Tugas Praktek Nikah

78.3K 2.8K 76
                                    

Jam pelajaran pertama di kelas XI IPA 3 adalah mata pelajaran Agama.

"Baik anak-anakku sekalian mohon perhatiannya," ucap Pak Adi.

"Iya pak," jawab salah satu murid.

"Materi bab pernikahan untuk pelajaran kali ini sudah selesai. Kalian juga sudah belajar beberapa teori dan pembahasan mengenai pernikahan, jadi untuk tugas kalian di ujian mid semester ini adalah praktek nikah," ucap Pak Adi.

"Apa?!!" kaget semua anggota kelas.

"What demi apa?!" kaget Stefani.

"Praktek nikah Pak? beneran?" tanya Zion.

"Di laksanakan seperti pernikahan beneran Pak?" tanya Aran.

"Ya iyalah namanya juga pernikahan gimana sih kamu," balas Pak Adi.

"Terus gimana Pak?" tanya Belvia.

"Siapa yang bakal jadi pengantinnya?" tanya Nara.

"Setiap kelas yang Bapak ajar mereka semua menyetujuinya dan kalian akan mendapatkan peran yang akan Bapak bagikan nanti, ada yang menjadi pengantin, orang tua, penghulu, saksi dan lainnya sebagaimana mestinya pernikahan," ucap Pak Adi menjelaskan.

"Oke langsung aja, Bapak akan tuliskan nama kalian di papan tulis dan sekaligus perannya. Setelah bapak tulis satu persatu tidak ada yang boleh membantah ataupun menukar peran yang sudah bapak berikan," ucap Pak Adi.

"Iya deh pPk, saya terima peran apa aja," sahut Zion.

"Lo jadi penghulu aja njir haha," celetuk Kayla.

"Emm boleh juga," balas Zion terkekeh.

"Lo cocoknya jadi babu," timpal Aran pada Zion.

"Ahaha, jadi pelayan aja," sahut Zaki.

"Sudah, diam dan lihat baik-baik," ucap Pak Adi.

Pak Adi mulai menulis, sementara semua murid terfokuskan pada Pak Adi.

-Pengantin laki-laki : Alvin
-Pengantin perempuan : Leoni

-Ortu Alvin
Ayah : Zion
Ibu : Kayla

-Ortu Leoni
Ayah : Aran
Ibu : Stefani

-Mc : Belvia
-Penghulu : Zaki
-Baca Al-Qur'an : Sandi
-Do'a : Ari
-Saksi 1 : Reza
-Saksi 2 : Faris

Selebihnya sebagai Anggota keluarga dan tamu undangan.

"What?!" kaget Leoni ketika melihat namanya terlihat jelas di papan tulis menjadi pengantin wanita.

"Anjir, enggak salah itu Pak?" tanya Alvin tak terima dengan apa yang ia lihat.

"Haha Dejavu gue mah," ucap Aran.

"Keingat sesuatu enggak sih?" sammbung Zion sembari menatap Alvin.

"Diem kalian!" Alvin memberi tatapan tajam pada Aran dan Zion.

"Pak, kenapa harus saya yang jadi pengantin wanitanya?" bantah Leoni.

"Saya juga enggak mau Pak!" tegas Alvin.

"Semuanya sudah menjadi keputusan Bapak, jika ada yang bantah Bapak berikan nilai nol untuk kalian semua!" ancam Pak Adi.

"Syukurin aja kali, semua orang juga mau dapet peran tapi yang di pilih yang good looking," sahut Ayu.

"Kalo lo mau, yaudah gantiin gue!" ucap Leoni.

"Kalo bisa gue mau, tapi keputusan udah bulat gimana dong," balas Ayu.

"Apa sih cuma praktek doang kok, jangan berantem," sahut Belvia.

"Ngapain praktek anjir, kan udah nikah beneran" batin Alvin.

"Stop! jenapa pada ribut? Bapak tidak memilih berdasarkan penampilan! semuanya berdasarkan pengamatan yang Bapak lihat selama ini! jangan ada di antara kalian merasa iri dengki terhadap sesama teman sekelasnya," ucap Pak Adi.

Suasana menjadi hening setelah Pak Adi melerai pertengkaran adu mulut di antara mereka.

"Kalian bisa iuran bersama atau mengajukan proposal kepada bendahara sekolah dan kepala sekolah untuk kegiatan yang akan kalian lakukan," ucap Pak Adi.

"Sebaiknya pakai dana sekolah aja Pak biar enggak ribet, nanti dekorasi dan kebutuhan lainnya kita laksanakan di aula aja," ucap Kayla memberikan saran.

"Bagus juga, itu kesepakatan kalian bersama silahkan diskusikan. Batas waktu untuk kalian latihan dan menyiapkan semuanya hanya dua Minggu. Setelah semua selesai panggil Bapak untuk menilai, Bapak juga undang guru-guru yang lain untuk menyaksikan," ucap Pak Adi.

"Oke pak siap," balas Zaki.

"Di bikin video enggak Pak?" tanya Aran.

"Iya harus dong, kalian harus bikin video lengkap dari awal proses pernikahan sampai acara selesai. Nanti videonya akan Bapak upload di YouTube sekolah supaya dapat di lihat oleh banyak orang dan dapat menjadi edukasi bagi semuanya," ucap Pak Adi.

"Baik Pak" jawab semuanya.

"Kalau begitu silahkan kalian diskusikan bersama, Bapak mau ke kantor," ucap pak Adi.

"Iya Pak"

Setelah Pak Adi keluar dari kelas suasana yang tadinya hening kini menjadi riuh.

"Apaan si anjir, masa gue?" gumam Leoni tak terima.

"Enggak apa-apa, toh hanya praktek juga," ucap Stefani.

"Anggap aja beneran haha," timpal Zion tertawa.

Alvin dan Leoni menatap tajam ke arah Zion secara bersamaan.

"Santai bro, kalem dong," ucap Zion.

"Kenapa sih enggak ada takdir baik yang dateng ke gue!" kesal Leoni menggerutu.

"Udah lah, terima aja apa yang udah menjadi takdir dari pada enggak dapet nilai sama sekali," ucap Nara.

"Bener tuh, mending kita diskusi apa yang perlu kita butuhkan, sama menu makanan apa yang akan kita hidangkan, kan kata Pak Adi para guru bakal ikut menyaksikan," sambung Reza.

"Eh, iya juga ya, pasti ini kek nikahan beneran njir," sambung Belvia.

"Semua perlengkapan mulai dari dekorasi, makanan, baju dan lainnya biar gue yang urus kita tinggal latihan ijab qobul dan syarat pernikahan, kalian enggak usah pikirin yang lainnnya pasti aman," ucap Alvin.

"Aaa enggak sia-sia gue temanan sama anak konglomerat kek lo," ucap Aran.

"Babang Alvin baik deh," ucap Zion sembari memukul gemes lengan Alvin.

"Apa sih jijik anjing," Alvin bergidik ngeri.

"Alvin jangan kasar ya, saya ini ayah kamu," tegur  Zion.

"Ayah kepala lo!" ketus Alvin.

"Syukur deh kalo semuanya aman, jadi kita enggak perlu repot mikirin," ucap Kayla.

"Untung aja satu kelas sama anak pemilik sekolah ini," sahut Zaki.

"Iya dong kalian harusnya bersyukur" balas Alvin tersenyum dengan bangga.

"Najis!" Celetuk Leoni.

"Leoni kenapa sih? lo bakal jadi istri gue loh, masa enggak seneng gitu," ucap Alvin.

"Jijik tau nggak?" kesal Leoni.

"Udahlah nanti kalo nikah beneran tau rasa kalian," ujar Stefani.

"Kalo nikah beneran, gue harus cepat cerai! enggak tahan gue sama modelan cowo kek dia," ucap Leoni.

"Heh! gue juga ogah kali sama lo," balas Alvin tak mau kalah.

"Kenapa kalian malah berantem?" tanya Belvia.

"Biasalah pertengkaran suami istri, maklumi aja," ucap Zion.

"Kalo mereka berantem enggak usah hiraukan," sambung Aran.

"Iya sih, anggap aja pertengkaran suami istri haha," ujar Stefani.

£

Jangan lupa vote dan komentarnya ya
Follow author untuk mendapatkan notifikasi cerita terbaru 🧡🤗

ALLE | PERJODOHAN SMA (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang