Iqbaal berada dikamar bersama Reka dan Alesha pastinya, tapi tidak dengan (namakamu) yanh berada dibawah bersama dengan Tita dan yang lainya.
Iqbaal berada dikamar karena ia baru saja pulang, sangat lelah. Reka dan Alesha kebetulan tertidur sewaktu Iqbaal belum pulang.
Pintu kamar terbuka, menampakan istri cantiknya yang mendekatinya "kok ga tidur?"
"aku ga bisa merem"
"Alesha sama Reka pules banget ya." (namakamu) mengelus pipi Alesha.
"dia makin bulet aja ya pipinya."
"iya, kan dia kaya mamahnya dongg." kekeh (namakamu) duduk dipinggiran ranjang.
"aku ngerasa udah tua banget yang, masa kena angin malem aja aku udah ga kuat." terang Iqbaal menarik selimut guna menutupi tubuhnya.
"wajarlah, anaknya juga udah dua." cengir (namakamu).
"Alesha mirip aku ya, Reka juga mirip aku. Ternyata mereka berdua fans aku ya."
"tawain jangan?"
"ah kamu, dilanisme ya?"
"kamu mau istrihat apa mau cerita sama aku?" (namakamu) mengelus rambut hitam Iqbaal.
"untuk saat ini, aku mau peluk kamu."
"okey" (namakamu) memeluk Iqbaal, posisi sekarang adalah (namakamu) ikut bergabung tidur bersama Iqbaal dan kedua anaknya.
"aku udah cape, pingin pensiun didunia entertaiment. Aku mau fokus kerja dikantor, pingin liat anak-anak manja berangkat sama aku. Ga kaya gini, kadang aku berangkat mereka belum bangun dan pulang pas mereka tidur juga." keluh Iqbaal membuat (namakamu) mengelus punggung Iqbaal saat ini, ia tahu Iqbaal sedang lelah dan ia butuh istirahat.
"tidur dulu ya, nanti malem kita bicarain masalah ini." Iqbaal menganggukan kepalanya, ia bersyukur memiliki istri yang selalu memberinya support.
***
Iqbaal dan Omen kebetulan sedang berada diluar rumah, ia sedang mencari sesuatu.
"gue si tinggal ambil, tapi ga kek bocah emang?" Iqbaal mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
"ga lah, jarang-jarang kek gini kan?"
"iya sih."
"dicoba aja, itu dekor dirumah juga udah selesai."
"cepet ya, gue rada kasian sama (namakamu) make diboyong segala kerumah bunda. Gue kasian."
"demi sebuah perjuangan harus ada pengorbanan." Omen terkekeh setelah berucap barusan.
"ya betul si."
Sesampainya dikediaman Iqbaal, semua sudah tertata rapi. Ia tersenyum bahagia, kerja kerasnya saat ini ia lihat.
"bagus ya."
Iqbaal menganggukan kepalanya, ia memotretnya. Pemandangan yang membuat Iqbaal tak hentinya tersenyum.
"Alesha tadi rewel ga?" Iqbaal duduk disofa putih miliknya.
"engga, kayaknya ngerti dia." kekeh Karel dengan rokok digenggamanya.
Iqbaal lantas mengambil satu batang rokok, mulai menghidupkan dan menghisapnya.