"Lo harus tahu tadi muka Pak Reganteng pahit banget," jelas Olla heboh. Mimiknya berubah hiperbola seolah sedang memperagakan situasi tadi pagi. "Kayak hampir semua orang di kelas kena semprot dia. Aturan harus tanda tangan maju satu-satu ke depan biar nggak ada yang bisa nitip absen. Ditambah hampir separuh kelas yang telat, bayangin chaos-nya tadi pagi di ruangan kayak apa."
"Mana ngajarnya sengak banget lagi, akhir kelas malah ngasih bonus tugas seabrek. Nggak biasanya Pak Regan kayak gitu," cerocosnya lagi. "Gue sampai lupa kalau Pak Regan punya lesung pipi saking sangarnya hari ini. Gilanya berlagak jahat aja beliau malah makin ganteng brutal. Kacau emang!"
"Lo lagi maki apa muji dia sih?" protes Lona tidak mengerti. "Nadanya marah-marah kayak orang emosi ujung-ujungnya selalu bilang Pak Nanta ganteng."
"Pak Reganteng!" ralat Olla. Hampir semua mahasiswi memang menjulukinya 'Pak Reganteng' karena visualnya yang berpotensi membuat kaum hawa terkena serangan jantung.
"Manggil Pak Nanta juga sama aja kali, orang namanya Regananta," sewot Lona. "Orangnya juga nggak pernah protes aku panggil gitu."
"Lo kelihatannya nggak pernah peduli tapi lo sebenarnya lagi caper 'kan manggil dia beda sendiri," sindir Olla balik.
"Emang iya," sahut Lona cuek.
"Anjir sudah beristri woe!" tegur Olla sok bijak. Lupa jika dirinya sendiri juga suka centil pada Regan sama seperti mahasiswi lain.
"Kalau nggak jadi istrinya 'kan masih bisa jadi pacarnya," kelit Lona tidak kehabisan akal.
"Gila, bener juga!" ceplos Olla semakin melenceng dari topik utama. Bukannya kembali ke jalan yang benar Olla malah terinspirasi.
Lona merotasikan kedua obsidiannya malas.
Sejak tadi Olla terus bicara bak kaset rusak di sampingnya, sedangkan Lona hanya menanggapinya datar. Mengomel tentang hectic-nya pagi ini. Dimulai dari dirinya sendiri yang masuk kelas dengan masih memakai helm ojol saking buru-burunya. Beberapa mahasiswa kena damprat karena terus menguap sampai ketiduran di kelas. Ada juga mahasiswa lain yang dilarang masuk karena telat yang kini berakhir menunggu di ruang dosen. Regan memberi hukuman pada mahasiswa yang tidak mengikuti kelas hari ini dengan mengumpulkannya di depan ruang dosen untuk menemuinya.
Sialnya, Regan sendiri sedang tidak ada di tempat. Katanya nanti ia akan kembali setelah mengurus pekerjaan di biro arsiteknya. Nyatanya hampir satu jam menunggu, sosok dosen muda itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Kayaknya hari ini Pak Regan sengaja ngerjain mahasiswanya," bisik Olla masih lanjut ber-ghibah. "Mood-nya kelihatan jelek banget. Lagi ada masalah kali ya sama istrinya?"
"Lagi ada masalah sama selingkuhannya kali."
"Astagfirulloh, mulutmu Sayang!"
Olla mengelus dadanya tidak habis pikir. Ditambah air mukanya yang prihatin dibuat-buat ia kembali berucap. "Nggak mungkin Pak Reganteng kayak gitu. Buktinya dia bisa menerima istrinya apa adanya. Husband material banget, nggak salah gue nge-fans sama beliau."
"Eksistensi pria paket lengkap kayak Pak Reganteng itu satu banding seribu!" Olla sudah mirip dengan sales yang sedang melakukan promosi gencar.
Sejak Regan direkrut menjadi dosen di sana, sosoknya yang populer membuat informasi kehidupan pribadinya juga ikut digali. Saat pertama kali Regan datang sebagai alumni sekaligus pengisi seminar, banyak yang heboh mengklaim bahwa Regan adalah tipe lelaki yang mereka cari selama ini. Pintar, mapan, kaya dan cakap, semua kriteria itu melekat padanya. Lalu saat informasi mengenai Regan yang baru menikah terdengar beberapa hari berselang, seketika hari itu langsung dinobatkan sebagai hari patah hati sefakultas teknik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘍𝘢𝘷𝘰𝘳𝘪𝘵 𝘗𝘰𝘴𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯
Romance[ 𝐉𝐉𝐇 𝐀𝐔 ] Tentang Velona Kahesa yang menghalalkan segala cara demi membalaskan dendamnya. Tentang Regananta Jeffrian yang mendua demi meluapkan ketidakpuasan atas keadaannya Tentang Windelina Adelia yang nekat memanipulasi demi mendapatkan cin...