujar Leoni sembari melihat beberapa buku pelajaran.

"Iya pasti mereka senang lah, apa yang jadi keinginan mereka tercapai," balas Alvin sibuk dengan ponselnya.

"Lo kenapa lesu gitu?" tanya Leoni menatap Alvin.

"Gue udah putus sama Dinda?" jawab Alvin.

"Serius? terus gimana?" tanya Leoni menghampiri Alvin yang duduk di atas tempat tidur.

ALLE | PERJODOHAN SMA (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang