"Ini pertama kalinya Mamah menginjak sebuah kesalahan." Shinomiya mulai menyentuh lengan Koizumi.
"Mamah tidak seharusnya membandingkan sesuatu terutama lagi untuk Mamah sendiri yang diperbandingkan dengan diriku saat ini."
"Padahal kita semua tahu bahwa Mamah dan Shinomiya memiliki awal kehidupan yang berbeda." Ketika Shinomiya berbicara seperti itu kedua mata Koizumi terbuka lebar.
Koizumi tahu bahwa dia sudah memberikan asuhan yang sangat baik terhadap Shinomiya sampai dia berpikir untuk tidak membandingkan sesuatu yang sangat berat sebelah.
"Shinomiya di masa lalu atau mungkin sekarang... aku... ya, aku. Aku juga memiliki rasa takutnya sendiri yaitu tidak bisa menghentikan semua kekuatan dan kemampuan yang selalu aktif ini."
"Jadi... jadi kita harus bisa menanganinya dengan cara masing-masing yang setidaknya bisa bermanfaat untuk ke depannya." Shinomiya mulai meraba kedua pipi Koizumi.
"Mungkin, tapi... Mamah selalu memarahi dirimu ketika kekuatan dan kemampuanmu itu terlepas secara berlebihan."
"Itu adalah hal yang wajar, Mamah! Marahi aku! Edukasi lah diriku agar bisa menjadi yang lebih baik untuk ke depannya!"
"Proses itu ada... bahkan ketika kita sedang dalam masa-masa yang damai, proses baru akan tetap muncul dimana Mamah dan Papah perlu mempertanggungjawabkannya."
Koizumi mulai memeluk Shinomiya lalu membuatnya duduk di atas pangkuan sampai kepala putrinya itu menerima bantalan yang begitu empuk dari puncak kepalanya.
"Apakah kamu pernah berpikir ketika seorang Ibu tersenyum melihat perkembangan putrinya dapat bertambah semakin kuat?" Tanya Koizumi.
"Mamah marah ya...?" Shinomiya sempat berbicara itu karena dia takut keliru dengan ucapan yang dikatakan sebelumnya.
"Marah, atau mungkin... tidak nyaman, atau... ya, mungkin marah bisa terhitung."
"Akan menjadi masalah jika Mamah tidak bersikap seperti itu padaku. Tertawa atau mungkin marah atau apapun itu kesannya baik-baik aja. Semuanya bisa dibilang sama."
"Benarkah?"
"Aku tidak keberatan jika Mamah memarahi diriku karena kesalahanku sendiri."
"Ketika aku nakal... ketika aku tidak menurut... dan ketika aku tidak bisa mengontrol kekuatan serta kemampuanku."
"Walaupun aku menangis, itu artinya aku sadar bahwa diriku ini salah sampai harus introspeksi diri."
"Tetapi perasaan dan juga emosi dapat membantu orang-orang untuk tumbuh karena mereka senang, dan orang-orang yang bisa tumbuh karena mereka merasakan frustrasi."
"Mungkin semuanya sama saja."
"Siapa yang bisa melangkah lebih maju, mungkin, tergantung orang yang bertanya..." Shinomiya mulai memegang dagunya sendiri sampai Koizumi terkekeh ketika melihat kebiasaan suami dan sepupunya yang sudah melekat pada putrinya sendiri.
"Mungkin sudut pandangku... selama diri sendiri sudah sepenuhnya waspada dengan perlengkapan maka tidak akan ada sedikit pun masalah!"
"Jika bersenang-senang adalah sumber tenaga maka memikirkan senyuman Mamah dan senyuman keluargamu sendiri lah yang membuat dirimu berkembang lebih baik dari besok yang dapat kau lakukan sekarang."
"Jika merasakan frustrasi adalah sumber tenaga maka memikirkan penderitaan diri sendiri dan semua keluargamu sendiri lah yang membuat dirimu berkembang lebih baik dari besok yang dapat kau lakukan sekarang."
"Keduanya lebih baik dari perbandingan apapun itu. Semua orang berbeda." Shinomiya tersenyum kepada Koizumi dimana dia tak bisa melihat wajahnya karena terhalang oleh dada besarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder IV
FantasySebuah halaman baru telah muncul untuk ditulis dengan narasi yang menjelaskan kisah tentang seorang pejuang. Namun... halaman baru ini menerima tambahan dari halaman yang berasal dari naskah untuk ke depannya, dua halaman yang menyatu hingga mencipt...