Iqbaal menyusul (namakamu) kerumah bunda Rike, dengan mengendarai mobilnya sendirian.
"Assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam"
Iqbaal mencium kening Rike, dan bersalaman dengan Hery ayahnya.
"anget badanmu?" tanya Hery kepada Iqbaal.
"engga yah, mungkin efek panas diluar."
Iqbaal menoleh kepenjuru ruangan.
"nyari (namakamu)?"
"ada dikamar, Alesha ngantuk kayaknya."
"Ale kekamar dulu ya bun, yah."
"iya."
Iqbaal bergegas kekamarnya melihat (namakamu) dan Alesha. Kemana Reka?
"yang"
(namakamu) menoleh mendapati Iqbaal berada dibelakangnya?
"kok disini?"
"aku susul kamu."
"sama siapa?"
"sendiri."
"mampir ketemu doi dulu engga?"
"engga sempet."
Iqbaal yang merasa pusing, mendekat keranjang. Merebahkan tubuhnya kepalanya masih pusing.
"masih pusing?"
"masih, aku tidur ya. Em iya, Reka kemana?"
"pergi sama teh Ody keluar, kamu tidur aja. Aku mau nidurin Alesha juga."
Alesha mengelus pipi Iqbaal pelan, ia mendekatkan bibir mungilnya dipipi Iqbaal.
"kasian ya ayah sakit, bandel si diomongin mamah. Ayahmu itu harus diancem dulu biar nurut, kalo engga suka ngeselin." curhat (namakamu) kepada Alesha, meski putrinya hanya mengangguk saja.
Iqbaal menggengam telapak tangan (namakamu), (namakamu) menoleh ke Iqbaal.
"aku minta maaf."
"sebenernya aku males maafin kamu, nanti pasti diulang lagi. Aku pernah bilangkan, boleh temanan sama siapapun itu. Tapi kamu itu public figur yang selalu jadi sorotan, berpikir kedepan ada Reka sama Alesha yang bakal tau dunia kamu."
"aku ngomong kaya gini, ga bosen ngasih tau kamu karena aku sayang sama anak-anak."
"aku ga pernah marah sama kamu, aku cuma kesel sama kamu. Kamu ga pernah ngambil keputusan yang bener, gunanya aku itu bantu kamu buat keputusan yang bener. Gada istri yang mau suaminya dijauhin sahabat karibnya, gada istri yang bisa menempatkan posisi marah sama seneng pas suaminya lagi sedih dan ga ada istri yang mau berantem masalah itu-itu aja."
Terang (namakamu) panjang lebar, Iqbaal menjadi tidak enak hati. Kepala sakit, hati sakit. Fisik dan bathinya sakit bersamaan pastinya.
"aku tau maaf aku ga akan ngerubah apapun, tapi aku beneran gaada apa-apa sama Zidny. Aku sama dia pure temenan, aku harap kamu percaya sama aku."
Alesha sudah terlelap didada bidang Iqbaal, entahlah kedua anaknya sangat dekat dengan Iqbaal.
Alesha yang memang lebih dominan terlihat manja kepada Iqbaal.
"dikira lagi dongeng kali." Iqbaal mengelus punggung mungil putrinya ini.
"kamu istirahat, aku tau kamu capek."
Iqbaal memejamkan matanya, dengan Alesha yang sudah berada disampingnya.
"mamah"
"sutt, ayah sama adek lagi tidur."