Iqbaal tidur dengan baby Alesha disamping kanan dan Reka disebelah kirinya.
(namakamu) duduk disofa menemui Caitlin, Karel dan Ziel. Karena sedang menengok baby Alesha.
Iqbaal menoleh kearah Alesha dan Reka, saat akan beranjak dari ranjang. Alesha menggerakan kedua tanganya membuat Iqbaal mengelus lembur dada baby Alesha.
"sstttt, ayah disini nak." lirih Iqbaal membuat Alesha diam.
"ayah keluar ya nak, mau nemuin tamu." Iqbaal beranjak dari ranjang.
Baru beberapa langkah baby Alesha sudah menangis, membuat Iqbaal mendekati putri kecilnya.
"kok nangis?" (namakamu) sudah berada diambang pintu.
"aku mau keluar, dia nangis." jawab Iqbaal duduk ditepi ranjang.
(namakamu) melihat Alesha yang kembali tenang, membuatnya tersenyum jahil kepada Iqbaal.
"kamu yang ibunya, kok malah aku yang ditangisin kalo pergi.'' gumam Iqbaal.
"tandanya Alesha ga mau jauh-jauh dari ayahnya, sayang.'' cengir (namakamu).
Akhirnya Iqbaal kembali menaiki ranjang, kembali keposisi sebelumnya berada ditengah-tengah Alesha dan Reka.
Iqbaal menyalakan televisi dengan volume kecil, ia melirik (namakamu) sebentar.
''kamu mau makan?" tanya (namakamu).
"laper si, ambilin ya tolong. Anaku ga bisa ditinggalin." ledek Iqbaal kepada (namakamu).
"iya ayah Iqbaal."
Sepeninggalan (namakamu), Iqbaal melihat Reka yang terlelap membelakangi Iqbaal.
Iqbaal mengusap punggung Reka, sedangkan tangan kirinya mengusap dada Alesha.
"tumbuh jadi anak yang berbakti sama ayah sama mamah ya nak." Iqbaal
(namakamu) datang membawa sepiring berisi nasi dan lauk pauknya.
"makan sendiri ya, Caitlin masih diluar." ucap (namakamu) menyerahkan piring berisi nasi kepada Iqbaal.
"makasih." Iqbaal menerimanya.
"air putihnya ini ya." (namakamu) melatakan segelas air putih dinakas sebelah Reka.
"tumben Reka belum bangun jam segini." kekeh (namakamu) membuat Iqbaal melirik Reka.
(namakamu) keluar dari kamarnya, kembali kesofa bersama Caitlin dan Karel.
"Iqbaal ga bisa keluar apa?" tanya Karel kepada (namakamu).
"engga, si Alesha ga bisa ditinggalin sama Iqbaal." jelas (namakamu).
"loh kok?" bingung Karel.
"iya, makanya Iqbaal jarang keluar kamar kecuali gue dikamar." jelas (namakamu).
"emang ga bisa ditinggal, terus jadwal dia?"
''dia ambil cuti, gue gatau si. Paling nanti juga Alesha ga akan susah si."
"Alesha pipinya gemesin ya, pingin cubit." kekeh Caitlin.
"mirip Iqbaal ya."
"sumpah gue cuma numpang lewat aja." kekeh (namakamu) membuat Caitlin dan Karel ikut tertawa.
"gue pulang ya, udah sore. Karel mau ada jalan."
"iya, makasih ya."
Caitlin dan Karel meninggalkan (namakamu). (namakamu) masuk kekamar, ia melihat Iqbaal yang masih makan.