Iqbaal sedang berada di salah satu cafe bersama rekan bisnisnya.
"terimakasih pak, atas kerja samanya. Kira-kira kita akan bisa berangkat ke perusahaan bapa kapan?" tanya pria berumur kepada Iqbaal.
"saya harap secepatnya, namun jika saya tidak bisa berangkat masih ada sekertaris saya yang dapat menemani bapa" ujar Iqbaal dengan melepas jabat tanganya.
Pria berumur itu lantas beranjak dari kursi ia menepuk bahu Iqbaal sebentar.
Iqbaal memiliki jadwal untuk reading hari ini. Membuat ia menghela nafas beratnya.
"kangen (namakamu) sama Reka gua" Iqbaal mengeluarkan ponselnya guna menghubungi istrinya melalui video call.
''apa Baal?''
"Reka lagi ngapain?" tanya Iqbaal kepada istrinya
"maen sama Ziel kenapa emangnya?" (namakamu) terlihat sedang membersihkan wajahnya.
"kamu abis dari mana?" Iqbaal memainkan bibirnya dengan menggigit bibir bawahnya.
"kondangan, gimana sukses?"
"atas doa kamu, semua berjalan sesuai babe. Makasih ya sayang"
"kamu ke wtf lagi?"
"iya ini, aku 3 hari full sayang. Kamu sama Reka ga ada niatan kesini juga?" Iqbaal memijit pelipisnya sebentar.
"engga. Reka nanti malem jatah ngaji dirumah sama Ziel. Dia ga akan mau pergi juga kalo udah sama Ziel'' Reka memang betah dirumah karena Ziel tetangga rumahnya yang main bersama Reka.
Kebetulan umur mereka itu sama. Ziel anak dari Caitlin dan Karel.
"awas nak, itu mainannya pinjemin sama teteh Shenna"
"Shenna disitu yang?''
"iya sama bunda sama ayah juga, teteh lagi ada acara sama ka Adi" ujar (namakamu)
"aku mampir kerumah dulu kalo gitu ya?"
"jangan bikin Reka rewel deh, udah sana. Jangan bikin anak sama istri uring-uringan"
"ya udah, aku matiin dulu ya. Assalamu'alaikum''
"waalaikumsalam''
***
Malam ini Iqbaal masih di acara we the fest. Tiga hari full ia datang keacara tersebut menjadi penghibur bagi mereka.
Iqbaal tertawa dengan beberapa sahabatnya. Ia juga berselfi ria dan foto dengan beberapa gadis atau wanita disini.
Ada salah satu gadis yang Iqbaal cium dan post fotonya di instagramnya. Ia tak memikirkan perasaan istrinya atau ia lupa akan itu.