Iqbaal memasuki kamarnya, melihat (namakamu) yang duduk bersandar dikepala ranjang.
Istrinya habis mandi, handuk berwarna ungu masih berada dikepala sang istri.
Untuk mengeringkan rambutnya pastinya.
Iqbaal menaiki kasur, istrinya masih fokus dengan menonton film diponsel.
"yang."
(namakamu) melirik Iqbaal sebentar.
"dengerin aku yang."
"iya apa." jawabnya tanpa mengalihkan tatapanya diponselnya.
"jangan nontonin ini mulu ah." Iqbaal menggenggam tangan kanan (namakamu).
"kamu mau ikut aku kemana pun aku pergi kan?" Iqbaal menatap kedua mata sang istri, yang membuatnya jatuh cinta.
"kamu mau syuting?"
"gimana kamu mau kan?"
"iya mau kemana?"
"kamu kan aku tanya." kesal Iqbaal, membuat (namakamu) mencubit pipi Iqbaal dengan berucap. "utuu uluuuh."
"kamu packing baju aku, Reka, Alesha sama kamu."
"iya mau kemana dulu."
"suka-suka aku lah." jawab Iqbaal seadanya saja.
(namakamu) lantas menabok pelan pundak Iqbaal, "suka-suka kan bawa baju apa, baju panas, baju dingin apa bikini."
Iqbaal merangkak melewati (namakamu), dan berdiri disamping ranjang.
"ayoo ah."
"apa sih!"
"kamu packing, cepet!"
"ga bawa apa-apa lagi?" tanya (namakamu) masih duduk diranjang, telapak tangan kirinya digenggaman Iqbaal.
"ga, bawa baju sehari-hari. Buat berbulan-bulan."
"sebulan gitu?" kaget (namakamu) kepada Iqbaal.
"berbulan-bulan."
"jangan suka bercanda deh, mau bawa berapa koper?" (namakamu) melepas genggaman Iqbaal.
"bawa seadanya aja, kalo kurang kita bisa beli." ujar Iqbaal.
"iya kemana dulu sayang." lirih (namakamu) kepada Iqbaal.
"orang suka-suka aku, cepet. Aku kekamar Reka dulu. Kamu packing, 15 menit haru selesai."
"kamu yang bener aja, aku sendirian nge packing baju kalian ga bisa dong cuma 15 menit, suka khayal deh." kata (namakamu).
Iqbaal meninggalkan (namakamu), sedangkan (namakamu) yang disuruh malah tidur. Menyelimuti tubuhnya dengan selimut.
Iqbaal memasuki kamar Reka, putranya sedang bermain dengan Ziel, Alesha dan Aya.
"bang sini bentar."
Reka mendekati Iqbaal, "kenapa yah?"
"mau ikut ayah pergi kemana pun ayah pergi? tanya Iqbaal.
"Ya, siniin Alesha nya."
Aya mendekati Iqbaal dan menyerahkan Alesha digendong ayahnya.
"gimana mau ikut?"
"mau."
"janji?"
"janji."
"ga papa, ga sekolah?"
"ga papa."
"ya udah, abang packing baju sendiri."
"bantuin lah."