[B1] Nyonya Adalah Sosok Sensasional Di Kota

220-222

Bab 220: Menekanmu ke Tembok

"Kakak ipar Kedua, apa yang kamu lakukan di sini?"

Yan Jinyi berdiri di lantai dansa dan bergoyang mengikuti musik. “Pukul dia. Sampah itu.”

Kelopak mata Huo Qingyuan berkedut. 'Siapa yang memprovokasi Kakak Ipar Kedua lagi? Dia benar-benar datang ke sini sendirian!’

"Di mana adik perempuanmu itu, Huo Qingyuan?"

"Dia masih dalam perjalanan."

Huo Qingyuan mengikuti Yan Jinyi dan berjalan mendekat.

Tiba-tiba, Yan Jinyi memperhatikan bahwa telepon di sakunya bergetar.

'Siapa yang meneleponku jam segini!?!'

Dia mengeluarkan ponselnya dengan marah dan melihat ID penelepon, hanya untuk menemukan nomor yang familier.

"Huo Qingyuan, siapa yang menelepon?"

Huo Qingyuan melirik sekilas sebelum segera menarik Yan Jinyi dan berlari keluar bar. "Kakak ipar kedua, cepat jawab, itu dari Kakak Kedua!"

'Huo Xishen?'

'Babi harus terbang. Mengapa Huo Xishen menelepon ku?’

"Kakak ipar Kedua, angkat, aku belum pernah melihat Kakak Kedua mengambil inisiatif untuk memanggil wanita mana pun sebelumnya."

Yan Jinyi melirik Huo Qingyuan dengan tatapan aneh. 'Aku Kakak ipar Kedua mu, bagaimana aku bisa dibandingkan dengan wanita lain? Tapi sekali lagi, bagaimana jika Huo Xishen berencana untuk mencairkan kartu hitamku!?’

Yan Jinyi mengangkat dengan tegas dan segera, dia mendengar suara berat Huo Xishen. "Kenapa lama sekali kamu menjawabnya?"

"Aku sedang bersenang-senang jadi aku tidak mendengar telepon berdering, oke?"

Huo Xishen berhenti selama beberapa detik. “Aku mendengar tentang kemenanganmu hari ini. Istriku, kamu punya taktik yang mengesankan.”

"Kamu menyanjungku, aku tidak ada apa-apanya dibandingkan denganmu!"

Yan Jinyi terkekeh dengan senyum tidak tulus.

Berpura-pura tidak mengerti, Huo Xishen bertanya, “Kami belum bertemu satu sama lain dalam dua hari. Apa kau masih merindukanku?”

Yan Jinyi ingin mengatakan tidak tetapi sebuah ide tiba-tiba muncul di benaknya dan dia tersenyum licik. “Ya, aku merindukan otot-otot mu dan aku yakin mereka akan luar biasa untuk disentuh. Aku juga merindukan bibirmu. Mereka kurus dan aku ingin tahu bagaimana rasanya mencium mereka.”

Huo Qingyuan membelalakkan matanya karena terkejut.

'Brengsek!'

'Kakak ipar Kedua sebenarnya menggoda Kakak Kedua secara terbuka! Dia sangat agresif!’

Mendengar kata-kata cabul Yan Jinyi, Huo Xishen terbatuk untuk menyembunyikan rasa malunya. "Kamu cukup bernafsu, ya?"

“Itu hanya sifat manusia untuk bernafsu. Selain itu, aku sudah lama mendambakan wajah dan tubuhmu. Aku tidak akan berhenti merasa tergoda sampai suatu hari aku mendapatkan tangan mu.”

“…”

"Istri ku benar-benar luar biasa."

Huo Qingyuan berharap dia bisa mengubur kepalanya ke dalam tanah.

'Ya Tuhan! Apa yang baru saja aku dengar? Apakah Kakak Ipar Kedua menggoda Kakak Kedua seperti ini sepanjang waktu? Kakak Kedua, apa yang akan bawahanmu pikirkan jika mereka mendengar ini?’