Senyum itu terbit kembali, melihat kedua anaknya yang akur duduk didepan tv. Langkahnya mendekati kearah keduanya.
"Abang mau ganti, adek ga papa?" Tanya Eureka yang biasa dipanggil Reka oleh Ayah dan Mamahnya.
Mata bulat putrinya, menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju akan apa yang baru saja abangnya katakan.
"Kenapa si?" Suara itu membuat Reka dan Alesha menoleh bersamaan.
"Ayah, Abangkan mau ganti. Abang udah ngalah tadi sama Adek." ucapnya kepada sang Ayah.
Iqbaal mendekati putrinya, "Adek gantian ya, kan harus berbagi sama Abangnya."
Alesha sudah berkaca-kaca, "kan tadi Abangnya udah nonton kartun kesukaan Adek, sekarang gantian ya. Kan gantian Adek nonton ditemenin Abang. Boleh?"
"Coba Abang ngomong lagi sama Adek, pasti boleh."
"Kalo Adek mau nonton lagi ga papa, Abang ga jadi nontonnya."
"Boleh ya?" Tanya Iqbaal kepada Alesha, jawaban Alesha menganggukan kepalanya membuat Iqbaal tersenyum.
"Makasih ya Adek." kata Reka.
Iqbaal mencium puncak kepala putrinya, dan mengelus punggung putranya.
"Abang." suara Alesha membuat atensi Reka teralihkan, "kenapa Adek?"
"Adek mauuu" yap, Reka sedang makan coklat yang memang sudah diberi jatah. Milik Alesha sudah habis sejak tadi.
"Kan tadi punya Adek udah abis, ini punya Abang."
"Ayah. " Rengek Alesha.
"Adek, dengerin Ayah ya. Kan punya Adek udah abis, itu punya Abang. Kalo Adek banyak makan coklat nanti giginya ompong mau?"
Alesha lantas merangkak memeluk Iqbaal, memeluk lengan Ayah nya ini.
"Ga usah nangis ya, besok kalo libur makan lagi. Kan ga boleh makan banyak, udah dikasih satu satu kan sama Mamah."
Alesha menganggukan kepalanya, "Mamah belum pulang?"
"Bentar lagi pulang, kan lagi hujan. Nunggu reda ya. Kasian Mamah kalo ngebut ngebut."
Alesha melepas pelukanya, mulai menaiki kepala sofa. "Adek mau, astagfirullah jatuh nanti lah nak."
"Adek kamu ngapain?" Tanya Reka dengan tertawa membuat Iqbaal ikut tertawa.
"Pasti udah ngantuk itu Ayah." ujar Reka kepada Iqbaal.
"Tadi siang Adek ga mau tidur si, yuk tidur sama Ayah." ajak Iqbaal kepada Alesha.
Alesha enggan bergerak, membuat Iqbaal memegangi tangan Alesha. Takut-takut putrinya tidur. Kadang Alesha memang suka tidur dimanapun.
"Abang, coklatnya udah abis?"
"Udah, Abang tidurnya nunggu Mamah ya Yah."
"Adek uga." Suara Alesha membuat keduanya tertekeh.