Iqbaal memijat keningnya yang pening, (namakamu) yang enggan ditinggal olehnya membuat ia berpikir keras.
Sejak tadi istrinya memang mual-mual, (namakamu) memang tidak mengidam yang aneh-aneh.
Entah hamil sekarang ia lebih manja terhadap Iqbaal, dahulu sewaktu hamil Reka (namakamu) memang selalu meminta perutnya dielus-elus dan didoakan.
Dan sekarang memang kembali, sehabis shalat lima waktu ia meminta dielus dan Iqbaal mengaji tepat didepan perutnya.
"yang, aku mau syuting dulu sayang." Iqbaal merayu istrinya yang enggan ditinggalkanya.
"kamu disana lama, aku ditinggal terus. Udah gitu Reka pasti ikut kamu." (namakamu) tak mau melepas pelukanya dari Iqbaal.
"yang!" sentak Iqbaal.
Membuat (namakamu) melepas pelukan Iqbaal, ia menatap Iqbaal dengan tatapan tak percaya.
"ya udah sana, aku juga udah ga terlalu minta kamu disini. Ini udah bisa ditinggalin kok." (namakamu) mencepol rambutnya.
(namakamu) beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, (namakamu) menghapus air matanya. (namakamu) menangis.
"gue kenapa si, nangis terus kalo Iqbaal kaya gitu." (namakamu) bermonolog dengan menatap wajahnya didepan cermin hotel.
Sedangkan Iqbaal menghembuskan nafas beratnya, ia mengusap kasar wajahnya. Ia melirik Reka yang masih terlelap.
Iqbaal mendekati kamar mandi, yang terdengar suara gemercikan air.
"yang" Iqbaal mengetuk pintu kamar mandi.
Tak ada sahutan sama sekali, membuat Iqbaal menahan emosi mati-matian.
"YANG, KAMU NGERTIIN AKU KENAPA SI!" teriak Iqbaal membuat reka terbangun akibat teriakan Iqbaal.
Reka yang kaget akhirnya menangis, membuat (namakamu) membuka pintu kamar mandi. Bergegas mendekati Reka.
Sedangkan Iqbaal hanya mematung melihat (namakamu) yang sedang menenangkan Reka.
(namakamu) menggendong Reka, mengelus dada Reka yang berdetak lebih cepat.
"abang mau minum?" tanya (namakamu) dengan menggendong Reka.
Reka menggelengkan kepalanya, ia justru mengeratkan kalungan dileher (namakamu).
"kita pulang aja ya, abangkan besok sekolah ya. Nanti pulang sama mamah sama mba Aya ya." (namakamu) mengelus punggung mungil putranya.
Iqbaal terlonjak kaget ketiga mendengar penuturan istrinya yang akan pulang.
"KAMU APA-APAAN SI KAYA-"
Bentakan Iqbaal terhenti kala (namakamu) menggelengkan kepalanya dan berbicara pelan kepada Iqbaal dengan tenang.
"ada Reka." (namakamu) menatap jengah Iqbaal.
"mau pulang" lirih Reka digendongan (namakamu).
"iya, abang sama mamah sama mba Aya biar pulang ke jakarta ya nak." (namakamu) berbicara kepada Reka dengan nada halusnya.
"abang mau mba aya." Reka berkata diisakanya.
(namakamu) keluar dari kamar hotel, ia akan membawa Reka kepada Aya.
"Aya, ini Reka tolong ya" (namakamu) berkata dengan menurunkan Reka digendonganya.
"iya bu" jawab Aya dengan membawa Reka kegendonganya.
"saya kekamar dulu ya, jagain Reka ya." ujar (namakamu) mencium kening putranya.
"siap bu"
(namakamu) keluar dari kamar Aya, ia kembali lagi kekamar hotelnya.